Kisah Rahma Membangun Saung Ambu, Jual Rasa Tradisional Makanan Khas Sunda

Saung Ambu, begitu masyarakat mengenalnya, bukan sekadar tempat makan, saung itu menjadi ruang kecil yang penuh cerita

|
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: ferri amiril
istimewa
LAYANI KONSUMEN - Momen saat Rahma Adytia (33), (Baju Biru) Owner Saung Ambu warga Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis sedang melayani konsumen yang hendak makan di Saung Ambu, Jalan Cirahong, Desa Pawindan, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Senin (17/11/2025). 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini


TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS - Di salah satu sudut Desa Pawindan, Kabupaten Ciamis tak jauh dari Jembatan Cirahong berdiri sebuah saung makan sederhana yang menyajikan menu dan rasa tradisional khas Sunda.

Setiap akhir pekan, warung yang dibangun sejak Juli 2024 itu selalu ramai oleh pengunjung yang sengaja datang ingin menikmati sajian makanan sunda dengan pemandangan kereta yang lewat tepat di depan mata mereka.

Saung Ambu, begitu masyarakat mengenalnya, bukan sekadar tempat makan, saung itu menjadi ruang kecil yang penuh cerita. 

Di balik namanya, tersimpan kehangatan keluarga dan perjalanan bisnis yang kini semakin berkembang berkat dukungan teknologi, salah satunya layanan HiFi Air dari Indosat.

HiFi Air dari Indosat Ooredoo Hutchison adalah layanan internet rumah tanpa kabel yang menggunakan sinyal 4G dan 5G dari Indosat, cocok untuk daerah yang tidak terjangkau jaringan fiber optik. 

Layanan ini berbasis skema prabayar dengan modem WiFi yang langsung aktif dan pilihan paket top-up yang fleksibel.

Pemilik Saung Ambu, Rahma Adytia (33) warga Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis yang merupakan pengusaha muda yang sukses di bidang kuliner itu tersenyum saat ditanya soal asal-usul nama saungnya.

“Ambu itu panggilan anak saya kepada ibu saya. Dia selalu memanggil neneknya ‘Ambu… Ambu…’ dengan suara manja,” ujarnya saat ditemui di Saung Ambu, Senin (17/11/2025) sore.

Dari sanalah inspirasi itu muncul, Rahma ingin saungnya membawa rasa hangat yang sama, seperti panggilan sederhana dari anaknya untuk ibunya.

Kenyamanan itu tampak dari suasana saung, lesehan bambu, pemandangan hijau, suasana syahdu, dan suara kereta yang melintas di rel menuju Jembatan Cirahong yang hanya berjarak beberapa meter saja dari lokasi. 

Sensasi menikmati kuliner khas Sunda sambil melihat kereta lewat menjadi ciri khas Saung Ambu.

Namun, kehadiran tempat makan yang lokasinya agak jauh dari pusat kota ini tak akan mudah dikenal banyak orang tanpa pemasaran digital. 

Rahma sadar, di era kompetitif seperti sekarang, foto makanan yang menarik, video suasana saung, serta layanan cepat membalas pesan menjadi kunci.

Awalnya, pemasaran Saung Ambu berjalan lambat. Unggah video sering gagal, siaran langsung tersendat, bahkan sekadar memperbarui menu di media sosial harus menunggu jaringan stabil. 

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved