Siap-siap Jalan Desa Bakal Lebih Mulus dan Kinclong, Perbaikan Diambil Alih Pemprov Jabar

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bakal mengambil alih perbaikan jalan desa agar lebih berkualitas, masuk dalam bantuan keuangan infrastruktur desa

Editor: Machmud Mubarok
tribunpriangan.com/jaenal abidin
JALAN DESA RUSAK - Perbaikan jalan di desa-desa di Jawa Barat akan diambil alih Pemprov Jabar. Foto ilustrasi jalan yang rusak di Kampung Bengkok, Sukalaksana, Bungursari, Kota Tasikmalaya, Senin (20/10/2025). 

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bakal mengambil alih perbaikan jalan desa agar lebih berkualitas. 

Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi mengatakan perbaikan tersebut bakal masuk dalam bantuan keuangan infrastuktur desa. 

Dikatakan Dedi, langkah itu diambil lantaran selama ini pembangunan jalan desa tidak berkualitas dan cepat rusak. 

"Tahun ini dibangun, tahun depan rusak lagi, saya nggak mau begitu. Nanti semuanya dibangun oleh Provinsi agar kualitasnya baik, berbeton, betonnya pabrikan,” ujar Dedi, Rabu (19/11/2025).

Dedi menilai, dana desa seringkali dibagikan ke RT, kemudian digunakan untuk perbaikan jalan lingkungan sebagai upaya membangun keadilan.

"Nah, kemudian cara pengerjaannya itu seringkali menggunakan manual. Sedangkan hari ini hujannya tinggi, mobil yang lewatnya gede-gede. Akhirnya cepat rusak gang-gang kecil cepat hancur," katanya.

" Saya ini kan hidup di desa jadi tahu, masalah sehingga sudah deh nanti yang Provinsi bangun jalan-jalan beton yang berkualitas pabrikan," tambahnya.

Baca juga: Perbaikan Jalan Pasar Pananjung di Pangandaran Masih Berlangsung Meski Belum Tersentuh Pemerintah

Baca juga: Bupati Tasikmalaya Fokus Perbaikan Jalan Rusak dan Pembangunan Ruang Kelas

Setelah urusan infrastruktur desa diambil alih oleh Provinsi, kata Dedi, maka urusan desa nanti akan difokuskan menyelesaikan program kesehatan warga, problem stunting, dan banyak persoalan penyakit masyarakat. 

“Itu akan langsung kami biaya sampai selesai. Nanti kader yang memandunya kader PKK, nanti dana desa itu peruntukannya untuk apa, itu bisa langsung,” katanya.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi meminta Kabupaten/Kota di Jawa Barat menyiapkan anggaran untuk perbaikan jalan mencapai 7,5 persen dari total APBD.

Kewajiban mengalokasikan 7,5 % APBD untuk pembangunan jalan, kata dia, akan diperkuat lewat penerbitan keputusan Gubernur. 

“Karena kalau tidak 7,5 persen, tetap saja jalan di Jawa Barat akan tetap rusak,” katanya.

Menurutnya, alokasi anggaran untuk perbaikan jalan menjadi penting, karena banyak warga mengeluhkan kerusakan jalan, meski kewenangan jalan tersebut bukan di Provinsi. 

“Masyarakat tidak akan membedakan. Setiap jalan rusak, Pak Dedi, jalan goreng (rusak)," katanya.

Awasi Perbaikan

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengajak masyarakat untuk ikut aktif melakukan pengawasan pelaksanaan perbaikan infrastruktur di sejumlah wilayah di Jabar. 

Dikatakan Dedi, masyarakat yang melihat adanya aktivitas pengerjaan jalan beraspal atau hotmix di malam hari, bisa langsung melapor atau bahkan meminta dihentikan.

Pengerjaan malam hari, kata Dedi, berisiko menurunkan kualitas jalan karena kondisi cuaca saat ini kerap hujan dan berkabut, terutama di wilayah pegunungan Jawa Barat.

“Saya sampaikan kepada seluruh warga Jabar agar ikut mengawasi bahkan menghentikan apabila ada kegiatan penghotmikan malam hari. Karena sekarang itu hujan, malam hari kadang berkabut, kalau di daerah-daerah pegunungan nanti kualitas hotmiknya buruk,”ujar Dedi, Senin (27/10/2025).

Pengerjaan proyek jalan di malam hari pun, kata Dedi, rawan terjadi kesalahan teknis akibat suhu udara dan kelembapan yang tidak ideal untuk proses pengaspalan.

"Potensi pengurangan volume dan buruknya udara karena tidak cocok dengan penghotmikan jalan itu akan terjadi,” katanya.

Dedi pun sudah meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jawa Barat agar berkoordinasi dengan jajaran satuan lalu lintas di seluruh kabupaten/kota.

“Saya sudah meminta Kepala PU agar berkoordinasi dengan jajaran satuan lalu lintas di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat untuk sama-sama melakukan pengaturan pembangunan peningkatan jalan,” katanya.

Dedi meminta agar seluruh pekerjaan jalan dilakukan pada siang hari, mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, demi menjaga kualitas jalan sekaligus kenyamanan masyarakat.

“Nanti pas jam pulang orang kerja kan bisa istirahat dulu. Tidak boleh ada pengerjaan saat malam hari,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved