Breaking News

Suara Emak-emak yang Rumahnya Tergusur Penataan Kawasan Situ Ciburuy, Minta Pemerintah Empati

Puluhan emak-emak yang terdampak penataan kawasan Situ Ciburuy, Bandung Barat belum sepenuhnya ikhlas.

Editor: Dedy Herdiana
Tribunjabar.id/Rahmat Kurniawan
SUARA EMAK-EMAK - Ketika emak-emak bersuara karena tempat tinggal dan usahanya di kawasan Situ Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat, dibongkar, Kamis (18/9/2025). Lahan tersebut memang merupakan milik pemerintah. 

Laporan kontributor Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG BARAT - Puluhan emak-emak yang terdampak penataan kawasan Situ Ciburuy, Bandung Barat belum sepenuhnya ikhlas.

Pasalnya, masih ada warga yang masih mengalami kebingungan karena tidak memiliki tempat tinggal lain.

"Kami tidak ada uang untuk pindah atau untuk membayar sewa, atau untuk membayar angkutan. Berapapun yang dikasi, kami syukuri," kata Perwakilan emak-emak Situ Ciburuy, Eneng Siti Kulsum (54) di Situ Ciburuy, Bandung Barat, Kamis (18/9/2025).

Eneng mengungkapkan, ada puluhan bangunan yang akan tergusur kegiatan penataan Situ Ciburuy.

Mayoritas bangunan yang akan dibongkar itu berupa rumah maupun tempat usaha warga yang tergolong ekonomi kelas menengah ke bawah.

"Kondisi yang menduduki di sini adalah kelas menengah ke bawah. Mereka sekarang bekerja, sekarang bisa makan (kalau sekarang tidak bisa kerja, sekarang tidak bisa makan)," ungkapnya.

Baca juga: Daftar 12 Pekerja Informal di Jawa Barat yang Bisa Dapat BPJS Ketenagakerjaan Gratis

Eneng mendesak pemerintah untuk segera turun tangan mengatasi permasalahan yang muncul dalam penataan kawasan Situ Ciburuy.

"Jangan sampai (gara-gara) urusan perut, sampai (memicu) terjadi bentrokan," tegasnya.

Eneng menuturkan, warga yang terdampak penataan mendukung langkah pemerintah untuk menata kawasan Situ Ciburuy.

Dia berharap, penataan kawasan Situ Ciburuy dapat ikut meningkatkan kesejahteraan warga setempat.

"Kalau ada penempatan untuk kesejahteraan masyarakat di sini, di bangun warung, diprioritaskan warga di sini yang tergusur. Di sini ada yang kerja rongsokan, jadi tidak ada penghasilan," tuturnya.

Eneng menambahkan, suara lantang para warga bukan untuk memprotes atau menentang penataan.

Mereka hanya ingin pemerintah khususnya para pejabat yang duduk di kursi eksekutif maupun legislatif memiliki empati dan tidak tutup mata.

"Kami bukan mempertahankan atau membangkang, kami ingin mengetuk aparat pemerintah, DPRD Bupati, Gubernur tolong kami untuk pindah tolong untuk menyewa rumah. Sebagai warga yang menduduki tanah pemerintah kami tahu diri ini hak pemerintah, mereka tidak mempertahankan. Kami bersyukur akan dibenahi  jadi wisata," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved