Pelajar SMP Belum Bisa Baca

Ternyata Ini Alasan Kuat Siswa SMP di Pangandaran Bisa Lulus Meski Tak Bisa Baca Sama Sekali

Alasan Kuat Mengapa Para Siswa SMP di Pangandaran Bisa Lulus, Meski Tak Tau Baca Sama Sekali

Tribunjabar.id
ILUSTRASI - Ketua Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kabupaten Pangandaran, Maman, menjelaskan alasan beberapa anak bisa lulus sekolah dasar (SD) meski belum lancar tulis baca. (freepik) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Kabar mengenai 29 siswa di SMP Negeri 1 Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang belum bisa membaca menyita banyak perhatian.

Pasalnya, pada usia tersebut merupakan tingkat yang seharusnya sudah mengenal huruf dan persiapan untuk lebih luas lagi dalam pendidikan.

29 siswa yang belum bisa mengeja huruf alfabet tersebut terdiri dari, 11 orang murid kelas 7, 16 siswa kelas 8, dan 2 orang siswa kelas 9.

Baca juga: FULL SENYUM Gaji PNS Naik, Menkeu Tambah Upah Kurang dari Sejuta Diluar Gapok, Segini Kisarannya

Hal ini sontak membuat berbagai pihak bertnaya-tanya mengenai alasan para murid bisa diluluskan dari tingkat SD.

Ketua Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kabupaten Pangandaran, Maman menjelaskan, ada sejumlah pertimbangan para siswa itu diluluskan dari SD, seperti usia, fisik, dan karakter atau perilaku murid.

"Lulusnya juga lulus khusus. Meskipun sekolah di SD enam tahun lagi pasti tetap seperti itu (tidak bisa membaca)," kata Maman, Sabtu (5/8/2023).

Selain itu, ada juga ketentuan kelulusan yang mendukung para siswa untuk lulus dari SD meski masih ada kekurangan di sisi lain, seperti nilai rata-rata rapor dan tingkat kehadiran murid di sekolah.

Baca juga: Update Enam Tahun di SD 29 Pelajar Tak Bisa Baca, Padahal Bisa Diketahui Sejak Kelas 1 SD

"Meski belum bisa membaca, tidak etis kalau tidak diluluskan," ujar Maman.

Maman menambahkan, ketidak tersedianya guru yang memiliki kompetensi mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK) di tingkat SD dan SMP, juga mendukung hal tersebut terjadi.

Sebab ABK tidak hanya bisa didekteksib dari pergerakan fisik, melainkan juga respons murid ketika dalam proses belajar-mengajar.

Baca juga: FULL SENYUM Gaji PNS Naik, Menkeu Tambah Upah Kurang dari Sejuta Diluar Gapok, Segini Kisarannya

Selain itu, anak yang berkebutuhan khusus di bidang linguistik bisa langsung pusing saat melihat huruf atau bacaan.

Maka dari itu, guru perlu memiliki metode khusus serta kesabaran ekstra saat mendampingi ABK di bidang linguistik.

"Anak berkebutuhan khusus ada yang tidak harus diarahkan ke SLB, karena ada anak yang berkebutuhan khusus di bidang linguistik," ucap Maman.

Baca juga: Enam Tahun di SD 29 Murid Tak Bisa Baca, Ketua K3S Pangandaran Sebut Ini Penyebabnya

Disisi lain, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Agus Nurdin, langsung mendatangi SMPN 1 Mangunjaya pada Jumat (4/8/2023).

Ia lantas memberikan arahan kepada para guru di sekolah tersebut agar tak perlu malu memiliki murid yang belum bisa membaca.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved