Finish di Pangandaran, Puluhan Offroader Jelajahi Hutan Liar Jabar dalam DFC4 Superadventure 2025

Puluhan mobil offroad berbagai jenis mengikuti ajang Deep Forest Challenge keempat Superadventure 2025 yang digelar di wilayah hutan liar Jawa Barat

Penulis: Padna | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Padna
OFFROAD DFC4 - Peserta off-road saat melakukan start pada ajang Deep Forest Challenge keempat (DFC4) Superadventure 2025 di Tasikmalaya, 1 September 2025, dan finish di Pangandaran pada Sabtu (6/9/2025). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Puluhan mobil offroad berbagai jenis mengikuti ajang Deep Forest Challenge keempat (DFC4) Superadventure 2025 yang digelar di wilayah hutan liar Jawa Barat

Event ini dimulai dari Kota Tasikmalaya pada 1 September 2025 dan finish di Pangandaran, Sabtu (6/9/2025).

Event ini terbagi dalam dua kategori yakni, ekspedisi wild forest selama enam hari dan overland selama tiga hari.

Tahun ini, jumlah peserta meningkat dua kali lipat dibanding penyelenggaraan sebelumnya pada 2023. 

Total peserta semuanya tercatat 70 kendaraan (KR), terdiri dari 20 KR untuk ekspedisi dan 50 KR untuk overland.

"Sekarang jauh lebih sukses dan pesertanya jauh lebih banyak. Tapi bukan berarti tahun sebelumnya tidak sukses. Tahun ini peningkatannya signifikan," ujar Andri perwakilan Superadventure dari Bandung kepada sejumlah wartawan di parkiran Kampung Turis Pangandaran, Sabtu (6/9/2025) sore.

Baca juga: Libur Panjang Maulid Nabi, Pantai Pangandaran Dipadati Wisatawan, Capai Belasan Ribu Orang

Ajang DFC4 Superadventure 2025 diselenggarakan oleh Superadventure bekerja sama dengan Lima Production, Perhutani, IMI Jabar, dan IOF Jabar.

Sejumlah sponsor turut mendukung kegiatan ini, antara lain Pertamina DEX, Bank BJB, Bright Gas, Actionline 4X4, Folix, Madlife Overland, dan Yumm Dimsum.

Menurut Andri, dukungan Superadventure terhadap DFC adalah bagian dari komitmen untuk terus hadir di tengah komunitas adventure di Indonesia.

"Selama kegiatannya positif dan mendukung komunitas, Superadventure akan terus eksis," katanya.

Menembus Jalur Liar dan Sejarah

Founder DFC, Leo Firmanto, mengatakan, bahwa jalur yang dilewati para peserta ekspedisi merupakan hutan liar yang ditanami sejak tahun 1960. 

"Pohon-pohonnya besar-besar, dan medannya tidak bisa diprediksi. Apalagi, hujan sempat mengguyur kawasan ini selama sebulan sebelum event dimulai,” ucap Leo.

Rute yang dilalui antara lain hutan Urug dan hutan Cikatomas, kawasan Perhutani yang memiliki jalur peninggalan kolonial Belanda. 

Kontur ekstrem menyebabkan sejumlah mobil rusak, spion pecah, bahkan ada kendaraan yang terbalik ke belakang.

"Kita bukan menaklukkan alam, tapi menyiasati alam. Itulah filosofi dari ekspedisi ini," ujarnya.

Menurutnya, dalam situasi darurat di tengah hutan, peserta harus memiliki keterampilan pertolongan pertama secara mandiri. 

"Kalau disengat atau dipatuk binatang berbisa, kita harus tahu cara mengeluarkan racunnya sendiri, termasuk menggunakan pisau untuk menoreh bagian tubuh," kata Leo.

Meski memulai dengan 22 kendaraan, hingga akhir perjalanan, jumlah peserta yang bertahan tercatat belasan mobil.

Tantangan, Emosi, dan Solidaritas

Leader DFC 001 dari Jakarta, Binsar Betonianto, menyebut semua jalur di DFC4 adalah tantangan.

"Tidak ada duka. Semua ini adalah tantangan yang memang kita cari sebagai off-roader," ucapnya. 

Ia menyebut, jalur menurun dan menanjak dengan kemiringan ekstrem memerlukan kendaraan dan perlengkapan recovery yang mumpuni.

Sementara satu peserta dari Bogor, Yuda Firmansyah, menekankan pentingnya kerja sama tim, manajemen logistik, serta pengendalian emosi selama enam hari berada di hutan. 

"Yang paling penting adalah jaga perasaan. Ketika berada di tengah hutan, kontrol emosi jadi kunci utama. Alhamdulillah, kami bisa sampai finish," ucap Yuda.


Empat Pilar DFC

DFC tahun 2025 ini mengangkat tema Wild Forest, dengan fokus pada hutan liar yang jarang dilalui manusia. 

Terdapat empat pilar dalam event ini, yaitu wisata alam, kesenian, kegiatan sosial, dan budaya. Baik dalam jalur ekspedisi maupun overland, keempat nilai tersebut dijalankan sepanjang perjalanan.

Tahun ini, medan tertinggi hanya mencapai 400–500 meter di atas permukaan laut (MDPL), menjadikannya sebagai DFC dengan elevasi terendah sejak awal diselenggarakan. (***Padna***)

 

 

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved