Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 8 Agustus 2025: Pentingnya Seorang Muslim Mengetahui Keutamaan Menjaga Wudhunya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NASKAH KHUTBAH JUMAT - Jamaah memanjatkan doa seusai mengikuti Salat Jumat perdana di Masjid Al Jabbar, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Berikut Naskah Khutbah Jumat 8 Agustus 2025: Pentingnya Seorang Muslim Mengetahui Keutamaan Menjaga Wudhunya

TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, tentunya keharusan seorang muslim menjaga wudhunya, itu sangatlah penting karena memiliki banyak keutamaan di dunia dan akhirat. 

Menjaga wudhu berarti menjaga kesucian lahir dan batin, serta menjadi bagian dari keimanan. 

Selain itu, wudhu juga dapat menghapus dosa-dosa kecil dan memberikan cahaya pada wajah di hari kiamat. 

Berbicara perihal Jumat lusa nanti, tepatnya di hari Jumat tanggal 8 Agustus 2025, kita selaku laki-laki beragama muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Hari Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan.

Khusus untuk khutbah pada Jumat lusa nanti, berikut merupakan naskah khutbah Jumat yang sudah TribunPriangan.com lansir dari berbagai sumber untuk tanggal 8 Agustus 2025 bertemakan "Pentingnya Seorang Muslim Mengetahui Keutamaan Menjaga Wudhunya".

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 8 Agustus 2025: Hinaan dan Ejekan Sangat Dilarang Keras dalam Islam

Khutbah 1

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

 

Maasyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Ungkapan syukur Alhamdulillahirabbil alamin menjadi keharusan bagi kita atas karunia nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kita semua dalam kehidupan ini. Selain diungkapkan, syukur juga harus dikuatkan dalam hati dan diwujudkan dalam tindakan. Tindakan yang mencerminkan syukur adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Inilah yang disebut dengan takwa.

Takwa menjadi bagian yang sangat penting dalam menjalani arah kehidupan. Dengan takwa perjalanan kehidupan kita akan memiliki rambu-rambu yang mampu mengarahkan kepada jalan Allah sehingga kita bisa hidup dengan selamat di dunia. Oleh karenanya, mari kita terus kuatkan takwa kita kepada Allah swt di manapun dan kapan pun kita berada.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 8 Agustus 2025/14 Safar: Kemerdekaan dan Kebebasan Adalah Ajaran Rasulullah SAW

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Sebagaimana kita ketahui bahwa penentu sahnya shalat adalah sahnya wudhu yang kita lakukan. Apabila wudhu kita tidak sah, maka shalat pun otomatis tidak sah. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk teliti dalam berwudhu, jangan sampai ada sesuatu yang menjadikan wudhu kita tidak sah sehingga berpengaruh kepada shalat kita.

Setelah kita melakukan ketelitian dalam berwudhu, ada suatu amalan yang memiliki keutamaan dalam Islam yang berkaitan dengan hal ini, yaitu menjaga wudhu. Memang menjaga wudhu terus menerus tidaklah diwajibkan, namun ada keutamaan dan kesunnahan di balik amalan ini.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 8 Agustus 2025 Spesial Hari Kemerdekaan: Nikmat Merdeka yang Hakiki

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Menjaga wudhu adalah salah satu ciri dari seorang yang beriman, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Nabi saw:

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمْ الصَّلَاةَ وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ

Artinya, “Dari Tsauban, ia berkata: ‘Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Istiqamahlah kalian, dan sekali-kali kalian tidak akan dapat menghitungnya. Beramallah, sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah shalat, dan tidak ada yang menjaga wudlu kecuali orang mukmin.” (HR Ibnu Majah).

Hadits ini menjelaskan bahwa tidak ada orang yang yang selalu menjaga wudhunya kecuali orang mukmin. Menjaga wudhu sendiri artinya adalah memperbaharui wudhu kita apabila dirasa berhadats atau batal.

Lantas, apakah melestarikan wudhu yang kita miliki pernah dilakukan orang-orang sebelum kita?

Rasulullah saw pernah menceritakan bahwa ketika beliau diperlihatkan surga, salah satu yang didengarnya adalah suara sandal kaki Bilal.

Bilal adalah salah seorang Sahabat yang selalu mendawamkan atau terus menerus memperbaharui wudhunya ketika berhadats. Disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Al-Hakim:

أَصْبَحَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمًا، فَدَعَا بِلاَلاً، فَقَالَ: “يَا بِلاَلُ بِمَ سَبَقْتَنِي إِلَى الجَنَّةِ؟ إِنِّي دَخَلْتُ الْبَارِحَةَ الجَنَّةَ فَسَمِعْتُ خَشْخَشَتَكَ أَمَامِي”. فَقَالَ بِلاَلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا أَذَّنْتُ قَطُّ إِلاَّ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ، وَمَا أَصَابَنِي حَدَثٌ قَطُّ إِلاَّ تَوَضَّأْتُ عِنْدَهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: “بِهَذَا”

Artinya, “Suatu pagi Rasulullah saw memanggil Bilal. Kemudian beliau bersabda, 'Wahai Bilal, dengan amal apa kamu mendahului diriku di surga? Sungguh semalam aku memasuki surga. Aku mendengar derap suara sandalmu di depanku." Bilal menjawab, "Wahai Rasulullah, tidaklah aku melakukan suatu dosa sama sekali melainkan setelahnya aku shalat dua rakaat. Dan tidaklah diriku berhadats (batal wudhu), melainkan aku langsung wudhu lagi dan shalat dua rakaat.” Rasulullah saw berkata, ‘Dengan amalan inilah (engkau mendahuluiku masuk surga)’.” (HR Al-Hakim).

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 8 Agustus 2025 Spesial Kemerdekaan: Toleransi dalam Keragaman

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Perlu diketahui bahwa wudhu adalah bagian dari ibadah, sehingga ada ganjaran bagi orang yang menjaga wudhunya, meskipun ia wudhu bukan dalam rangka melaksanakan shalat saja. Syekh Badruddin al-‘Ayni dalam ‘Umdatul Qari jilid I halaman 59 menyebutkan:

إِنَّ الْوضُوء عبَادَة وَإِن لم يُصَلِّ بِهِ

Artinya, “Sesungguhnya wudhu adalah ibadah meskipun bukan dalam rangka melaksanakan shalat.”

Imam at-Tirmidzi pernah meriwayatkan dalam Sunan-nya dengan sanad yang dha’if:

مَنْ تَوَضَّأَ عَلَى طُهْرٍ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهِ عَشْرَ حَسَنَاتٍ

Artinya, “Siapa yang berwudhu dalam keadaan masih suci, Allah akan menuliskan baginya sepuluh kebaikan.” (HR at-Tirmidzi).

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 1 Agustus 2025: Meneladani Sifat Pemaaf Nabi

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Di antara manfaat menjaga wudhu adalah menjauhi godaan dan gangguan setan. Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

Artinya, “Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api, sementara api akan mati dengan air, maka jika salah seorang dari kalian marah hendaklah berwudhu.” (HR Abu Dawud).

Imam al-Bujairami dalam Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khathib jilid I halaman 179 menjelaskan bahwa ketika seseorang marah, sebagaimana hadits yang telah disebutkan tadi, maka ambillah wudhu sebagaimana wudhu orang ketika mau shalat, yaitu wudhu yang sempurna. Selain itu, wudhu juga dapat menggugurkan dosa sebagaimana riwayat Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Nabi saw bersabda:

إِذَا تَوَضَّأَ الْمُسْلِمُ ذَهَبَ الإِثْمُ مِنْ سَمْعِهِ وَبَصَرِهِ وَيَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ

Artinya: “Jika seorang Muslim berwudlu, niscaya dosa akan hilang dari pendengarannya, penglihatannya, kedua tangannya dan kedua kakinya.” (HR Ahmad).

Dalam hadits riwayat Muslim Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ

Artinya, “Siapapun yang berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya, maka keluarlah kesalahan-kesalahannya dari tubuhnya, kemudian keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR Muslim).

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 1 Agustus 2025: Dampak Buruk Perbuatan Maksiat di Kehidupan

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Apabila kita melihat hikmah yang ada dalam pensyari’atan wudhu, kita mendapati bahwa ketika seseorang mau menghadap raja, maka ia pun berusaha membersihkan badan sehingga dapat menghadap raja dalam keadaan yang indah dan enak dipandang. Apalagi seorang Muslim hendak menghadap Allah, tidak patut kecuali dalam keadaan yang bersih, suci dan indah dipandang.

Wudhu juga menjadi washilah bagi umat Islam agar menghadap Allah dengan tidak bermalas-malasan. Pasalnya dengan berwudhu dan bersentuhan dengan air, rasa malas dan enggan bergerak pun akan hilang sehingga kita melaksanakan shalat dengan penuh upaya, semangat dan kekhusukan.

 

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Hikmah menjaga wudhu secara terus menerus, sehingga apabila batal pun langsung mengambil wudhu, adalah kesadaran akan ketidaksucian batin kita, sedangkan Allah memperhatikan hamba-Nya setiap waktu. Sudah menjadi etika yang baik, dalam pengawasan Allah, kita selalu dalam keadaan menjaga wudhu.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 1 Agustus 2025: Selalu Maksimalkan Salat Sebagai Objek Penenang Hati dan Jiwa

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Demikianlah penjelasan mengenai keutamaan menjaga dan mendawamkan wudhu yang ada dalam keterangan hadits-hadits Nabi saw dan kitab para ulama. Semoga kita dapat mengamalkan dawam wudhu, sehingga senantiasa dosa-dosa kita dihapuskan oleh Allah ta’ala, amiin..

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah 2

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News