FMN & UNU Bahas soal Pembangunan IKN, Ini Masukan dari Masyarakat Pribumi
FMN & UNU Bahas soal Pembangunan IKN, Ini Masukan dari Masyarakat Pribumi
Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Forum Milenial Nusantara (FMN) bersama Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) kembali menyelenggarakan seminar terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Sabtu (28/1/2023) secara luring dan daring.
Seminar kali ini ditinjau dari perspektif masyarakat lokal Kalimantan Timur. Terdapat narasumber kompeten mengisi seminar ini, seperti Ketua Kerukunan Bubuhan Banjar Kaltim, Irianto Lambrie, Ketua Harian Lembaga Adat Kutai, Prof Syahrumsyah Asri, Ketum Pengurus Besar Gerakan Pemuda Asli Kalimantan, Abraham Ingan, dan keynote speaker, Farid Wadjdy selaku Rektor UNU.
Ketua FMN, Husain Firdaus, menyampaikan, pihaknya sengaja mengambil tema itu agar peserta dapat memahami apa-apa saja peran yang bisa dilakukan, kemudian persiapan apa saja yang harus dipelajari, serta peluang dan potensi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lokal dalam mengambil peran pembangunan IKN.
Baca juga: Kehadiran IKN Dinilai Dapat Tingkatkan Taraf Pendidikan dan Kualitas SDM di Kalimantan Timur
Ketua Kerukunan Bubuhan Banjar Kaltim, Irianto Lambrie menjelaskan, perlu adanya belajar dari pengalaman suku Betawi dengan adanya Ibu Kota di DKI Jakarta.
Budaya dan adat yang berasal dari masyarakat luar daerah atau perantau mengakibatkan eksistensi suku Betawi di Jakarta mulai teredusir dan lebih cenderung dikuasai oleh masyarakat dari luar daerah.
"Sebagai mahasiswa asli dari Kaltim, ya harus mampu bersaing di masa kerja nanti dengan mempersiapkan diri dengan baik, bekerja keras, dan terus belajar agar mampu menjadi pemeran utama di IKN serta tidak kalah dari masyarakat pendatang, seperti yang terjadi di DKI Jakarta," katanya.
Baca juga: Dorong Pembangunan IKN, Unmul Siap Cetak SDM Lewat Lulusan yang Berkualitas
Tahapan yang saat ini dilakukan, lanjutnya, merupakan sebuah proses bagi mahasiswa untuk menuju perubahan yang signifikan.
Tak hanya itu, Irianto pun mengaku para mahasiswa perlu belajar dari Israel dengan SDM memiliki kualifikasi pendidikan yang sangat tinggi, meski hanya sebagai penjaga perpustakaan.
"Israel perkembangannya sampai sekarang menjadi salah satu kekuatan baru secara global. Jadi, para mahasiswa harus melalui tahapan dan proses yang panjang sebelum bisa memberikan pengaruh besar dengan adanya pemindahan IKN," ujarnya.
Baca juga: Seleksi Terbuka Otorita IKN untuk Beberapa Posisi Apa Saja
Berikutnya, Abraham Ingan mengakui bahwa pemindahan IKN nanti bakal mewujudkan pemerataan ekonomi di luar pulau Jawa, meski awalnya terjadi pro dan kontra di masyarakat. Namun, saat ini rata-rata telah menyetujui pemindahan IKN
"Saya salut dengan pernyataan gubernur Kaltim terkait anggaran yang dibutuhkan untuk membangun IKN yang mencapai Rp400 triliun itu kecil, sehingga hal tersebut membentuk optimisme di masyarakat. Kami juga harus mempersiapkan kader SDM dengan baik, melalui pemberian pendidikan dan pelatihan dengan baik tentu akan menghasilkan karakter-karakter masyarakat lokal yang punya daya saing berkualitas di berbagai bidang," ujarnya.
Prof Syahrumsyah Asri melihat IKN dari perspektif masa lalu. Dia sempat menjabat sebagai Kepala Balitbang Kaltim sejak tahun 2007 dan meneliti keberadaan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota sudah tidak layak lagi.
Baca juga: Gojek School Creative Hub, Ridwan Kamil Dorong Pelajar Kuasai Ekonomi Digital, Hijau, dan Kreatif
Dari segi budaya, katanya, ada tiga tugas budaya, yakni mengkritisi, mentransformasi, dan melestarikan.
"Dikaitkan dengan IKN untuk dikritik itu perlu adanya kajian yang mendalam sebelum disampaikan ke pihak berwenang. Lalu, untuk transformasi, perlu dilakukan upaya juga keras karena harus mengubah secara keseluruhan. Jadi, paling mungkin dilakukan sekaranf ini adalah melestarikan," katanya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.