Pelajar SMP Belum Bisa Baca

29 Siswa SMP di Pangandaran Ketahuan Tak Bisa Membaca, Ada yang Keluar Sekolah, Ini Kata Pengamat

Sejumlah Siswa di Pangandaran Belum Bisa Mengeja Tulisan, Ada yang Pilih Keluar Sekolah, Guru Beberkan Kronologi Penyebabnya

Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Pixabay
Ilustrasi siswa tidak bisa membaca 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Sebanyak 29 orang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, hingga kini belum bisa mengeja tulisan alis tak bisa membaca.

Koordinator Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Dian Eka Purnamasari, membenarkan hal tersebut.

"Kelas VII (7) tercatat 11 siswa, kelas VIII (8) 16 siswa, dan kelas IX ada 2 siswa," kata Dian, Kamis (3/8/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Wanita yang juga merupakan salah satu guru di sekolah tersebut itu juga mengungkapkan puluhan siswa itu tak bisa membaca lantaran proses belajar-mengajar saat mereka duduk di bangku SD tak bisa dilakukan selama pandemi Covid-19.

"Saya juga merasa sedih, kasihan, khawatir mereka minder di kelas. Makanya, saya biasanya memberi tanda pada buku nilai," ujar Dian.

Ia menduga kasus serupa tak hanya terjadi pada sekolah temaptnya mengajar melainkan disekolah lainnya juga.

Minder dan Pilih Keluar Sekolah

Selain itu, Dian juga menambahkan dua dari siswi yang tak bisa membaca tersebut memutuskan untuk keluar dari sekolah karena merasa minder.

"Saya tidak tahu gimana, apakah ada temannya yang iseng atau gimana, akhirnya dia merasa minder karena teman-temannya sudah bisa membaca tapi dia belum," ungkap Dian.

Pihak sekolah sudah melakukan berbagai cara untuk menahan siswa tersebut agar tak keluar dari sekolah dan memintanya berlatih membaca setiap pulang sekolah, namun hal tersebut tidak serta merta berhasil.

"Tapi, susah," ujarnya. "Karena, kata orang tuanya itu, anaknya sudah enggak mau bersekolah lagi karena malu."

Biasanya guru meluangkan waktunya untuk mengajar siswa agar belajar membaca ketika waktu pulang atau setelah selesai waktu kegiatan belajar mengajar.

Namun entah mengapa tak merubah tekat para siswa untuk keluar dari sekolah.

"Tapi tetap mau keluar dan katanya mau pindah ke sekolah Mts. Jadi, ya udah yang penting jangan sampai putus sekolah. Setelah itu, baru diizinkan," kata Dian.

Selai itu, Dian menambhakan bahwa untuk proses pembelajaran tahun ini, pihak sekolah akan mengadakan program khusus guna memperkecil kemungkinan siswa belum bisa membaca, salah satunya dengan kegiatan membaca buku.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved