Harkitnas 2025

Tangis Dedi Mulyadi Pecah Saat Peluk Peserta Pendidikan Karakter di Momen Harkitnas 2025

Tangis Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi pecah saat memeluk siswa peserta pendidikan berkarakter, sesuai upacara hari kebangkitan Nasional, di Gedung Sate

Editor: Machmud Mubarok
TribunJabar.id/Nazmi Abdurahman
KDM MENANGIS - Tangis Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi pecah saat memeluk siswa peserta pendidikan berkarakter, sesuai upacara hari kebangkitan Nasional, di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025). 

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Tangis Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi pecah saat memeluk siswa peserta pendidikan berkarakter, sesuai upacara hari kebangkitan Nasional, di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025).

Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional itu, siswa peserta pendidikan berkarakter menampilkan kemampuan baris berbaris dalam parade defile.

Dedi mengaku terharu, menyaksikan para siswa bertemu dengan orang tuanya, setelah dua pekan menjalani pendidikan di Dodik Bela Negara, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

"Ya, gimana. Ini kan urusannya rasa ya. Urusan hati, urusan cinta. Siapa sih yang tidak terharu, orang tua bertemu anaknya saat anaknya sudah berubah," ujar Dedi, Selasa (20/5/1025).

Program tersebut, kata dia, lahir dari rasa sayang dan peduli terhadap nasib para remaja di Jabar, sehingga dirinya merasakan bagaimana kebahagiaan para orang tua saat bertemu kembali dengan anak-anaknya. 

"Ini adalah rasa, karena untuk itu saya sampaikan apa yang saya lakukan, dasarnya hati. Kalau yang saya lakukan dasarnya hati, maka diterimanya oleh rasa dan melahirkan cinta," katanya.

Baca juga: Pemkot Tasikmalaya Belum Punya Lokasi Wajib Militer Untuk Pelajar Berperilaku Buruk

Baca juga: 40 Pelajar Asal Sumedang yang Akan Masuk Barak Militer Jalani Tes Kesehatan

Melalui program ini, Dedi mengaku sedang membangun hubungan pemerintah dengan rakyat, agar rakyat bisa merasakan bahwa negara hadir di tengah persoalan yang mereka hadapi, terkhusus soal kenakalan remaja.

"Ini urusan rasa, bukan urusan-urusan administrasi kenegaraan," ucapnya.

Program ini, kata dia, adalah jawaban untuk pihak-pihak yang meragukan kebijakannya yang menyerahkan siswa bermasalah kepada TNI untuk dididik dan dibina agar bisa semakin baik.

"Jadi ini salah satu bukti bahwa semua orang, bukan semua orang ya, banyak orang meragukan apa yang dilakukan oleh Pemprov Jabar, tetapi akhirnya waktu yang menjawab," ucapnya. (*)

Baca Berita-berita TribunPriangan.com Lainnya di Google News

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved