Semarak Asia Africa Festival 2025: Ibu dan Keluarganya Rela Tak Beranjak Sejak Pagi Meski Panas
Asia Africa Festival merupakan ajang tahunan dalam memperingati Konferensi Asia-Afrika, 19 April 1955
Penulis: Nappisah | Editor: Dedy Herdiana
Anak-anak didampingi orang dewasa ini tampak kompak mengenakan kebaya dan kimono dan menari diiringi kendang dan gamelan.
Mereka tampil anggun di depan hadapan delegasi, tubuhnya bergerak luwes mengikuti irama, hingga lirikan matanya yang penuh ekspresi.
Menurut Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rizki Handayani Mustafa, helatan ini bukan sekadar peringatan sejarah, melainkan perayaan semangat persaudaraan yang lahir dari Konferensi Asia Afrika (KAA).
Festival tahun ini, lanjut dia, mengusung tema “New Generation of Asia Africa Series”, yang menggambarkan semangat muda dan kolaboratif dalam menghadapi tantangan zaman.
Rizki mengatakan, konsep baru tersebut mendorong partisipasi generasi muda untuk menjadi bagian dari diplomasi budaya dan membangun kesadaran terhadap isu lingkungan, inovasi, serta keberlanjutan.
Selain unsur budaya, Rizki juga menyoroti inovasi penyelenggaraan yang semakin ramah lingkungan.
Ia menilai, Bandung telah menjadi contoh bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat menghidupkan ekonomi kreatif lokal.
“Kalau datang ke Bandung, pasti beli makanan, oleh-oleh, dan menikmati suasana kotanya. Ini menandakan pergerakan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. Bandung adalah pusat inovasi kuliner dan kreativitas,” ujarnya.
Hingga triwulan III tahun 2025, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung tercatat mencapai sekitar 6,5 juta orang, menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan capaian pada semester I yang berada di angka sekitar 3,53 juta kunjungan dan di triwulan II 3,5 juta orang.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyebut, rangkaian kegiatan AAF 2025 digelar sejak awal Oktober, dimulai dari pertunjukan di kawasan Cibiru, Ujungberung, hingga Mayang Sunda.
Puncaknya berlangsung di Jalan Asia Afrika, tepat di depan Gedung Merdeka tempat bersejarah di mana para pemimpin Asia dan Afrika dulu meneguhkan solidaritas antarbangsa pada 1955.
Selain parade kebudayaan, festival juga menghadirkan pertunjukan musik, tari kolaborasi antarnegara, hingga pameran UMKM kreatif.
Salah satu atraksi yang menarik perhatiannya adalah pencak silat yang menjadi simbol kekuatan budaya Nusantara di mata dunia.
“Tadi saya lihat semua penampilan luar biasa, tapi yang paling berkesan bagi saya adalah pencak silat. Itu menunjukkan karakter dan jiwa Indonesia,” kata Erwin.
AAF 2025 juga dihadiri delegasi Malaysia, Rwanda, Arab Saudi, Guinea, Bangladesh, Seychelles, Egypt, Bahrain, Thailand, Libya, Algeria Srilanka, Jordan hingga India.
| Momen HUT Ke 24 Kota Tasik, Seorang Warga Berikan Kue Bertulisan Bapak Aing Khusus Buat Dedi Mulyadi |
|
|---|
| Daftar 6 Acara Puncak HUT Ke-24 Kota Tasik, Hari Ini Jumat 17 Oktober 2025: Ada Nganjang Ka Warga |
|
|---|
| Prediksi Skor PSBS Biak vs Persib Jumat Malam Versi Bobotoh Geulis Asal Kota Bandung |
|
|---|
| 7 Acara yang Bakal Digelar Jelang Puncak Peringatan Hari Jadi ke-24 Kota Tasik |
|
|---|
| Kasus Monyet Serang Warga di Ciamis, BKSDA: Satwa Liar Tak Layak Dipelihara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Kemeriahan-Asia-Africa-Festival-2025-18102025-1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.