Polemik KJA di Pantai Timur Pangandaran

Ikatan Alumni Unpad Semprot Susi Pudjiastuti yang DInilai Rendahkan Guru Besar, Polemik KJA Memanas

Ikatan Alumni (IKA) Unpad, Budi Hermansyah, menyesalkan munculnya kata-kata dari Susi Pudjiastuti yang dinilai merendahkan guru besar Unpad

Penulis: Padna | Editor: Machmud Mubarok
tribunpriangan.com/padna
KERAMBA JARING APUNG - Polemik pemasangan Keramba Jaring Apung (KJA) oleh PT Pasifik Bumi Samudera (PT PBS) di kawasan Pantai Timur Pangandaran 

"Dulu Ibu Susi juga pernah membuat KJA di Pangandaran. Karena tidak melalui studi atau kajian yang matang, asal simpan KJA, akhirnya rusak," ujar Yudi melalui WhatsApp kepada Tribun Jabar, Kamis (14/8/2025) sore.

Baca juga: Susi Pudjiastuti Vicall Gubernur Jabar di Hadapan Ratusan Warga: Siap Tolak KJA di Pangandaran

Ia menjelaskan, bahwa lokasi penempatan KJA tersebut berada di wilayah yang memiliki gelombang besar sehingga konstruksi tidak mampu menahan arus. 

"KJA-nya hancur, sekarang jadi sampah di laut. Padahal, nilainya puluhan miliar dan diresmikan oleh Presiden."

"Itu biayanya sekitar Rp 42 Miliar, tapi total untuk seluruh Indonesia itu Rp 135 Miliar. Dulu uang itu hilang," katanya.

Tentu, peristiwa yang terjadi pada tahun 2018 itu menjadi pelajaran penting bagi pihaknya untuk menghindari kesalahan serupa. 

Baca juga: Ketua HNSI Pangandaran Minta Pemerintah Cabut Izin KJA di Pantai Timur

Berdasarkan kajian Unpad, kawasan yang dinilai cocok untuk penempatan KJA di Pangandaran adalah Pantai Timur.

"Karena memiliki karakteristik perairan yang lebih terlindung dan agak berteluk. Jadi, yang cocok itu di pantai timur," ucap Yudi.

Kemudian di kawasan itu untuk BBL-nya juga melimpah."Karena, Pangandaran sebagai salah satu yang memiliki sumber BBL," ujarnya. 

Baca juga: Kisruh KJA di Pantai Timur Pangandaran, Susi Pudjiastuti Minta Maaf Karena Tidak Ikuti Sejak Awal

Sebelumnya diberitakan, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengungkapkan alasan dirinya walk out dari rapat dialog penolakan Keramba Jaring Apung (KJA) di Pantai Timur Pangandaran yang digelar sepekan lalu.

Susi mengaku tidak sepakat dengan pernyataan seorang profesor dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) yang menyebut bibit lobster akan mati percuma jika tidak ditangkap.

"Dia ngomong di rapat, kalau bibit lobster gemes itu tidak ditangkap, nanti juga mati. Saya mau ngamuk, tapi tidak enak karena beliau sudah tua, lebih tua dari saya."

"Daripada saya marah ke orang tua, apalagi seorang dosen, profesor lagi, ya saya pilih keluar rapat," ujar Susi kepada sejumlah wartawan di bandara internasional beach street Susi Air Pamugaran, Rabu (13/8/2025) siang.

Menurut Susi, pemikiran tersebut keliru karena setiap makhluk yang mati di laut tetap menjadi bagian dari rantai makanan.  

"Tidak ada percuma dalam ekosistem. Kalau mati di laut, ya dimakan makhluk lain. Profesor seperti itu namanya bodoh," katanya.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pangandaran, Jeje Wiradinata, pun mengungkapkan kekecewaannya terhadap akademisi itu.  

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved