TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Jawa Barat (Jabar) dan Banten bersama Pemerintah Provinsi Jabar berkolaborasi mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung.
Kolaborasi itu ditandai dengan penandatanganan deklarasi "Penanganan Sampah di Kota Bandung," di Telkom University dalam forum University Leaders Forum 2024 dengan tema "Strategi Mengelola Perguruan Tinggi Berkualitas untuk Masa Depan Anak Bangsa".
Deklarasi itu ditandatangani langsung oleh Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Pj Walikota Bandung, A. Koswara, Rektor Telkom University dan Rektor Itenas sebagai perwakilan perguruan tinggi serta Kepala LLDIKTI Wilayah IV M. Samsuri.
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengatakan, masyarakat harus terus diingatkan dan diedukasi terkait pengelolaan ampah yang benar sejak dari rumah.
"Kami bersama Perguruan Tinggi Swasta kan ada mahasiswa, mahasiswa kami edukasi dulu dan turun ke masyarakat untuk menyadarkan masyarakat, mengelola sampah terlebih dahulu," kata Bey, dikutip dari Humas Jabar.
Baca juga: Rumah Rosadi di Purwadadi Ciamis Hangus Terbakar, Diduga Akibat Pembakaran Sampah
Adapun strateginya kata Bey, akan dibagi per klaster.
"Nanti di kecamatan (30 kecamatan) ini perguruan tinggi mana. Detailnya sampai perkelurahan (151 kelurahan), nanti dilihat apa ada progresnya atau tidak," kata Bey.
"Kami sudah berkomunikasi dengan Pak Sekda, tidak hanya tanda tangan kerja sama, tetapi nanti ada hasilnya, bisa dirasakan masyarakat dan dilakukan oleh masyarakat," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Samsuri mengatakan, setelah sukses mengadakan kegiatan Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Sumedang, pihaknya kemudian melakukan hal yang lebih spesifik lagi yakni gerak bersama, Kota Bandung bersih sampah.
Baca juga: Kunjungan Pemdes Cijulang ke Unigal Hadirkan Peluang Kerjasama di Bidang Pengolahan Sampah
Pihaknya melihat hal yang paling penting bagaimana proses di hulu, yakni di lingkungan masyarakat harus diedukasi mengenai pengelolaan sampah.
Tidak kalah penting, kata Samsuri, di setiap kelurahan ada tempat pengolahan sampah, saperti sampah organik bisa dibuat menjadi pupuk.
"Kami akan berperan di sana bersama masyarakat. Tentunya kita membutuhkan keterbukaan dari pemerintah daerah itu sampai pada level kelurahan, RT dan RW. Kalau akses tertutup tidak bisa bergerak juga mahasiswa," kata Samsuri.
Baca juga: Kadin Cianjur Datangkan Investor dari Korea, Bantu Pengelolaan Permasalahan Sampah
"Perguruan tinggi memiliki resource, mahasiswa dan dosen pembimbing di lapangan. Dimana setiap perguruan tinggi memiliki kewajiban melaksanakan pengabdian kepada masyarakat," imbuhnya.
Masih dijelaskan Samsuri apabila penanganan sampah masih dipandang sebagai masalah serius, maka harus segera dimulai.
Dengan begitu, menurut Samsuri, setahun kemudian kultur masyarakat di Kota Bandung secara otomatis, saat membuang sampah sudah bisa memilah sampah dengan baik.
Baca juga: Kewalahan Atasi Sampah, DLH Kota Tasikmalaya Akui Banyak Armada Sudah Rusak