Kesehatan
Ini Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan Tubuh dan Takaran Pas untuk Dikonsumsi
Kunyit menyimpan banyak manfaat kesehatan bila rutin dikonsumsi secara teratur sesuai kebutuhan.
Penulis: Lu'un Aulia Lisaholith | Editor: Gelar Aldi Sugiara
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Manfaat kunyit dapat dirasakan untuk kesehatan tubuh apabila rutin dikonsumsi secara teratur sesuai kebutuhan.
Rempah yang biasa digunakan sebagai pewarna alami itu memiliki sifat antioksidan sekaligus antiinflamasi yang sangat baik a bagi tubuh.
Di satu sisi, kunyit atau disebut juga turmeric juga menawarkan khasiat lain bagi kesehatan yang tidak kalah menariknya.
Apa sajakah itu? Dan, adakah takaran khusus untuk dikonsumsi? Simak penejelsan berikut ini.
Manfaat kunyit menurut Ahli Ayurveda (pengobatan tradisional khas India), Avanti Kumar-Singh, MD, adalah menawarkan beragam kebaikan dan keuntungan bagi tubuh manusia.
Manfaat itu antara lain mendukung fungsi kognitif, meningkatkan ketahanan kekebalan tubuh, dan meningkatkan sistem pencernaan.
Di samping itu, kunyit juga mampu menjaga mobilitas sendi juga sekaligus mengatur kadar gula darah dalam tubuh.
Sumber utama khasiat dari kunyit sebenarnya berasal dari polifenol, fitonutrien, dan kurkuminoid.
Yakni sekumpulan enyawa aktif yang terkandung di dalamnya, terutama kurkuminoid- membantu melawan radikal bebas dan menghambat respons terhadap inflamasi.
Baca juga: Manfaat Kunyit untuk Kesehatan, Mengatasi Peradangan Hingga Melawan Kanker
Baca juga: Manfaat Kunyit, Alternatif Pengobatan Radang Sendi Hingga Cegah Stres Pasca Trauma
Nah, apabila rutin dikonsumsi, kunyit dapat mendukung beberapa hal sebagai berikut.
1. Kesehatan muskuloskeletal
Sifat antinflamasi kunyit ternyata mampu mendukung kesehatan muskuloskeletal. Muskuloskeletal merupakan struktur yang medukung anggota tubuh, leher, dan punggung.
Manfaat kunyit itu telah teruji kebenarannya usai Journal of Medicinal Food mempublikasikan hasil studinya di National Library of Medicine.
Studi yang dilakukan diunggah tahun 2017 mendapati pengurangan secara signifikan pada biomarker inflamasi, yakni ESR dan CRP.