Status Kota Tasikmalaya Tanggap Darurat, BPBD: Dominan Bencana di Purbaratu dan Cibereum

Bencana akibat hujan ekstrem disertai dengan angin berdampak pada beberapa titik di wilayah Kota Tasikmalaya Purbaratu, Cibeureum, dan Tamansari.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Tribun Priangan/Jaenal Abidin
TANGGAP DARURAT - Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar ketika memberikan keterangan seputar cuaca ekstrem hingga status tanggap darurat di Kota Tasikmalaya, Rabu (12/3). 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin

TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya sebut wilayah Kota Tasikmalaya menaikkan status tanggap darurat imbas bencana puting beliung yang merusak ratusan rumah warga pada Selasa (11/3/2025) sore.

"Sesuai dengan SK Wali Kota sejak tahun 2024 bahwa Tasikmalaya sedang siaga darurat hidrometeorologi yang akan berlangsung sampai 31 mei 2025," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar ketika dikonfirmasi wartawan TribunPriangan.com, usai mendampingi Wali Kota meninjau rumah yang rusak, Rabu (12/3/2025).

Berdasarkan hasil pendataan, bencana akibat hujan ekstrem disertai dengan angin berdampak pada beberapa titik di wilayah Kota Tasikmalaya Purbaratu, Cibeureum, dan Tamansari.

Baca juga: Lanud Wiriadinata Kolaborasi Dengan Fakultas Pertanian Unsil Kembangkan Inovasi Pengelolaan Limbah

"Ada 104 titik kejadian dan ratusan rumah terdampak oleh bencana angin kencang dan hujan deras. Saya kira sudah masuk status tanggap darurat," ucap Ucu.

Ditanyai titik mana saja yang dominan bencana, Ucu mengaku ada tiga wilayah kerap dilanda bencana puting beliung.

"Dominan itu Purbaratu dan Cibeureum, memang dua kecamatan ini dari sisi elevasi landai, sehingga memungkinkan ketika angin datang tidak ada tegakan yang menahan itu. Sehingga angin langsung menerpa pemukiman," jelasnya.

Berbeda dengan wilayah Kawalu dan Bungursari ketika angin kencang menerpa terhalang dengan bukit dan tegakan pohon.

Ucu menyatakan, kejadian yang sempat ramai di media sosial itu hingga merusak ratusan rumah dan pedagang di Jalan Baru Ciloseh sebagai fenomena alam biasa.

"Selain hujan deras disertai angin, malah ada tambahan ada hujan disertai butiran es, jadi itu fenomena alam biasa, dan ini menunjukan bahwa masyarakat harus lebih waspada terhadap fenomena cuaca ekstrem tersebut," kata dia. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved