Ratusan Wisatawan Cianjur Terlantar di Pangandaran Jadi Sorotan, ATTAP Beri Tips Ini Soal Travel

Menanggapi peristiwa tersebut, Ketua Association Tour and Travel Agencies of Pangandaran (ATTAP), Dendi Andriana, angkat bicara.

Penulis: Padna | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Padna
TIPS CARI TRAVEL - Suasana objek wisata pantai barat Pangandaran pada libur panjang akhir pekan kemarin, Sabtu 6 September 2025. ATTAP berikan tips mencari travel ke Pangandaran yang baik dan profesional. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN – Kasus keterlambatan check-in yang sempat membuat ratusan wisatawan terlantar di kawasan wisata Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (26/10/2025), menjadi sorotan dan berbuntut panjang. 

Diketahui ratusan wisatawan yang sempat terlantar itu merupakan wisatawan asal Cianjur.

Dugaan kelalaian pihak penyelenggara perjalanan wisata yang belum melunasi pembayaran ke pihak hotel membuat para wisatawan terkatung katung tanpa kepastian tempat menginap.

Menanggapi peristiwa tersebut, Ketua Association Tour and Travel Agencies of Pangandaran (ATTAP), Dendi Andriana, angkat bicara. 

Baca juga: Ratusan Wisatawan Sempat Terlantar di Pangandaran, Pihak Travel Minta Maaf

Ia mengimbau, masyarakat terutama calon wisatawan agar lebih bijak dalam memilih agen perjalanan wisata dan mengutamakan penggunaan jasa agen resmi serta lokal yang telah terdaftar.

"Kasus seperti ini seharusnya tidak terjadi jika wisatawan menggunakan agen resmi yang terdaftar," ujar Dendi kepada Tribun Jabar melalui WhatsApp, Rabu (29/10/2025) pagi.

"Kami di ATTAP selalu mengedepankan transparansi dan profesionalisme agar wisatawan mendapatkan pelayanan terbaik."

Untuk itu, Dendi menyampaikan beberapa imbauan penting kepada masyarakat agar kejadian serupa tidak terulang:

Baca juga: Buntut 150 Wisatawan Asal Cianjur Terdampar di Pangandaran, ASITA Klaim Travelnya Bukan Anggota

1. Gunakan agen perjalanan resmi dan berlisensi.
 
Wisatawan disarankan memilih agen yang tergabung dalam ATTAP, organisasi yang telah diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran

"Dengan begitu, nanti wisatawan akan mendapatkan jaminan pelayanan prima dan legalitas yang jelas," katanya.

2. Pilih pemandu wisata bersertifikat.

Dendi pun menekankan pentingnya menggunakan jasa pramuwisata bersertifikasi resmi dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) agar wisatawan mendapatkan pendampingan dan informasi yang profesional selama berwisata.

3. Waspadai penawaran travel bodong.

Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tergiur dengan penawaran harga murah di bawah standar.

"Jangan mudah percaya dengan travel yang menawarkan harga tidak wajar. Ingat kasus Daun Travel yang sempat menelantarkan ribuan tamu di Pangandaran. Itu menjadi pelajaran penting agar kita semua lebih selektif," ucap Dendi.

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved