Stunting di Kota Tasikmalaya Naik

Akademisi Sebut Angka Stunting di Kota Tasikmalaya Naik, Kemungkinan Kasus Baru

kenaikan angka stunting sebesar 1,03 persen diduga merupakan kasus baru mengingat intervensi Pemkot Tasikmalaya cukup tinggi dan gencar

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Machmud Mubarok
Tribun Priangan/Aldi M Perdana
Ilustrasi - Kapolda Jabar, Irjen Pol Akhmad Wiyagus (menggendong anak) saat menghadiri acara Percepatan Penurunan Stunting di Lapang Cigeureung, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat pada Jumat (24/5/2024). 

"Biasanya, makan jadi enggak enak. Jadi makannya sedikit lagi, sembuhnya lama lagi. Jadi memang sektornya harus banyak, dan sebenarnya Kota Tasikmalaya tuh sudah melakukan itu semua," terangnya.

Kembali kepada kenaikan angka stunting di Kota Tasikmalaya, Ima menyebut, intervensi terhadap kasus tersebut perlu dilakukan pada saat ibu hamil juga.

"Jadi, pada saat hamil pun harus diperhatikan. Jangan sampai misalnya ibu hamilnya kurang gizi. Nah, kalau ibunya kurang gizi, memungkinkan anak yang dilahirkannya pun bisa stunting atau bisa ada masalah gizi yang lain. Pencegahan memang harus dilakukan sejak kandungan," ucapnya.

Lantas, fenomena Kekurangan Energi Kronis (KEK) juga berisiko melahirkan anak dengan kondisi berat badam rendah atau tinggi badan pendek.

"KEK itu yang lingkar lengannya kurang dari 23,5 cm. Nah, itu yang berisiko. Makanya, 'kan di-booster tuh ibu-ibu hamil, terutama yang KEK. Makaya di Posyandu itu kan ada Pemberian Makanan Tambahan (PMT), terus habis itu dikontrol tablet tambah darah seperti suplementasi tablet tambah darah," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved