Gempa Kembali Guncang Sumedang

Ada Kemungkinan Gempa Sumedang Karena Pergerakan Sesar Aktif Baribis di Bagian Utara, Benarkah?

Ada Kemungkinan Gempa Sumedang Karena Pergerakan Sesar Aktif Baribis di Bagian Utara, Benarkah?

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kompas.com
Sesar Baribis disebut berpotensi penyebab Gempa Sumedang (INFOGRAFIS KOMPAS.ID/ GUNAWAN) 

Sesar Baribis dengan segmen Jakarta berada di samping segmen yang berada di sebelah timur yang dapat disebut sebagai segmen Bekasi - Purwakarta.

Sesar Baribis juga teridentifikasi sebagai jenis sesar naik dengan slip rate 1 mm per tahun.

Sejarah mencatat bahwa Sesar Baribis di bagian timur pernah memicu gempa merusak di Jakarta pada 1780 dan di Kabupaten Majalengka pada 1990.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro, diketahui bahwa Sesar Baribis memiliki ancaman besar, khususnya bagi wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Baca juga: Apa itu Sesar Cileunyi-Tanjungsari? Sesar Aktif yang Diduga Pemicu Gempa Sumedang

Sesar yang Berpotensi Memicu Gempa Megathrust

Keberadaan Sesar Baribis kerap menjadi perbincangan karena disebut berpotensi menimbulkan gempa megathrust.

Dikutip dari pemberitaan Kompas TV (26/6/2022), Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menyampaikan bahwa jalur sesar ini memiliki potensi gempa yang cukup signifikan.

Berdasarkan catatan BMKG, aktivitas gempa kerak dangkal akibat aktivitas Sesar Baribis dengan kekuatan kecil pun dapat memicu kerusakan.

Bahkan gempa kecil dengan magnitudo 4,5 mampu menimbulkan kerusakan karena hiposenternya dangkal sehingga episenternya dekat dengan permukaan.

Gempa Megathrust memiliki spesifikasi berpusat di bidang kontak antarlempeng dengan kedalaman kurang dari 45-50 kilometer, atau dapat diartikan berdasarkan kata penyusunnya.

Baca juga: Sumedang Tanggap Darurat Selama 7 Hari, BNPB Gelontorkan Dana Rp 350 Juta

Mega memiliki arti besar, sedangkan thrust artinya adalah dorongan, yakni gerak sesar naik yang dapat menimbulkan gempa dan tsunami.

Tsunami akibat megathrust disebabkan karena daya dorong dari gempa ini menimbulkan gerakan vertikal besar di dasar laut.

Secara otomatis, gerakan tersebut menyebabkan volume air bergeser dalam jumlah besar lalu bergerak yang menyebabkan tsunami.

Meski begitu, tidak semua gempa megathrust menyebabkan tsunami karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika tsunami terjadi. Di antaranya adalah:

  • Memiliki kekuatan yang besar.
  • Hiposenter yang dangkal.
  • Gerakan sesar naik.

Selain menyebabkan gempa dan tsunami, megathrust juga bisa menimbulkan longsor bawah permukaan air dari landas kontingen ke laut dalam, yang dapat diidentifikasi dari sampel inti yang diambil dari dasar laut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved