Kemegahan Masjid Agung Manonjaya, Masjid Berarsitektur Klasik Jawa-Eropa yang Dirikan 1832
Masjid Agung Manonjaya ini memiliki menara kembar Utara dan Selatan sebagai simbol membawa kemegahan masjid tersebut.
Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin
TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Masjid Agung Manonjaya yang didirikan pada tahun 1832, ternyata memiliki arsitektur klasik dengan perpaduan budaya Jawa dan Eropa.
Masjid yang berlokasi di jalan Raya Manonjaya, Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya ini mempunyai nilai budaya sekaligus simbol pada waktu Pemerintahan Sukapura sebelum berubah menjadi Kabupaten Tasikmalaya dan pindah ke wilayah Singaparna.
Berbalut warna hijau dan putih dan corak warna emas, Masjid Agung Manonjaya menjadi salah satu masjid termegah di antara yang ada dengan memiliki luas sekitar 6150 meter persegi, dan mampu menampung jamaah sekitar tiga ribu orang.
Baca juga: Status Kota Tasikmalaya Tanggap Darurat, BPBD: Dominan Bencana di Purbaratu dan Cibereum
Masjid Agung Manonjaya ini memiliki menara kembar Utara dan Selatan sebagai simbol membawa kemegahan masjid tersebut.
Juru pelihara cagar Budaya Masjid Agung Manonjaya Rusliana menjelaskan bahwa masjid ini didirikan pada tahun 1832 dalem Wira ke-8 dengan mempunyai arsitektur klasik.
Rusliana menambahkan, masjid ini salah satu cikal pemerintahan pertama sebelum pindah ibukota ke Kecamatan Singaparna saat ini.
"Memang Masjid Agung Manonjaya ini cikal bakal Tasikmalaya awalnya daripada pemerintahan kabupaten Sukapura yang berada di Leuwi Loa sebelum pindah ke Singaparna," jelasnya ketika ditemui wartawan TribunPriangan.com, Rabu (12/3/2025).
Baca juga: Ratusan Rumah di Kota Tasikmalaya Terdampak Puting Beliung, Viman: Status Tanggap Darurat
Sejak didirikan pada tahun 1832, ternyata Masjid Agung ini sudah beberapa kali dilakukan renovasi, tapi pihak pengelola tetap mempertahankan arsitektur Jawa eropa hingga sekarang.
Salah satu ciri Masjid Agung Manonjaya yakni terdapat ikonik pada mimbar dan tulisan kaligrafi dinding, hingga ada empat tiang (soko guru) sebagai penopang penyangga keatas.
"Bahkan di dalam tiang kolom dorik itu sebagai ciri khas arsitek Eropa Jawa. Dan masjid ini sudah lima kali dilakukan renovasi dan terakhir pada tahun 2009 saat terkena gempa," ucap Rusliana.
Dia juga mengungkapkan, saat ini Masjid Agung Manonjaya memiliki bangunan utama dan bangunan tambahan yang dibangunkan tahun 1889.
"Jadi sekarang ada dua bangunan, terdiri serambi dan koridor, dan terdapat didalam koridor ada menara yang terbuat dari tanah liat peninggalan pengrajin genteng sampai sekarang masih ada," tambahnya.
Untuk warna pun sudah berubah, awalnya penuh akan putih tapi sekarang ada perpaduan hijau putih dan warna kuning emas di beberapa bagian.
Masjid Agung Manonjaya sudah disematkan sebagai cagar budaya oleh Kemendikbud tahun 1999.
DPRD Kota Tasikmalaya Sebut Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu Berpotensi Jadi Pungutan Liar |
![]() |
---|
1 dari 69 Dapur MBG di Kota Tasikmalaya Sudah Miliki SLHS |
![]() |
---|
Pemkot Tasikmalaya Perketat Pengawasan Dapur MBG Imbas 65 Dapur Tak Miliki SLHS |
![]() |
---|
8 Hari Lagi Acara Puncak HUT Ke-24 Kota Tasikmalaya, Ini Daftar Acaranya Sepanjang Oktober |
![]() |
---|
4 WNA Asal Bangladesh Tertangkap Basah Masuk Ilegal Lewat Cikelet Garut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.