Kisah Miris Janda di Pangandaran, Punya 2 Anak Tinggal di Rumah Tak Layak Huni, Hidup Kekurangan

Kisah miris janda di Pangandaran, Jawa Barat, berusia 45 tahun tinggal di rumah yang tidak layak huni bersama 2 anak kecilnya, cari nafkah

Penulis: Padna | Editor: Machmud Mubarok
TribunJabar.id/Padna
Ida Nuraida yang baru ditinggal cerai suami setahun lalu adalah satu warga di RT 1/1 Dusun Sopla Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, yang tinggal di rumah tak layak huni dan kondisi ekonomi memprihatinkan. 

"Di bawah kan, ada tempat mandi yang dibangun Pemerintah Desa. Ya, meskipun malu sama tetangga, mau gimana lagi," ucapnya 

Dengan kondisi rumahnya yang sudah tidak layak huni, setelah ditinggal cerai suaminya Ia harus mencari rezeki untuk menafkahi kedua anaknya yang sekarang masih sekolah dasar.

"Pendapatan saya tidak tentu, kadang dapat Rp 25 ribu dari hasil saya kerja di rumah tetangga. Itu juga, kalau saya disuruh," ujarnya. 

"Pahit rasanya kopi tidak sepahit menjalani kehidupan." kata Ida.

Kondisi Ida Nuraida tinggal di rumah tidak layak huni di Dusun Sopla Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, Senin (10/6/2024) pagi.
Kondisi Ida Nuraida tinggal di rumah tidak layak huni di Dusun Sopla Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, Senin (10/6/2024) pagi. (TribunPriangan.com/Padna)

Selain tinggal di rumah tidak layak huni, Ida harus banting tulang mencari uang untuk mencukupi kebutuhan pokok dan membiayai kedua anaknya.

"Anak saya kan ada dua, yang kecil masih kelas 1 kalau satu lagi sudah kelas 6 SD dan mau sekolah SMP," ujar Ida.

Meskipun dengan kondisi ekonominya yang serba kekurangan, Ia terus berupaya agar kedua anaknya tetap bersekolah.

"Kadang kalau disuruh nyuci sama tetangga sampai pulang malam saya dikasih Rp 25 ribu, kalau disuruh pijat saya kadang dikasih Rp 50 ribu. Ya, itu tergantung orangnya lah," ucapnya.

Selain dari hasil kerjanya, Ida pun bersyukur, ada bantuan dari pemerintah berupa PKH dan beras sebanyak 10 kilogram per bulan.

"Cukup enggak cukup ya dicukupin saja. Beras 10 kilogram kadang buat sebulan juga masih ada, karena kita jarang makan," kata Ida.

Ida jarang makan di rumah, karena kadang masak nasi kadang tidak dan anak-anak kadang makan dikasih sama orang - orang yang ada di sekitarnya.

"Jadi, untuk makan kadang - kadang kedua anak saya sering dikasih sama tetangga. Kebetulan kedua anak saya cowo semua," ujarnya.

Untuk uang jajan, kadang kedua anaknya meluangkan waktu untuk mencari rongsok atau limbah di lingkungannya. 

"Rongsok itu, mereka jual. Tapi sebenarnya itu kemauan anak, kalau saya tidak menyuruh karena kalau pingin jajan saya juga ngasih," kata Ida.

Kondisi seperti itu, Ida mengaku sudah ada setahun sejak diceraikan suaminya dan harus mencari rezeki untuk membiayai kedua anaknya. "Tapi, saya harus kuat," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved