Dokter Kandungan Lecehkan Pasien
Babak Baru Kasus Dokter Kandungan di Garut Lecehkan Pasien Segera Diadili, Begini Permintaan Dokter
Berkas perkara MSF dinyatakan telah lengkap, dokter obgyn itu akan segera diadili setelah berkas tahap duanya diterima oleh Kejaksaan Negeri Garut
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - Kasus pelecehan seksual terhadap pasien yang diduga dilakukan oleh dokter kandungan M Syafril Firdaus atau MSF menemui babak baru.
Berkas perkara MSF dinyatakan telah lengkap, dokter obgyn itu akan segera diadili setelah berkas tahap duanya diterima oleh Kejaksaan Negeri Garut, Rabu (11/6/2025).
Dengan mengenakan pakaian serba hitam, kaos, serta masker yang menutupi sebagian wajahnya, sang dokter tampak hadir di Kejaksaan Negeri Garut. Rambutnya dipotong pendek, bergaya cepak.
Sesampainya di ruang penerimaan berkas tahap dua, Kepala Kejaksaan Negeri Garut, Helena Octavianne, menyambut kedatangannya.
"Bagaimana dokter kabarnya sehat?" ujar Helena sembari mempersilakan pria tersebut duduk.
"Alhamdulilah sehat Bu," jawab MSF, singkat.
Baca juga: Update Dokter Kandungan Cabul di Garut, M Syafril Menderita Gangguang Mental Bipolar
Helena kemudian melanjutkan, "Bapak tahu kenapa datang ke sini."
"Pelimpahan berkas, atas perbuatan yang disangkakan kepada saya," balas MSF.
Proses pemeriksaan pun berlangsung. MSF dicecar sejumlah pertanyaan terkait kasus yang menimpanya. Mulai dari tempat praktik, lokasi kejadian, hingga kronologi perkara yang menyeret namanya.
Selama pemeriksaan berlangsung, MSF didampingi oleh kuasa hukumnya yakni Firman S. Rohman dan tim.
Firman mengatakan selama ini MSF bersikap kooperatif terhadap proses hukum yang sedang dijalaninya. MSF juga berharap agar surat tanda (STR) kedokterannya tidak dicabut.
"Ya itu harapannya agar STR-nya tidak dicabut," ujarnya kepada awak media.
Ia menuturkan, kondisi mental MSF saat ini masih terguncang meski kondisi fisiknya dalam keadaan sehat.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan dari RS Sartika Asih sendiri yang bersangkutan mengalami gangguan afektif bipolar," ungkapnya.
Baca juga: Ancaman Hukuman untuk Dokter Kandungan Cabul di Garut, Akan Makin Berat Jika Banyak Korban Melapor
Kepala Kejaksaan Negeri Garut, Helena Octavianne menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima pelimpahan tahap dua berupa tersangka dan barang bukti dalam perkara dugaan pencabulan yang melibatkan seorang dokter spesialis kandungan.
"Hari ini, kami dari pihak Jaksa Penuntut Umum menerima pelimpahan tersangka dan barang bukti yang disebut tahap dua di Kejaksaan," ujar Helena saat memberikan keterangan kepada wartawan.
Menurut Helena, MSF dituduh melakukan tindakan tak senonoh terhadap pasiennya. Tersangka dikenakan jerat hukum berdasarkan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).
"Tinggal menunggu persidangan, kalo motifnya karena hilaf, nanti kita buktikan di persidangan," lanjutnya.
Ia menambahkan, jaksa juga telah menerima sejumlah alat bukti yang mendukung proses hukum, di antaranya pakaian milik korban serta sebuah flashdisk yang berisi rekaman CCTV, yang diduga memperlihatkan aksi pencabulan oleh tersangka.
"Sampai saat ini, sudah ada lima orang saksi korban. Saksi ahli dan lain sebagainya ada," jelas Helena.
MSF diketahui dijerat dengan Pasal 6B dan atau 6C Jo Pasal 15 Ayat 1 B, E dan I UU RI Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, dengan hukuman maksimal 12 tahun penjara. (*)
Baca juga: Beredar Rekaman Video Korban Kedua Dokter Kandungan Lecehkan Pasien
Kementerian HAM Terus Pantau Kasus Dokter Cabul di Garut, Korban Bertambah Jadi 9 Orang |
![]() |
---|
Beredar Rekaman Video Korban Kedua Dokter Kandungan Lecehkan Pasien |
![]() |
---|
Polda Jabar Kontak Influencer Penyebar Informasi Jumlah Korban Dokter Cabul Garut, Tapi Tidak Respon |
![]() |
---|
Bukan Kasus CCTV Viral yang Menjerat Dokter Cabul di Garut Jadi Tersangka, Tapi Pelecehan di Kos |
![]() |
---|
Diperiksa Secara Maraton, Dokter Kandungan Cabul di Garut Ditetapkan Sebagai Tersangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.