Idul Adha 1446 H
3 Teks Khutbah Idul Adha 1446 H/2025 : Memaksimalkan Ibadah Kurban dengan Ketaatan Penuh pada Allah
3 Teks Khutbah Idul Adha 1446 H/2025 Bertema Memaksimalkan Ibadah Kurban dengan Ketaatan Penuh pada Allah
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya, 21:107).
Dalam Al-Quran, Allah SWT melalui Surat Al-Hujurat Ayat 13 juga menegaskan bahwa keragaman adalah bagian dari rencana-Nya, Dia berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat, 49:13).
Rasulullah SAW juga mencontohkan hidup berdampingan secara damai dengan non-Muslim dalam Piagam Madinah, di mana seluruh penduduk Madinah, termasuk kaum Yahudi, dihormati hak-haknya sebagai warga negara. Sidang shalat Id yang dibanggakan Allah Dalam praktiknya, daging kurban tidak hanya boleh diberikan kepada sesama Muslim, tetapi juga kepada non-Muslim dalam konteks ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan).
Sebagaimana dalam penjelasan dari para ulama kontemporer, seperti Syaikh Yusuf al-Qaradawi dan Prof. Quraish Shihab. Hal ini diperbolehkan terutama jika bertujuan mempererat silaturahmi dan menunjukkan kebaikan Islam. Dengan berbagi daging kurban kepada tetangga non-Muslim, umat Islam mencontoh akhlak Rasulullah yang lembut dan penuh kasih. Ini juga menjadi bentuk dakwah bil hikmah.
Kaum muslimin rahimahumullah
Demikian khatib menyampaikan sedikit khutbah pertama hari ini. Melalui khutbah Idul Adha adalah momentum strategis untuk menanamkan pesan-pesan kerukunan antarumat, menyampaikan bahwa Islam mengajarkan cinta, bukan kebencian. Di tengah situasi dunia yang kerap dipenuhi polarisasi dan konflik identitas, umat Islam perlu hadir sebagai solusi, bukan sumber masalah.
Seruan toleransi dalam khutbah menjadi salah satu bentuk "kurban batiniah, yakni mengorbankan ego kelompok demi kerukunan umat, menebar pesan damai Idul Adha, dan memperkuat ukhuwah wathaniyah.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ. إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
Baca juga: Naskah Khutbah Idul Adha 30 Mei 2025/ 3 Zulhijah 1446 H: Memaknai Haji dalam Kehidupan Sehari-hari
3. Makna Kurban Terkoyak oleh Perbuatan Maksiat Jadi Peringatan di Hari Raya
اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ.
اْلحَمْدُ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنسْتغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ. وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ هَذَا الرَّسُوْلِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar (9x) walillahillhamd.
Jemaah sekalian yang dilimpahkan rezeki oleh Allah Pertama-tama, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, sehingga kita masih mendapat kesempatan merasakan hari yang agung setelah Hari Raya Idul Fitri selesai, yakni Hari Raya Idul Adha.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, suri teladan terbaik dalam hal pengorbanan, keikhlasan, dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Jemaah shalat Id yang dimuliakan Allah,
Khatib kembali mengingatkan bahwa, momentum terbaik Hari Raya Idul Adha tidak serta merta menjelaskan tentang menyembelih hewan kurban belaka, namun memberikan esensi sebagai peringatan agung mengetahui keteladanan dilakukan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.
Keteladanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail menjadi esensi kurban yang wajib dijaga karena keduanya memberikan makna besar apa itu ketaatan tanpa syarat kepada perintah Allah.
Jika kita menyimpulkan dari kisah tersebut, inti dari makna kurban adalah ketaatan, keikhlasan, serta pengorbanan. Allah SWT berfirman dalam Kitab Suci Al-Quran melalui Surat Al-Hajj Ayat 37:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ
Artinya: "Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu." (QS. Al-Hajj, 22:37).
Khatib menumpahkan tafsir dari ayat 37 ini bahwa, Allah SWT menunjukkan ibadah kurban sebagai pembuktian hamba-Nya agar bisa bertakwa dengan menyertai ibadah tersebut.
Namun, betapa ironisnya, banyak di antara kita yang menyambut Idul Adha dengan euforia duniawi yang melampaui batas.
Tak hanya itu, tak sedikit dari kita bahkan mencemari kesuciannya dengan berbagai bentuk maksiat dan kesia-siaan.
Sebagian umat yang mengotori kemuliaan Hari Raya Idul Adha, di antaranya:
1. Berpakaian seronok atau berlebihan saat berlebaran.
2. Memamerkan hewan kurban di media sosial demi riya dan pujian.
3. Sibuk berpesta hingga lalai dari shalat dan dzikir. Semua ini bukan sekadar kesalahan sepele, namun sangat merusak esensi dari ibadah kurban itu sendiri.
Dalam sebuah hadis riwayat pernah diingatkan agar umat Islam jangan tergila-gila dengan pujian, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang berkurban karena ingin dipuji manusia, maka tidak ada baginya pahala dari Allah." (HR. Ahmad, no. 17397).
Idul Adha sejatinya adalah hari suci yang harus dihiasi dengan amal shalih, bukan dengan kelalaian atau kemewahan semu. Ketika maksiat dilakukan pada hari yang mulia, apalagi saat Hari Raya Idul Adha, maka sangat rentan mengundang kemurkaan Allah SWT pun semakin besar.
Khatib mengingatkan jangan sampai hari yang seharusnya membawa berkah, justru menjadi sebab turunnya musibah dan bencana, baik secara pribadi maupun sosial. Umat Islam yang hidup di zaman dahulu telah mendapat banyak pengalaman besar tentang kejatuhan moral akibat meninggalkan ketaatan, meskipun tampak secara lahir mereka beribadah. Hal ini menjadi pelajaran penting agar kita tidak hanya mengandalkan simbol keagamaan, tapi juga menghidupkan ruh keimanan dalam kehidupan sehari-hari.
Hadirin shalat Id rahimakumullah,
Demikianlah khutbah Idul Adha pertama yang begitu singkat tetapi bermanfaat untuk kita semua pada kesempatan hari ini. Mari menjadikan hari raya yang mulia ini sebagai momen muhasabah dan perbaikan diri. Kewajiban kita mulai hari ini, marilah membiasakan diri untuk istighfar, sedekah, silaturahmi, dan dzikir.
Setidaknya menggantikan maksiat dengan amal, sekaligus menjadikan rumah-rumah kita sebagai tempat kebaikan, bukan ajang kesia-siaan. Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah kita, termasuk kurban yang kita tunaikan dan bagi yang belum segera dipermudah oleh-Nya. Dan semoga kita semua termasuk dalam golongan hamba-Nya yang kembali kepada fitrah dengan penuh keikhlasan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ. إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Lebaran Idul Adha 1446 H
Naskah Khutbah Idul Adha 1446 H
Idul Adha 1446 H
Idul Adha
Teks Khutbah Idul Adha
khutbah Idul Adha
kurban
Naskah Khutbah Idul Adha 6 Juni 2025: Haji dan Kurban, Barometer Keimanan dan Ketakwaan |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Idul Adha 6 Juni 2025: Hari Raya, Cinta, dan Kepedulian pada Sesama |
![]() |
---|
Kumpulan Naskah Khutbah Idul Adha 6 Juni 2025 Resmi dari Kemenag, MUI, NU, dan Muhammadiyah |
![]() |
---|
5 Contoh Naskah Khutbah Idul Adha 6 Juni 2025 Resmi dari Kemenag, MUI, NU, dan Muhammadiyah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.