Tafsir dan Terjemahan Ayat Al Quran
Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 51-60: Keimanan Sejati Tidak Hanya Diucapkan
Berikut ini terdapat artikel tentang Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 51-60: Keimanan Sejati Tidak Hanya Diucapkan
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
(Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat) artinya kewajiban-kewajiban yang dipercayakan dari seseorang (kepada yang berhak menerimanya) ayat ini turun ketika Ali r.a. hendak mengambil kunci Kakbah dari Usman bin Thalhah Al-Hajabi penjaganya secara paksa yakni ketika Nabi saw. datang ke Mekah pada tahun pembebasan. Usman ketika itu tidak mau memberikannya lalu katanya, "Seandainya saya tahu bahwa ia Rasulullah tentulah saya tidak akan menghalanginya." Maka Rasulullah saw. pun menyuruh mengembalikan kunci itu padanya seraya bersabda, "Terimalah ini untuk selama-lamanya tiada putus-putusnya!" Usman merasa heran atas hal itu lalu dibacakannya ayat tersebut sehingga Usman pun masuk Islamlah. Ketika akan meninggal kunci itu diserahkan kepada saudaranya Syaibah lalu tinggal pada anaknya. Ayat ini walaupun datang dengan sebab khusus tetapi umumnya berlaku disebabkan persamaan di antaranya (dan apabila kamu mengadili di antara manusia) maka Allah menitahkanmu (agar menetapkan hukum dengan adil. Sesungguhnya Allah amat baik sekali) pada ni`immaa diidgamkan mim kepada ma, yakni nakirah maushufah artinya ni`ma syaian atau sesuatu yang amat baik (nasihat yang diberikan-Nya kepadamu) yakni menyampaikan amanat dan menjatuhkan putusan secara adil. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) akan semua perkataan (lagi Maha Melihat) segala perbuatan.
Ayat 59
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Tafsir:
(Hai orang-orang beriman! Taatlah kamu kepada Allah dan kepada rasul-Nya serta pemegang-pemegang urusan) artinya para penguasa (di antaramu) yakni jika mereka menyuruhmu agar menaati Allah dan Rasul-Nya. (Dan jika kamu berbeda pendapat) atau bertikai paham (tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah) maksudnya kepada kitab-Nya (dan kepada Rasul) sunah-sunahnya; artinya selidikilah hal itu pada keduanya (yakni jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Demikian itu) artinya mengembalikan pada keduanya (lebih baik) bagi kamu daripada bertikai paham dan mengandalkan pendapat manusia (dan merupakan rujukan yang sebaik-baiknya). Ayat berikut ini turun tatkala terjadi sengketa di antara seorang Yahudi dengan seorang munafik. Orang munafik ini meminta kepada Kaab bin Asyraf agar menjadi hakim di antara mereka sedangkan Yahudi meminta kepada Nabi saw. lalu kedua orang yang bersengketa itu pun datang kepada Nabi saw. yang memberikan kemenangan kepada orang Yahudi. Orang munafik itu tidak rela menerimanya lalu mereka mendatangi Umar dan si Yahudi pun menceritakan persoalannya. Kata Umar kepada si munafik, "Benarkah demikian?" "Benar," jawabnya. Maka orang itu pun dibunuh oleh Umar.
Ayat 60
أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا۟ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُوٓا۟ إِلَى ٱلطَّٰغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوٓا۟ أَن يَكْفُرُوا۟ بِهِۦ وَيُرِيدُ ٱلشَّيْطَٰنُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.
Tafsir:
(Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang mengakui diri mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan apa yang diturunkan sebelum kamu; mereka hendak bertahkim kepada tagut) artinya orang yang banyak berbuat kedurhakaan, yaitu Kaab bin Asyraf (padahal mereka sudah dititahkan untuk mengingkarinya) dan tak akan memuliakan serta tidak mengangkatnya sebagai pemimpin. (Dan setan bermaksud menyesatkan mereka dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya) yakni dari kebenaran.
Asbabunnuzul Surah An-Nisa Ayat 51-60
Ayat ke-51 : turun berkenaan dengan sekelompok orang Yahudi yang menganggap orang-orang kafir Quraisy lebih mendapat petunjuk daripada orang-orang beriman. Menurut riwayat dari Ibnu Abbas, beberapa orang Yahudi, di antaranya Ka‘b bin al-Asyraf, datang ke Mekah untuk bekerja sama dengan kaum Quraisy dalam memerangi Nabi Muhammad ﷺ. Ka‘b memuji orang-orang musyrik karena menurutnya mereka lebih baik daripada pengikut Muhammad. Maka Allah menurunkan firman-Nya:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Kitab, mereka beriman kepada jibt dan thaghut dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik) bahwa mereka lebih mendapat petunjuk daripada orang-orang yang beriman?”
Dalam ayat ini, “jibt dan thaghut” diartikan sebagai segala bentuk penyembahan selain Allah, termasuk sihir, berhala, atau kekuasaan yang menyesatkan. Dengan demikian, Allah mengecam keras kemunafikan dan kekafiran yang dilakukan dengan sadar oleh orang-orang yang seharusnya berilmu.
Ayat ke-52: turun sebagai lanjutan, menggambarkan bahwa orang-orang yang seperti itu akan mendapat laknat Allah karena mereka memilih kesesatan dan mendukung kebatilan. Mereka bukan saja menolak kebenaran, tetapi juga menghalangi orang lain dari jalan Allah.
Ayat ke-53: diturunkan berkenaan dengan kaum Yahudi Bani Israil yang merasa iri terhadap kaum Muslimin. Mereka berkata, “Seandainya kami beriman kepada Muhammad, kami tidak akan mendapat bagian dari kenabian dan kekuasaan.” Maka Allah menjawab dengan ayat ini, menegaskan bahwa kekuasaan dan rahmat Allah tidak mereka miliki sedikit pun, karena Allah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Ayat ke-54: memperjelas bahwa kecemburuan kaum Yahudi terhadap Nabi Muhammad ﷺ bersumber dari iri hati karena kenabian diberikan kepada bangsa Arab. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, mereka berkata: “Kenapa Allah menurunkan wahyu kepada orang-orang miskin dari Quraisy?” Lalu Allah menurunkan ayat ini untuk menegaskan bahwa Allah-lah yang berhak memilih rasul dan memberikan karunia kepada siapa pun yang Dia kehendaki.
Ayat ke-55: menjelaskan sikap kaum Yahudi yang terpecah menjadi dua kelompok: sebagian beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ, dan sebagian lainnya menolak dan memusuhi beliau. Mereka yang menolak inilah yang akan dibakar dalam neraka. Menurut Ibnu Jarir, ayat ini menggambarkan keadaan kaum Yahudi Madinah seperti Bani Quraizhah dan Bani Nadhir, yang sebagian kecil menerima Islam, sedangkan kebanyakan tetap kafir.
Ayat ke-56: turun sebagai ancaman keras kepada mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah. Menurut riwayat dari Qatadah, ayat ini menegaskan siksaan bagi orang kafir yang kekal di neraka, di mana kulit mereka diganti setiap kali terbakar agar mereka terus merasakan pedihnya azab. Hal ini menggambarkan keadilan dan kesinambungan hukuman bagi orang yang keras kepala terhadap kebenaran.
Ayat ke-57: diturunkan sebagai kabar gembira bagi orang-orang beriman, sebagai penyeimbang dari ancaman sebelumnya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, setelah ayat ancaman itu turun, sebagian sahabat bertanya, “Bagaimana dengan kami yang beriman?” Maka turunlah ayat ini menjelaskan bahwa orang beriman akan dimasukkan ke dalam surga, tinggal di taman-taman dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, serta diberi pasangan suci dan kenikmatan yang kekal.
Ayat ke-58: turun berkaitan dengan amanah dan keadilan dalam memimpin. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan al-Wahidi, ayat ini turun ketika kunci Ka‘bah dipegang oleh Utsman bin Thalhah (dari Bani Syaibah) yang saat itu belum memeluk Islam. Saat penaklukan Makkah, Nabi meminta kunci itu untuk membuka Ka‘bah, lalu mengembalikannya lagi kepada Utsman setelah selesai, sambil membacakan ayat ini:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.”
Ayat ini menjadi dasar penting dalam Islam tentang amanah dan keadilan dalam kepemimpinan dan hukum.
Ayat ke-59: menjelaskan kewajiban taat kepada Allah, Rasul, dan ulil amri (pemimpin yang beriman). Menurut sebagian mufasir seperti al-Wahidi, ayat ini turun berkenaan dengan seorang sahabat bernama Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi yang diutus Nabi untuk memimpin satu pasukan kecil. Dalam perjalanan, sebagian prajurit sempat berselisih dengan pemimpinnya, lalu turunlah ayat ini agar umat Islam tetap taat kepada pemimpin selama tidak melanggar syariat.
Ayat ke-60: diturunkan berkaitan dengan orang munafik yang mengaku beriman kepada Nabi, tetapi ketika berselisih, mereka tidak mau berhukum kepada Rasulullah ﷺ, melainkan ingin pergi kepada thaghut (hukum jahiliyah atau kekuasaan tiran). Menurut riwayat dari asbabun nuzul Ibnu Abbas dan Mujahid, ada seorang munafik yang berselisih dengan orang Yahudi. Orang Yahudi itu berkata: “Mari kita pergi kepada Muhammad,” karena tahu Nabi akan memutuskan secara adil. Tetapi si munafik menjawab: “Tidak, mari kita pergi kepada Ka‘b bin al-Asyraf,” seorang pemimpin Yahudi yang zalim. Maka turunlah ayat ini untuk mengecam mereka yang mengaku beriman tetapi menolak hukum Rasulullah ﷺ, dan lebih memilih hukum selain dari Allah.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Tafsir Surat An-Nisa
Tafsir Surat An-Nisa Ayat 51 - 60
Tafsir dan Terjemahan Ayat Al-Quran
tafsir
Surah An-Nisa
| Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 31-40: Larangan Iri pada Orang Lain, Pembagian Adil Harta Waris |
|
|---|
| Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 21-30: Wanita Haram Dinikahi, Larangan Pengambilan Mahar Kembali |
|
|---|
| Arab, Latin, dan Tafsir Al-Quran Surah An-Nisa Ayat 11 - 20: Perlindungan Terhadap Perempuan |
|
|---|
| Arab, Latin, dan Tafsir Al-Quran Surah Ali Imran 191-200: Pahala Sama Bagi Laki-laki & Perempuan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.