Kisah Warga Ciamis Mendulang Cuan dari Belenggu Pandemi Covid-19, Incar Kolektor Kaktus
Masa pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu ternyata mendatangkan berkah sendiri bagi Asep
Para kolektor tersebut menurut Asep Irfan, mereka memburu kaktus karena senang, karena gemar.
“Kalau sudah senang, soal harga adalah nomor sekian,” imbuhnya sembari mencontohkan kolektor lukisan maupun penggemar burung.
Sehingga harga kaktus yang dibudidayakan Asep Irfan punya kelas sendiri. Dan itu selalu menjadi incsran para kolektor.
Seperti satu pot kaktus jenis cory phanta elephentra yang baru 7 bulan dibudayakannya ditawarkan dengan harga Rp 8 juta.
“Ini kaktus langka dan pertumbuhannya lambat. Usia sudah 8 tahun, belum berbunga dan belum menghasilkan biji. Jadi belum bisa dikembangbiakkan. Menunggu 4 sampai 6 tahun lagi,” ujar Asep Irfan.
Kaktus cory phanta tersebut menurut Asep ia datangkan dari Thailand 7 bulan lalu yang dipesan secara online.
Untuk menambah koleksi budidaya kaktusnya, Asep memang memilih mendatangkan benihnya dari luar negeri. Dan kemudian dikembangbiakkan sendiri di green house nya di Tegal Panjang Ciamis.
Itu semata untuk membidik pasar para kolektor. Asep Irfan menawarkan kaktus hasil sentuhan tangannya secara online, dengan katalog yang ditawarkan.
Para kolektor yang memburu kaktus hasil kembangbiakan Asep Irfan sebagian besar dari Surabaya, tetapi juga Bandung, Jakarta bahkan Medan.
Dari budaya kaktus tersebut menurut Asep Irfan, ia bisa meraup penghasilan sekitar Rp 25 juta sampai Rp 30 juta setiap bulan.
Asep yang kini bekerja sebagai bagian pemasaran makanan ringan sebuah perusahaan di Kawali Ciamis tersebut, sukses menjadi pembudidaya kaktus tersebut dari belajar secara otodidak, secara online melalui youtube .
‘Intinya sih saya memang gemar bercocok tanam sejak masih SD. Bercocok tanam sayur, kembang dan sebagainya. Sekarang fokus di kaktus,” tutus Asep yang ditemui di stand pameran Ciamis Creative Festival di Komplek IC Ciamis, Rabu (31/5/2023).
Asep Irfan lewat bendera “Karikatus”nya adalah segilintir pembudaya kaktus yang sukses di Ciamis.
“Masih jarang yang membudidaya kaktus di Ciamis. Masih langka,” imbuhnya.
Dan Asep Irfan dengan 1.000 pot kaktus senilai Rp 0,5 miliar lebih tersebut telah menghaslkan cuan yang tidak sedikit mencapai Rp 25 juta sampai Rp 30 juta per bulan. Serta bisa memberikan peluang kerja bagi 4 orang yang sehari-hari membantunya menjaga memelihara dan mengembangkan biakkan kaktus. Tanaman yang aslinya berasal darig urun pasir tersebut.(*)
| Bupati Herdiat Hadiri Penandatanganan MoU Pidana Kerja Sosial di Jawa Barat |
|
|---|
| Pelantikan Pengurus Baru Pramuka Banjarsari, Nanang Permana Tekankan Semangat Pengabdian |
|
|---|
| Polres Ciamis Dalami Kejiwaan Pembacok Sekeluarga di Ciamis |
|
|---|
| Kondisi Terkini Korban Tragedi Panawangan, Satu Orang Harus Dirujuk ke RSUD Ciamis |
|
|---|
| Ini Wajah Pelaku Pembacok Sekeluarga di Ciamis, Terlihat Datar dan Dingin |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Corypahanta.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.