Kisah Sahili, Warga Pangandaran, Derita Diabetes dan Dioperasi, Tak Mampu Berobat dan Ditagih BPJS

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Pasangan lansia warga Dusun Sindangherang RT 02/03 Desa/Kecamatan Kabupaten Pangandaran mengeluhkan kondisi kesehatannya.

Kedua pasangan Lansia ini bernama Sahili (66)  dan Rohayati (59). Keduanya, hanya bisa pasrah seusai operasi prostat akibat kencing manisnya.

Hingga kini, Sahili belum bisa berobat kembali masih menggunakan selang saat ingin buang air kecilnya.

Karena kondisi kesehatan dan ekonominya, kemudian pada tanggal 24 Oktober 2023 Sahili mendatangi satu rumah organisasi profesi jurnalis untuk meminta bantuan agar bisa berobat kembali.

"Saya dan keluarga sudah tidak punya biaya lagi kang," ujar Sahili kepada sejumlah wartawan di Padaherang Kabupaten Pangandaran, belum lama ini.

Baca juga: Per Awal September 2023, 2 Juta Lebih Jiwa di Kota Bandung Terlindungi BPJS Kesehatan

Baca juga: Kabar Gembira, BPJS Kesehatan Buka Posisi PATT Ditutup Tanggal 5 September Besok, Yuk Cek Syaratnya

Sahili mengaku saat ini sering ditagih oleh pihak BPJS Kesehatan agar membayar tunggakan sebesar Rp 3.234.000.

"Karena, saya tidak mampu membayar lagi. Dan sekarang, saya sudah tidak bisa kontrol atau berobat lagi," katanya.

Karena sering ditagih BPJS Kesehatan, Ia mengaku sering berselisih pendapat dengan istrinya karena sudah tidak mampu bayar.

"Sekarang, saya ditangkap Polisi pun pasrah. Karena, sekedar untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja saya kesulitan," ucap Sahili. 

Karena, sebelumnya Ia hanya bekerja serabutan di lingkungannya. Tapi, kini akibat penyakit yang dideritanya Sahili tidak sanggup lagi untuk bekerja berat.

"Kalau bantuan, selama ini saya tidak dapat bantuan apa-apa seperti orang lain. Seperti BPNT atau PKH, ataupun bantuan lainnya dari pemerintah daerah," ujarnya.

Selain tidak adanya bantuan, Sahili juga mengaku sudah lama kehilangan kartu tanda penduduk (KTP).

"Mau buat, tapi saya enggak punya biaya. Karena, saya khawatir harus bayar," ucapnya sambil memelas.

Akibat KTP-nya hilang, hingga sekarang tidak bisa berobat dan kontrol ke tempat pelayanan kesehatan (Puskesmas atau rumah sakit).