TRIBUNPRIANGAN.COM - Tribuner, tahukah anda, pada hari ini Selasa 5 Agustus 2025, dikategorikan sebagai hari terpedek sepanjang tahun.
Ya, kalian tidak salah dengar, dan bukan suatu kebetulan atau dibuat-buat.
Pasalnya secara astronomis, 5 Agustus 2025 adalah salah satu dari hari-hari di mana Durasi Hari Matahari sangat pendek.
Hal ini sering disebut hari “solar day”, yang diprediksi lebih pendek sekitar 1,25 hingga 1,51 milidetik dibandingkan 24 jam standar (86.400 detik)
Faktanya, secara pribadi kita tidak akan merasakan perbedaan 1 milidetik adalah 0,001 detik.
Baca juga: Ada Jadwal Libur Tambahan di Agustus 2025, Kapan dan Jadi Hari Besar Apa?
Tapi secara teknis, ini penting untuk sistem yang mengandalkan sinkronisasi waktu ultra-akurat dari perhitungan alat seperti GPS, jaringan komunikasi, jaringan finansial, dan Coordinated Universal Time (UTC).
Jika tren percepatan rotasi berlanjut, mungkin akan diperlukan negative leap second (pengurangan detik dalam UTC), yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Paslanya hal ini mungkin saja akan memunculkan kekhawatiran jangka panjang seperti redistribusi massa air laut menuju ekuator, yang bisa berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut jika rotasi semakin cepat terus-menerus.
Kabar baiknya, potensi jangka panjang dari fenomena langka ini masih perlu penyesuaian waktu resmi serta penatauan detail mengenai potensi perubahan permukaan laut.
Lantas mengapa bisa terjadi?
Ada beberapa teori yang menjelaskan jika perubahan rotation speed ini terjadi karena interaksi dinamis dalam sistem bumi-mismatched ini seperti:
Baca juga: Hendak Berlibur ke Garut Hari Ini? Ini Prediksi Cuacanya
1. Perubahan dalam inti cair Bumi
Dimana gerakan material cair dalam inti bumi memerlukan penyesuaian sudut rotasi untuk menjaga total momentum sudut sehingga permukaan bisa berputar sedikit lebih cepat.
2. Dampak atmosfer dan angin global
Pola rotasi atmosfer yang bergerak cepat dapat menyebabkan Bumi memutar sedikit lebih cepat supaya jumlah momentum total tetap seimbang.
Meski penyebab pastinya belum sepenuhnya pasti, para ilmuwan mencurigai bahwa faktor internal Bumi—terutama gerakan inti—lebih dominan daripada pengaruh atmosfer atau bulan.
Baca juga: Lagi Liburan di Pangandaran dan Masa Berlaku SIM Mau Habis, Datangi Lokasi SIM Keliling Ini