Kak Seto Minta Pendidikan Karakter di Barak Militer Gagasan KDM Dievaluasi Secara Berkala

Seto Mulyadi atau Kak Seto menyarankan agar program pendidikan karakter Panca Waluya gagasan KDM dievaluasi secara berkala

Editor: Machmud Mubarok
TribunJabar.id/Nazmi Abdurahman
EVALUASI BERKALA - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau Kak Seto menyarankan agar program pendidikan karakter Panca Waluya dievaluasi secara berkala. 

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau Kak Seto menyarankan agar program pendidikan karakter Panca Waluya dievaluasi secara berkala.

Berdasarkan pengamatannya secara langsung di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kak Seto menilai materi yang diberikan sudah relatif baik dan tidak ada pelanggaran HAM anak. 

Namun, kata dia, evaluasi berkala tetap harus dilakukan dan terbuka dengan kritik yang membangun hingga melibatkan psikolog guna memastikan anak-anak pada kondisi psikologis yang baik.

Sebab, kata dia, kritik yang membangun tentu sangat diperlukan. Dia pun mengajak semua unsur untuk bersatu memberikan lingkungan kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak. 

"Pendidikan formal dan informal dalam keluarga juga perlu dilengkapi dengan pendidikan non formal. Itu bisa saja di Dodik Bela Negara, perpustakaan, sarana gelanggang olahraga maupun sanggar-sanggar seni. Jawa Barat bisa menjadi contoh dan alternatif," katanya.

Kak Seto juga mendorong para pihak lainnya tak gengsi untuk meniru program pendidikan karakter dari Jabar ini, termasuk jika program ini diadopsi menjadi suatu gerakan nasional. 

"Jadi dalam hal ini kami apresiasi dan tetap harus dievaluasi sampai akhir, beberapa akan kami ikuti, juga ada tim psikolog sehingga kalau nanti hasilnya positif jangan ragu-ragu dan gengsi untuk dijadikan gerakan nasional," katanya.

Baca juga: Ono Surono Tolak Program Barak Militer Dedi Mulyadi, Disebutnya Langgar Hak Anak dan UU Pendidikan

Baca juga: Tangis Dedi Mulyadi Pecah Saat Peluk Peserta Pendidikan Karakter di Momen Harkitnas 2025

Sebelumnya, ratusan peserta pendidikan berkarakter gelombang pertama dinyatakan selesai. Mereka akan kembali ke sekolah dan rumah masing-masing.

Pelepasan peserta pendidikan berkarakter itu dilakukan di Halaman Gedung Sate, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Selasa 20 Mei 2025.

Sebagaimana diketahui, program pendidikan karakter ini digagas oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, atau Kang Dedi Mulyadi disingkat KDM, sebagai jawaban atas kondisi anak-anak muda dan pelajar di Jabar.

Para remaja ini banyak yang terlibat dalam kenakalan dan kriminalitas. Saat meninjau  kegiatan pendidikan karakter 39 pelajar SMP di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (3/5/2025), KDM program pendidikan ini bukan soal militerisasi.

Namun, kata dia, ini tentang membangun karakter, seperti bangun pagi, mandi, salat subuh, sarapan, olahraga, dan belajar disiplin hidup. 

Langkah KDM ini mendapat dukungan luas dari para bupati dan wali kota di Jawa Barat. Menurutnya, pendidikan karakter berbasis disiplin TNI diyakini dapat menjadi solusi atas krisis moral dan kenakalan remaja yang tak tertangani lewat jalur hukum formal.

“Ini bukan hanya soal anak-anak hari ini. Ini tentang arah bangsa ke depan,” ucapnya.(*)

Baca Berita-berita TribunPriangan.com Lainnya di Google News
 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved