Tafsir dan Terjemahan Ayat Al Quran
Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 41-50: Keadilan dan Kesaksian Hari Akhir Bagi Pendusta Rasul
Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 41-50: Keadilan dan Kesaksian Hari Akhir Bagi Pendusta Rasul
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
(Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni bila Dia dipersekutukan) artinya tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan-Nya (dan Dia akan mengampuni selain dari demikian) di antara dosa-dosa (bagi siapa yang dikehendaki-Nya) beroleh ampunan, sehingga dimasukkan-Nya ke dalam surga tanpa disentuh oleh siksa. Sebaliknya akan disiksa-Nya lebih dulu orang-orang mukmin yang dikehendaki-Nya karena dosa-dosa mereka, dan setelah itu barulah dimasukkan-Nya ke dalam surga. (Siapa mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar).
Baca juga: Arab, Latin, dan Tafsir Al-Quran Surah Ali Imran 191-200: Pahala Sama Bagi Laki-laki & Perempuan
Ayat 49
أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنفُسَهُم ۚ بَلِ ٱللَّهُ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya sedikitpun.
Tafsir:
(Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang membersih-bersihkan diri mereka itu) yakni orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa mereka itu anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya. Jadi persoalannya kebaikan itu bukanlah dengan membersih-bersihkan diri (tetapi Allah membersihkan) artinya menyucikan (siapa yang dikehendaki-Nya) dengan keimanan (sedangkan mereka tidak dianiaya) atau dikurangi amalan mereka (sedikit pun) walau sebesar kulit buah kurma sekalipun.
Ayat 50
ٱنظُرْ كَيْفَ يَفْتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ ۖ وَكَفَىٰ بِهِۦٓ إِثْمًا مُّبِينًا
Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).
Tafsir:
(Perhatikanlah) menunjukkan keheranan (betapa mereka mengada-adakan kedustaan terhadap Allah) mengenai hal itu (dan cukuplah itu menjadi dosa yang nyata) bagi mereka. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Kaab bin Asyraf dan lain-lainnya dari kalangan ulama Yahudi, yaitu ketika mereka tiba di Mekah dan menyaksikan orang-orang musyrikin yang terbunuh dalam perang Badar, maka mereka membakar kaum musyrikin untuk membalas dendam atas kekalahan ini dan memerangi Nabi saw.:
Baca juga: Arab, Latin, dan Tafsir Al-Quran Surah Ali Imran Ayat 181-190: Penolakan Yahudi pada Mukjizat Nabi
Asbabunnuzul Surah An-Nisa Ayat 41-50
Ayat ke-41
Ayat ini berbicara tentang keadaan pada hari kiamat, ketika para rasul akan dijadikan saksi terhadap umat-umat mereka, dan Nabi Muhammad ﷺ akan menjadi saksi atas umatnya. Menurut sebagian ahli tafsir seperti Ibnu Abbas, ayat ini turun untuk mengingatkan kaum munafik dan ahli kitab yang selalu menolak ajaran Nabi, bahwa pada hari akhir nanti tidak ada lagi alasan atau pembelaan yang bisa menutupi kedustaan mereka. Nabi Muhammad ﷺ akan menjadi saksi atas siapa yang menerima dan siapa yang menolak risalahnya.
Ayat ke-42
Ayat ini menegaskan bahwa pada hari itu, orang-orang kafir dan yang mendustakan rasul akan berharap ditelan bumi karena beratnya rasa malu dan takut terhadap azab. Menurut riwayat, ayat ini turun berkenaan dengan sebagian orang Yahudi dan munafik di Madinah yang sering berbuat aniaya dan menentang hukum Allah, tetapi masih menampakkan diri seolah-olah beriman. Maka Allah menggambarkan penyesalan mereka kelak di hari kiamat ketika tidak ada lagi tempat bersembunyi.
Ayat 43
Ayat ini tidak termasuk dalam kelompok ini (karena membahas wudhu dan shalat), maka pembahasan asbabun nuzul berlanjut pada ayat 44 dan seterusnya yang masih satu konteks dengan ayat sebelumnya.
Ayat 44
Ayat ini turun tentang sekelompok orang Yahudi di Madinah yang suka memperolok Al-Qur’an dan menyelewengkan makna kitab Taurat. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, mereka mengubah kata-kata dalam Taurat dan menyebut ayat-ayat Al-Qur’an dengan ejekan, seolah-olah mereka mengetahui lebih baik. Allah menegur mereka dengan firman-Nya: “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian dari Kitab (Taurat)? Mereka membeli kesesatan dan bermaksud supaya kamu pun tersesat dari jalan yang benar.”
Ayat 45
Ayat ini turun untuk menenangkan hati Rasulullah ﷺ dan kaum Muslimin. Allah menjelaskan bahwa Dia lebih mengetahui siapa yang berhak mendapat petunjuk dan siapa yang sesat. Menurut tafsir al-Tabari, ayat ini turun untuk menghibur Nabi karena ejekan orang Yahudi yang sering mempermainkan hukum dan menyembunyikan kebenaran.
Baca juga: Arab, Latin, & Tafsir Surah Ali Imran Ayat 171-180: Pahala Besar Bagi yang Tetap Sabar dan Berjuang
Ayat 46
Ayat ini menyinggung tentang kebiasaan orang Yahudi yang memutarbalikkan kata-kata dan mengganti makna ayat Taurat. Menurut riwayat dari al-Bukhari dan Ibnu Abbas, beberapa orang Yahudi datang kepada Nabi ﷺ dan mengucapkan salam dengan kata “As-sām ‘alaika” (kematian atasmu) sambil berpura-pura berkata “As-salāmu ‘alaika”. Nabi membalas dengan sabar, tetapi Aisyah marah dan membalas kata mereka. Maka turunlah ayat ini untuk menjelaskan sifat orang-orang yang suka mengubah ucapan dan mempermainkan agama, serta mengingatkan agar kaum Muslimin berhati-hati terhadap tipu daya mereka.
Ayat 47
Ayat ini turun sebagai peringatan kepada Ahli Kitab, khususnya orang Yahudi yang mengenal sifat-sifat Nabi Muhammad ﷺ dari Taurat, tetapi tetap menolak beriman. Menurut riwayat Ibnu Abbas dan Mujahid, ayat ini turun karena mereka mengetahui kebenaran Nabi, namun menutupinya karena iri dan takut kehilangan kedudukan. Allah memperingatkan mereka agar beriman sebelum Allah menghapus wajah mereka, yakni sebagai ancaman akan datangnya kehinaan dan azab.
Ayat 48
Ayat ini turun menegaskan prinsip pokok akidah bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kecuali jika pelakunya bertobat, sedangkan dosa selain itu dapat diampuni sesuai kehendak-Nya. Menurut riwayat dari Qatadah, ayat ini diturunkan untuk menjawab pertanyaan kaum Muslimin tentang keadaan orang-orang yang berbuat syirik namun mengaku menyembah Allah. Maka Allah menegaskan bahwa syirik adalah dosa terbesar, sedangkan dosa lainnya masih terbuka peluang untuk diampuni.
Ayat 49 dan 50
Ayat ini merupakan kecaman lanjutan terhadap orang-orang Yahudi yang menganggap diri mereka suci dan tidak berdosa. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, mereka berkata kepada kaum Muslimin: “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” Maka Allah menurunkan ayat ini untuk menegur kesombongan mereka, menegaskan bahwa Allah-lah yang mengetahui siapa yang benar-benar suci, bukan karena keturunan atau bangsa. Allah kemudian menyebutkan bahwa sebagian dari mereka telah menyandarkan kebohongan kepada Allah dan dengan demikian melakukan dosa besar.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Tafsir Surat An-Nisa Ayat 41 - 50
Tafsir Surat An-Nisa
Tafsir Ayat Al-Quran
Tafsir dan Terjemahan Ayat Al-Quran
tafsir
Al-Quran
| Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 21-30: Wanita Haram Dinikahi, Larangan Pengambilan Mahar Kembali |
|
|---|
| Arab, Latin, dan Tafsir Al-Quran Surah An-Nisa Ayat 11 - 20: Perlindungan Terhadap Perempuan |
|
|---|
| Arab, Latin, dan Tafsir Al-Quran Surah An-Nisa Ayat 1-10: Perempuan, Mahar, dan Hak Warisan Wanita |
|
|---|
| Arab, Latin, dan Tafsir Al-Quran Surah Ali Imran Ayat 181-190: Penolakan Yahudi pada Mukjizat Nabi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.