Puluhan Pelajar Sekolah Rakyat Kota Tasik Masih Adaptasi Hidup di Asrama

Dika menjelaskan, pelaksanaan MPLS ini dilakukan atas arahan selama dirinya mengikuti retret dan pembekalan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Jaenal Abidin
MPLS SEKOLAH RAKYAT - Pelajar Sekolah Rakyat terintegrasi 41 Kota Tasikmalaya ketika diberikan pemahaman materi tentang mitigasi tanggap bencana saat MPLS, Rabu (15/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 

TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Puluhan peserta didik Sekolah Rakyat terintegrasi 41 Kota Tasikmalaya masih disibukan dengan penyesuaian diri kehidupan di asrama.

Hal ini diungkapkan Wakil Humas SR Terintegerasi 41 saat mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Rabu (15/10/2025).

Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) SRT 41 Tasikmalaya Dika Restu Rohmana mengatakan, kegiatan MPLS tersebut berlangsung selama dua pekan dan akan berakhir pada Jumat 17 Oktober 2025 mendatang. 

Dika menjelaskan, pelaksanaan MPLS ini dilakukan atas arahan selama dirinya mengikuti retret dan pembekalan di Jakarta beberapa waktu lalu. 

Baca juga: Selain Jadi Kado Istimewa HUT, Peresmian Sekolah Rakyat di Kota Tasik Juga Bikin Warganya Senang

Nantinya Setelah MPLS selesai, akan dilanjutkan ke tahap matrikulasi atau tahap penyesuaian bagi para siswa sekolah rakyat. 

"Buku panduan memang sudah lengkap, hanya yang cukup lama itu tahapan penyesuaian siswa untuk berasrama dan penyesuaian kebiasaan diri mereka," kata Dika.

Ia mengungkapkan harus rela ikut mondok di asrama walaupun secara regulasi tidak ada kewajiban bagi guru untuk bermukim di sana.

Upaya ini dilakukan supaya peserta didik sekolah rakyat bisa betah dan cepat beradaptasi lingkungan baru.

"Kalau sekarang sudah bisa dibilang kondusif, tapi waktu di hari pertama dan kedua memang cukup repot, masih ada siswa yang gak betah, nangis pingin pulang," ucap Dika.

Namun, kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Tasikmalaya, tapi dirasakan oleh siswa sekolah rakyat seluruh daerah di Indonesia. 

"Banyak yang home sick. Ada juga kata temen saya siswa yang pulang itu gak tahu tujuannya apa, pokoknya pengen pulang aja," tuturnya.

Dirinya sangat bersyukur dengan perubahan siswa di sekolahnya dan sudah bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan siswa lain.

"Alhamdulillah, jam 21.00 WIB malam sudah pada masuk asrama. Kalau di awal-awal bisa sampai jam 12 malam mereka belum juga pada tidur," katanya. (*)

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved