Pelajar SMP Belum Bisa Baca

Puluhan Siswa SMP di Pangandaran Belum Bisa Baca, Disdikpora Minta Lakukan Hal Ini

Puluhan siswa SMP Negeri di Mangunjaya, Pangandaran, ternyata belum bisa membaca, Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Supri, meminta kegiatan literasi

Editor: Machmud Mubarok
Istimewa/Sajidin SMP Negeri 1 Mangunjaya
Suasana belajar siswa di SMPN 1 Mangunjaya Kabupaten Pangandaran. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Puluhan siswa SMP Negeri di Mangunjaya, Pangandaran, ternyata belum bisa membaca.

Kasi SMP di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Supri, meminta kegiatan literasi yang sudah dilakukan lebih dikuatkan kembali yang tentunya dengan pengawasan lebih.

"Termasuk, dari kami dinas pendidikan dari unsur pengawas, bahkan dari orang tua dan komite semua," ujar Supri dihubungi Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Kamis (3/8/2023) malam.

Baca juga: MIRIS, Puluhan Pelajar SMP di Pangandaran Belum Bisa Baca Padahal Sekolah Negeri

Hal tersebut harus dilakukan agar siswa yang belum bisa atau tidak lancar membaca menjadi bisa cepat membaca.

Menurutnya, program gerakan literasi sebetulnya itu sudah bagus dilaksanakan di SMP Negeri 1 Mangunjaya.

"Kita kan membuat kegiatan semacam pembiasaan 5 sampai 10 menit sebelum kegiatan pembelajaran anak-anak dibimbing oleh gurunya untuk melakukan kegiatan membaca," katanya.

Sementara permasalahan lain munculnya anak SMP yang tidak bisa membaca yakni di antaranya disebabkan Pandemi Covid-19.

Ketika Pandemi Covid-19 kemarin kegiatan pembelajaran menggunakan gadget karena  tidak melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.

"Nah, disitulah jadi tidak ada kegiatan bimbingan langsung kepada siswa. Sedangkan kemarin-kemarin kan 'kita mempercayakan orang tua, kita mempercayakan media seperti gadget," ucap Supri.

Sehingga, lanjut Ia, ketika ada soal yang kemudian dilaksanakan test dilaksanakan secara online daring, itu tidak terkontrol.

"Kan pihak sekolah enggak tahu yang mengerjakannya itu siapa? Apakah orang tuanya ataukah mungkin kakaknya. Jadi, termasuk enggak terkontrol juga oleh kita," kata Ia.

"Apalagi di jenjang SD, dimasa anak-anak kelas 1,2,3 rajin membaca tapi sementara kita bapak ibu gurunya tidak bisa melakukan pembelajaran tatap muka. Nah, itu mungkin di antaranya," ujarnya. (*)

Baca Berita-berita TibunPriangan.com Lainnya di Google News

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved