Update Terkini Jembatan Gantung di Pajaten Pangandaran yang Sebabkan 8 Siswa SMP Terjatuh ke Sungai

Sejumlah kepolisian dari Polsek Sidamulih, Sat Reskrim Polres Pangandaran, warga, dan perangkat Desa pun masih melakukan pemantauan di lokasi TKP.

|
Penulis: Padna | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Padna
Kondisi terkini jembatan gantung di Dusun Nengklok Desa Pajaten Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran yang sudah dipasang gari polisi seusai kecelakaan sejumlah siswa SMP terjatuh ke sungai. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Kondisi terkini jembatan gantung di Dusun Nengklok, Desa Pajaten, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Pada Senin 6 Oktober 2025 sekitar pukul 09.30 WIB, ujung masing-masing jembatan tampak dipasang garis polisi atau police line.

Dalam papan informasi di jembatan itu, tidak dilengkapi informasi pembuatan jembatan dan tidak ada informasi bobot maksimum.

Sejumlah kepolisian dari Polsek Sidamulih, Sat Reskrim Polres Pangandaran, warga, dan perwakilan perangkat Desa pun masih melakukan pemantauan di lokasi TKP.

Baca juga: BREAKING NEWS! Siswa Terjatuh ke Sungai Saat Jembatan Ambruk di Pangandaran

Dalam pemantauan itu, terlihat beberapa material pada bangunan jembatan yang dinilai tidak sesuai spesifikasi.

Satu di antaranya, alas jembatan dengan menggunakan plat besi yang tipis, bagian bantalan rel kawat sling yang cukup kecil.

Sekertaris Desa Pajaten, Dedi Heryadi, mengaku tidak mengetahui anggaran CSR untuk membangun jembatan gantung itu.

"Jembatan ini dibangun mulai awal Agustus hingga akhir Agustus 2025. Tapi, untuk anggarannya kita tidak tahu," ujar Dedi kepada Tribun Jabar di lokasi jembatan gantung di Pajaten, Senin pagi.

Dengan adanya kejadian sejumlah siswa SMP terjatuh ke sungai kemarin, Ia berharap jembatan gantung ini segera diperbaiki. 

"Tentunya, dengan kualitas material yang bagus agar tidak terulang lagi kejadian seperti kemarin. Karena, kualitas jembatan gantung saat ini tidak cukup bagus," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Viral sebuah video amatir, sejumlah siswa di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat harus dievakuasi warga setelah terjatuh ke sungai.

Dalam video yang beredar, terlihat warga mengevakuasi sejumlah siswa yang terjatuh ke sungai akibat kondisi jembatan ambruk.

Saat dievakuasi, satu persatu siswa diangkut ke mobil milik satu warga dan kemudian dibawa ke Puskesmas Cikembulan.

Peristiwa ini terjadi di jembatan gantung di Dusun Nengklok, Desa Pajaten, Kecamatan Sidamulih, Sabtu (4/10/2025) sekitar pukul 08.30 WIB. Jembatan khusus pejalan kaki itu dibangun untuk akses masyarakat antar Dusun dan antar Desa.

Sedikitnya ada sebanyak 8 siswa terjatuh ke sungai dan 4 di antaranya harus ditangani tim medis di Puskesmas Cikembulan. Kini 4 siswa tersebut sudah dinyatakan sehat. 

Sebelumnya, Kepala Desa Pajaten, Kostaman, menyebut, akses masyarakat antar Dusun dan antar Desa melalui jembatan gantung kini ditutup sementara pasca kejadian sejumlah siswa terjatuh ke sungai.

"Ya ditutup dulu, karena jembatannya kan miring. Saya sudah mengajukan untuk segera diperbaiki ke pihak pengembang untuk mengerjakan pembangunan jembatan tersebut. Katanya, hari ini akan datang ke lokasi dan mau memperbaiki," ujar Kostaman dihubungi Tribun Jabar melalui WhatsApp, Sabtu siang.

Baca juga: Ini Bentuk Jembatan Gantung Ambrol di Pangandaran yang Jatuhkan 8 Siswa

Memang, jembatan baru itu merupakan akses pertanian, pendidikan, dan aktivitas masyarakat lainnya. Kebetulan di sebrang jembatan banyak hamparan sawah dan ada satu sekolah jenjang SMP.

Selain sebagai akses masyarakat di Desa Pajaten, jembatan itu juga menghubungkan ke wilayah Desa Cikalong.

Sebelum dibangun dari sumber dana CSR sebuah BUMN, jembatan tersebut dulu sempat dua kali dibangun. 

Jembatan pertama dulu habis terbawa banjir dan jembatan kedua yang dibangun oleh tim rescue, itu miring karena sudah lama. 

"Nah, sekarang dibangun lagi dari CSR. Ya, semoga jembatan yang sekarang bisa secepatnya diperbaiki dan bisa dilewati masyarakat," ucapnya.

Sementara itu, seorang guru PJOK di SMP IT Darulhikmah yang mendampingi sejumlah siswa yang terjatuh, Ilham Habibie, mengatakan, sebelum terjatuh awalnya ada kegiatan olahraga berupa jalan santai.

"Posisi kita itu mau menyebrang ke arah menuju sekolah di Tarikolot. Pertama berangkat dari sekolah untuk olahraga itu memutar jalan dulu," ujar Ilham kepada Tribun di Puskesmas Cikembulan, Sabtu siang.

Ketika hendak menuju arah sekolahnya, rombongan anak-anak SMP itu kemudian menyebrang ke jembatan gantung yang baru dibangun sebulan ke belakang.

"Karena, kita tahu jembatan itu jembatan baru dan belum diresmikan. Jadi ketika nyebrang, posisi kita tadinya di tengah jembatan dan mau berfoto bersama," katanya.

Tapi sebelum berfoto bersama, kemudian pagar jembatan sisi kiri itu roboh yang kemungkinan kawatnya terlepas.

"Nah, anak-anak yang berada di sebelah kiri dekat pagar jembatan itu terjatuh. Kan pas mau foto, anak-anak perempuan berada di sebelah kiri dan anak-anak laki berada di sebelah kanan," ucap Ilham.

Sementara anak-anak yang berada di jembatan gantung tersebut ada sekitar 16 orang. Tapi ketika pagar jembatan roboh, 8 orang di antaranya terjatuh ke sungai. 

Dari 8 anak itu, 4 anak dibawa ke Puskesmas Cikembulan yakni bernama Gina Sabha kelas 8, Zaskia kelas 8, Aulia Purnamasari kelas 8, dan Shifa kelas 7.

Meskipun demikian, Ia bersyukur, kondisi anak-anak saat ini sudah membaik. Namun hanya syok dan memar kecil saja.

"Alhamdulillah sekarang mereka sudah pada sehat, tapi masih sedikit syok dengan kejadian tadi pagi," ujarnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved