FMN Ajak Pemuda dan Mahasiswa Kawal Serta Berpartisipasi Aktif dalam Pembangunan IKN

Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Perkembangan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur pada awal 2023 ini sudah mencapai 12 persen.

Kementerian PUPR terus mempercepat pembangunan IKN nusantara tahap satu ini yang ditargetkan selesai pada 2024.

Proyek yang sedang dikerjakan meliputi pengerjaan infrastruktur dasar, seperti infrastruktur air minum, sanitasi, jalan, gedung kantor, sampai perumahan.

Para kaum muda Samarinda utamanya aktivis kampus mendukung pembangunan IKN ini. Mereka berjanji akan mengawal pembangunan IKN agar tak melenceng atau merugikan warga lokal.

Baca juga: FMN & UNU Bahas soal Pembangunan IKN, Ini Masukan dari Masyarakat Pribumi

Seperti yang dilakukan oleh Forum Milenial Nusantara (FMN) dengan menggelar seminar baik offline maupun online, Minggu (5/2/2023).

Bertemakan eksistensi penduduk lokal dalam pembangunan IKN, kegiatan ini dalam rangka sosialisasi dan mengajak pemuda juga mahasiswa terkait pemindahan IKN, sekaligus mengedukasi kaum milenial dalam mempersiapkan diri untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan IKN.

Hadir dalam kegiatan itu Ketum HIMA Hukum UMKT, Andi Irawan Iskandar, Presiden BEM Fakultas Kedokteran Unmul, Arif Dwi Andika, Ketua BEM Faperta Universitas Widyagama Mahakam, Edyshon Radja, dan Ketua FMN, Husain Firdaus.

"Kami sebagai wadah untuk menghimpun pemikiran, menyuarakan isu kedaerahan maupun nasional. Kami juga beberapa kali mengadakan kegiatan, termasuk pertemuan dengan tokoh masyarakat. Kehadiran IKN haruslah menjadi perhatian seluruh kalangan, maka kami mencoba mewadahi kritikan maupun saran yang nantinya akan coba disampaikan ke pihak terkait," ujar Husain.

Baca juga: Kehadiran IKN Dinilai Dapat Tingkatkan Taraf Pendidikan dan Kualitas SDM di Kalimantan Timur

Dia juga menyinggung terkait eksistensi penduduk lokal dalam pembangunan IKN serta meminta ke para pembicara untuk memberikan pemikiran dan masukkannya terkait pemindahan ibu kota ke Kaltim.

Andi Irawan menilai bahwa IKN di Kaltim menjadi pembahasan yang tidak ada ujungnya, lantaran pulau Kalimantan terkenal sebagai paru-paru dunia akan terancam memberikan dampak.

Dia pun meyakini terkait eksistensi penduduk lokal tentunya akan tetap dapat bersaing dengan para pendatang.

"Ada beberapa hal positif dan negatif, semisal adanya kunjungan presiden setiap jalan yang rusak dan berlubang mendapatkan perbaikan oleh pemerintah. Tapi, di sisi lainnya ada isu pengambil alihan lahan adat yang dimanfaatkan untuk pembangunan IKN dan menimbulkan sentimen negatif karena masalah adat itu harus dijaga bahkan dilestarikan," ujarnya.

Baca juga: Dorong Pembangunan IKN, Unmul Siap Cetak SDM Lewat Lulusan yang Berkualitas

Positif lainnya, menurut Andi, adanya IKN di Kaltim dapat membuka lapangan kerja baru yang dapat menjadi manfaat bagi masyarakat, apalagi angka pengangguran di sana masih tinggi begitu juga penduduk miskinnya.

"Kehadiran IKN tentunya harus dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh para penduduk agar bisa meningkatkan kualitas ekonomi. Pemindahan IKN juga harus benar-benar dikawal agar sesuai dengan tujuannya, yakni untuk pemerataan pembangunan di Indonesia, jangan sampai justru IKN menjadi kesempatan bagi para oligarki menjadikannya sebagai ladang korupsi. Mari para pemuda dan mahasiswa berperan dalam mengawal pembangunan IKN," ucapnya.