kasus Campak dan Rubella

Cacar Air, Rubella, dan Campak, Jenis Penyakit yang Sama?

punya gejala yang hampir mirip, yakni ruam atau bintik merah, namun apakah campak dan cacar air itu sama?, berikut penjelasnnya

Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kompas.com
3 Komplikasi Campak pada Anak, Orangtua Perlu Tahu(Shutterstock/Prostock-studio) 

Dengan demikian, kamu bisa membedakan cacar air dan campak dengan mudah dengan mengamati penampilan ruam yang muncul.

Ruam cacar air awalnya berupa benjolan merah atau papula, yang akan berubah menjadi lepuh yang dipenuhi cairan yang terasa gatal, yang pada akhirnya akan pecah dan bocor sebelum dikerok.

Baca juga: PPKM Resmi Dicabut, Wapres Sebut Pemerintah Akan Siapkan Vaksin Anak Gratis

Sedangkan ruam campak muncul sebagai bintik-bintik merah yang datar, meskipun kadang-kadang ada juga benjolan yang muncul, namun benjolan campak tidak memiliki cairan didalamnya.

Bintik-bintik ruam campak mungkin mulai muncul bersamaan saat ruam menyebar.

Sedangkan gejala rubella seringkali sangat ringan, sehingga sulit disadari, terutama pada anak-anak, dan biasanya, gejala rubella baru muncul sekitar dua sampai tiga minggu setelah terpapar virus.

 

Gejala rubella yang dapat berlangsung sekitar satu sampai lima hari 

  • Demam ringan sekitar 38 derajat Celsius atau lebih rendah.
  • Sakit kepala.
  • Hidung tersumbat atau pilek.
  • Mata merah dan meradang.
  • Pembesaran kelenjar getah bening di belakang leher atau di belakang telinga.
  • Ruam berwarna merah muda yang dimulai pada wajah dan dapat dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh.
Murid menggunakan masker dan pelindung wajah setelah menerima imunisasi campak di SD Santo Antonius Dari Padua, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (10/8/2020). Pemberian imunisasi ini merupakan bagian dari bulan imunisasi anak sekolah yang diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu di bulan Agustus dan November.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Murid menggunakan masker dan pelindung wajah setelah menerima imunisasi campak di SD Santo Antonius Dari Padua, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (10/8/2020). Pemberian imunisasi ini merupakan bagian dari bulan imunisasi anak sekolah yang diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu di bulan Agustus dan November.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) (Kompas.com)

Belakangan ini, sejumlah daerah di Indonesia melaporkan kenaikan angka kasus campak pada anak, bahkan tak sedikit yang kemudian menetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit campak.

Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp. A, Subsp. IPT, M.TropPaed, dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Subspesialis Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropis mengatakan bahwa campak adalah penyakit yang sangat menular, bahkan lebih menular dari Covid-19.

Gejala campak yang serupa penyakit umum lainnya pada anak, seringkali tidak disadari oleh orang tua.

Sebab, gejala campak yang biasa ditunjukkan seperti batuk, pilek, demam, mual hingga diare, yang umum terjadi pada anak usia di bawah lima tahun,dan bahkan tak jarang jika pada kulit anak muncul ruam dan bintik merah, bisa dicurigai sebagai cacar air atau demam berdarah.

Bintik merah campak dan cacar air berbeda Hinky menegaskan bahwa cacar air dan campak merupakan dua penyakit yang berbeda, meski memiliki gejala ruam dan bintik merah.

Ia juga menjelaskan bahwa cacar air dan campak digolongkan penyakit dengan bercak merah, yang terbagi atas dua golongan besar, yakni papulopustular dan makulopapular.

Cacar air termasuk dalam papulopustular, yang dicirikan dengan adanya ruam dengan kantong berisi cairan bening, sedangkan campak termasuk dalam golongan makulopapular, yang mana ciri campak tidak ada kantong cairan, hanya bintik merah dan menonjol.

"Pada campak, bintik merah muncul mulai dari muka, di batas rambut dan kulit, meluas ke leher, dada lalu ke tungkai," kata Hinky.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved