Banjir Bandang di Kabupaten Bandung

Cerita Tedi Hampir Terbawa Arus saat Banjir Bandang di Kampung Lamajang Peuntas: Saya Pegang Pagar

Menurut Tedi, kampungnya tepatnya di RT 3 RW 10, kerap terjadi banjir kala musim hujan. Akan tetapi banjir tidak sebesar Kamis malam.

Tribun Jabar/Luthfi Ahmad Mauludin
Pengungsi terdampak banjir bandang di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Kiaracondong, Kabupaten Bandung, Kamis (11/1/2024) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN BANDUNG - Salah seorang warga Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Kiaracondong, Kabupaten Bandung, Tedi Rustandi (47) menceritakan kejadian kurang mengenakkan yang dialaminya saat kampungnya diterjang banjir bandang pada Kamis (12/1/2024).

Tedi mengaku masih ingat betul betapa besarnya banjir bandang yang menerjang wilayahnya beserta tetangga-tetangganya.

Menurut Tedi, kampungnya tepatnya di RT 3 RW 10, kerap terjadi banjir kala musim hujan. Akan tetapi banjir tidak sebesar Kamis malam.

Baca juga: VIRAL Video Arus Deras Warna Cokelat di Curug Batu Templek Disebut Banjir Lumpur, Ini Kata Pengelola

"Sekarang banjirnya besar banget, arusnya deras, kaya tsunami," kata Tedi saat ditemui di tempat pengungsian.

Tedi mengaku, hingga kini dirinya masih kaget serta trauma dengan apa yang terjadi.

"Saat kejadian itu panik, kaweur, kaget. Dalam hati yang terpenting bisa menyelamatkan anak saya, " kata dia.

Namun, saat mau menyelamatkan anaknya, dia hampir terbawa arus banjir bandang yang deras.

Baca juga: 3 Ruas Jalan di Cimahi Tergenang Banjir, Pengendara dari Kedua Arah Terjebak di Jalan Cilember

"Untung saya tak terbawa arus, saya megang pagar dan paku. Untungnya tetangga nyebur menyelamatkan anak saya," kata dia, yang masih terlihat shock.

"Setelah diselamatkan ke rumah tetangga, sekitar jam sepuluh (malam) dievakuasi tim sar," katanya.

Tedi mengatakan, kini dirinya bersama korban terdampak banjir berada di pengungsian di SMPN 1 Dayeuhkolot.

"Ya sekarang di sini saja, soalnya kondisinya seperti ini, barang-barang juga tak ada yang bisa dibawa terendam, " tuturnya.

Baca juga: Longsor Tutupi Jalan di Perbatasan Garut-Tasikmalaya, Polisi Berlakukan Buka-Tutup Arus Lalu Lintas

Dia bersama warga lainnya kini membutuhkan pakaian karena yang dipakainya basah dan tak sempat membawa barang-barang.

"Selain itu mungkin makanan, " katanya.

Hingga pukul 22.40 WIB Kamis (11/1/2024), terdapat 33 KK dengan jiwa sebanyak 84 jiwa yang mengungsi di SMPN 1 Dayeuhkolot.

Jumlah itu diprediksi masih akan terus bertambah.

Sebab, terdapat korban-korban yang masih berada di luar wilayah SMP, bahkan Tim Sar pun masih melakukan evakuasi.

Selain di sekolah, korban banjir juga ada yang mengungsi ke rumah- rumah saudaranya, yang ada di daerah Desa Citeurup. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved