Kepala SLB di Pangandaran Ceritakan Kronologi Anak Didiknya Diduga Jadi Korban Asusila

Korban asusila ini berinisial AD (20), seorang penyandang disabilitas tunagrahita yang sedang duduk di bangku Kelas 2 SMA.

Penulis: Padna | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Kompas.com
Ilustrasi pelecehan seksual. Kepala SLB di Pangandaran Ceritakan Kronologi Anak Didiknya Diduga Jadi Korban Asusila. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kalipucang Kabupaten Pangandaran, Ai Komariah menceritakan kronologi anak didiknya yang diduga menjadi korban asusila.

Korban asusila ini berinisial AD (20), seorang penyandang disabilitas tunagrahita yang sedang duduk di bangku Kelas 2 SMA.

Ai mengatakan, kejadian bermula saat dia menemani satu guru bernama Dita untuk pergi mengantarkan kue ke Bandung.

"Waktu itu hari Minggu tanggal 5 Mei 2024, saya dan ibu Dita mengantarkan kue hasil lomba ke Bandung," ujar Ai kepada di SLB tempat kerjanya, Selasa (21/5/2024) siang.

Dia sempat menyuruh Dita untuk mengantarkan kue tapi tidak sanggup karena kue tidak bisa dipegang sendiri.

Baca juga: Gadis Penyandang Tunagrahita di Pangandaran Diduga Jadi Korban Asusila, NPCI: Pelaku Harus Ditindak

"Karena ibu Dita ingin ditemani, saya titipkan anak-anak ke si bapak (inisial T). Terus saya hubungi si bapak, dan katanya bisa menerima titipan. Kemudian, sorenya (5/5/2024) saya bersama ibu Dita berangkatlah ke Bandung," katanya.

Setelah pergi ke Bandung dan menitipkan kepada T, dirinya tidak mempunyai sangkaan jelek ke T yang merupakan pengurus Yayasan SLB.

T yang kini menjadi terduga pelaku asusila terhadap AD, kerap menjaga anak-anak SLB.

"Nah, saya kira si bapak menunggu atau mondok di asrama untuk menjaga anak-anak. Karena, biasanya juga di asrama," ucap Ai.

Baca juga: Terduga Pelaku Tindak Asusila terhadap Anak SD di Tasikmalaya Ternyata ODGJ yang Kabur dari Rumah

Namun ternyata sebanyak empat anak perempuan dibawa T ke rumahnya.

"Kalau anak laki-laki mah, tetap di asrama," ujarnya.

Adapun anak perempuan yang dibawa itu sudah SMP dan SMA. Keempat anak perempuan ini berinisial AD, LI, IR dan EF.

"Empat anak ini dibawa ke rumah pak (T) karena alasannya karena banyak nyamuk," kata dia.

Baca juga: Diduga Akan Lakukan Tindak Asusila Terhadap Murid SD, Laki-laki di Tasikmalaya Dihajar Massa

"Tapi setelah menginap di rumahnya si bapak, anak berinisial IR katanya melihat si bapak sedang tidur berdua bersama AD," kata Ai melanjutkan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved