Supriati dan Ibu-ibu Lainnya di Pangandaran Tekuni Batik Lautan Khas Daerah, Dijual Hingga ke Eropa

Supriati dirikan Mekar Sejahtera Batik sebuah usaha kecil yang diharapkan bisa menumbuhkan kesejahteraan bagi diri, keluarga dan ibu-ibu di sekitarnya

|
Penulis: Padna | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Padna
BATIK KHAS PANGANDARAN - Supriati (34) sedang menunjukkan batik lautan khas Pangandaran karyanya bersama para ibu-ibu lainnya di Dusun Sidomulyo RT 02/01, Desa Sidomulyo, Kecamatan/ Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (29/10/2025). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Di rumah sederhana di Dusun Sidomulyo RT 02/01, Desa Sidomulyo, Kecamatan/ Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, ada tangan-tangan para ibu rumah tangga tampak lincah mengukir malam panas di atas kain putih. 

Suara kompor kecil dan aroma malam yang khas menjadi temanmereka setiap harinya. Seorang pengrajin batik bernama Supriati (34), ibu tiga anak yang enam tahun terakhir menekuni pembuatan batik khas Pangandaran

Dari kerja keras dan ketekunan, Supriati mendirikan Mekar Sejahtera Batik sebuah usaha kecil yang diharapkan mampu menumbuhkan kesejahteraan bagi diri, keluarga, dan sejumlah ibu di sekitarnya.

"Diberi nama Mekar Sejahtera Batik karena kami ingin seperti bunga yang mekar dan membawa kesejahteraan bagi semua," ujar Supriati kepada Tribun Jabar di sela-sela aktivitasnya, Rabu (29/10/2025) siang.

Baca juga: Pagar Jebol Diterjang Ombak, Rusa Cagar Alam Pangandaran Berkeliaran di Pantai Hingga ke Pemukiman

Perjalanan Supriati dalam dunia batik bermula pada 2017. Kala itu, Ia bekerja di satu tempat produksi batik di Bojongjati. Namun, usaha tersebut berhenti pada pertengahan 2019.

"Waktu itu yang punya tempat batik sudah tidak produksi lagi. Akhirnya saya berinisiatif membuka sendiri. Alhamdulillah, dengan izin suami, usaha ini bisa berjalan," ucapnya.

Agar lebih matang, Supriati pun kemudian memperdalam ilmunya ke sejumlah daerah penghasil batik ternama seperti Solo, Yogyakarta, dan Tasikmalaya. 

Pengalaman itulah yang menjadi bekal ketika Ia memutuskan membuka usaha sendiri di kampung halamannya.

Kini, Supriati tidak bekerja sendirian. Ia menggandeng para ibu rumah tangga di desanya untuk ikut serta membuat batik.

"Alhamdulillah banyak tetangga yang mau belajar dan membantu. Sekarang ada tujuh orang ibu-ibu yang terlibat. Kalau pesanan sedang banyak, bisa sampai 15 orang," kata Supriati.

BATIK KHAS PANGANDARAN - Ibu-ibu di Dusun Sidomulyo RT 02/01, Desa Sidomulyo, Kecamatan/ Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sedang membatik motif lautan, khas Pangandaran, Kamis (29/10/2025).
BATIK KHAS PANGANDARAN - Ibu-ibu di Dusun Sidomulyo RT 02/01, Desa Sidomulyo, Kecamatan/ Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sedang membatik motif lautan, khas Pangandaran, Kamis (29/10/2025). (Tribunpriangan.com/Padna)

Di bengkel batiknya, para ibu itu membuat beragam motif yang terinspirasi dari kekayaan alam mulai dari motif terumbu karang, biota laut, hingga ikan marlin ikon Pangandaran.

"Yang penting tidak keluar dari tema biota laut dan flora fauna di Pangandaran. Kadang kami padukan juga dengan motif khas dari luar daerah," ujarnya.

Kain batik hasil produksi Mekar Sejahtera Batik dibanderol mulai Rp 150 ribu hingga Rp 350 ribu per lembar, tergantung bahan, motif, dan warna. "Kalau untuk batik tulis, itu harganya berkisar Rp 450 ribu sampai Rp 2,5 juta," kata Ia.

Kebanyakan pembeli berasal dari wilayah lokal Pangandaran dan wisatawan yang berkunjung. Bahkan, wisatawan asing asal Belanda dan Swiss pernah datang langsung untuk membeli batiknya.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved