Update Enam Tahun di SD Tak Bisa Baca, K3S Pangandaran Sebut Tak Ada Guru Berkeahlian Ini

Sebanyak 29 pelajar SMP di Pangandaran tidak bisa membaca, Ketua Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kabupaten Pangandaran

Editor: ferri amiril
Istimewa/Sajidin SMP Negeri 1 Mangunjaya
Suasana belajar siswa di SMPN 1 Mangunjaya Kabupaten Pangandaran. 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Pangandaran, Padna

 

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN -  Sebanyak 29 pelajar SMP di Pangandaran tidak bisa membaca, Ketua Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kabupaten Pangandaran, Maman menyebut hal itu karena tidak ada guru SD ataupun SMP yang memiliki kompetensi mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK).

Menurutnya, anak berkebutuhan khusus bukan hanya dilihat dari fisiknya saja tapi dari responsnya saat belajar.

Kemudian alasan kedua, itu karena Pandemi Covid-19 yang terjadi di tahun ajaran 2020 - 2021 yang pada akhirnya berdampak terhadap anak didik.

"Ya, memang ada sistem belajar secara daring. Tapi, kalau anak mah kan harus diteuteup, dielus dan dibimbing langsung," ujar Maman melalui WhatsApp, Sabtu (5/8/2023) sore.

Makanya, lanjut Ia, yang namanya seorang guru itu tidak bisa digantikan oleh apapun. Kalau, hal-hal lain seperti sarana prasarana itu sudah lengkap dan tidak ada masalah.

Tapi, yang alasan pastinya anak-anak di SMP belum bisa membaca itu karena memiliki kebutuhan khusus.

"Anak berkebutuhan khusus kan ada yang tidak terlihat seperti harus diarahkan sekolah di SLB. Tapi, ada anak yang berkebutuhan khusus di bidang linguistik," katanya.

Salah satu contoh anak yang memiliki kebutuhan khusus di bidang linguistik, yaitu jika melihat huruf atau bacaan itu akan terasa pusing di kepalanya.

"Padahal, di hatinya ingin bisa membaca tapi susah. Kemudian kalau berada di ruangan kelas banyak warna gambar, dia akan merasa pusing," ucap Maman.

Sementara cara untuk mengajar anak yang seperti itu, memang harus ada pendampingan khusus.

"Di satu kertas buku itu paling ada satu huruf atau kata. Karena, kalau banyak kata, anak tersebut akan merasa pusing. Jadi, memang perlu kesabaran ekstra,"ujarnya.(*)

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved