Profil Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya, yang Jadi Tempat Kunjungan Prabowo Hari Ini

Profil dan Sejarah Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya, yang Jadi Tempat Kunjungan Prabowo Hari Ini

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Facebook.com
Tangkapan layar masjid Pondok Pesantren Miftahul Huda (facebook/ @Solahudin) 

Khusus pembelajaran tentang kebahasaan dan logika di pesantren ini menggunakan Kitab Jurumiah, kitab Shorof Kailani, Amtsilatut-Tasrif, Kitab Imriti, Kitab Alfiyah Ibnu Malik, Kitab Samarqandi, dan Kitab Sulamun Nauraq.

Terdapat pula pembelajaran aqidah yang biasanya menggunakan kitab Tidjanudarory, Kitab Aqidatul ‘Awam, Kitab Khulasoh Ilmu Tauhid, Kitab Majmu’atul Aqidah, Kitab Sya’bun Iman, Kitab Ghoyatul Wushul, dan Kitab Aqidah Al-Islamiyah.

Bagi para santri yang sedang fokus pada kajian syariah dan fiqh biasanya akan mendapat pembelajaran dari Kitab Safinah, Kitab Taqrib, Kitab Riyadul Badiah, Kitab Lanatuts-Tholibin, Kitab Fathul Muin, dan Kitab Fathul Wahab.

Terakhir kitab untuk mengkaji materi akhlak dan tasawuf adalah Kitab Akhlaq Lil Banin dan Kitab Sulamut Taufiq.

Ciri khas pondok pesantren salafiyah inilah yang masih terus dipertahankan oleh Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya hingga hari ini.

Untuk memudahkan pengkajiannya kitab kuning ini dengan menggunakan bahasa Sunda. Sehingga orang yang awam dalam bahasa Arab pun bisa memahaminya.

Selan itu, sistem pendidikan salafiyah memang tidak menerapkan kurikulum yang disusun secara rapi lengkap dengan silabus.

Baca juga: Viral Video Pria yang Menolak Evakuasi saat Erupsi Semeru Ternyata Bukan Pimpinan Pondok Pesantren

Dimana para santri memang mendapat pembelajaran tanpa mengenal batas waktu tertentu, sehingga sangat wajar ketika ada santri yang belajar bahkan hingga puluhan tahun lamanya.

Metode pembelajaran seperti ini memang menjadi ciri khas dari pondok pesantren salafiyah.

Namun, tidak semua sistem tersebut relevan untuk hari ini. Mengingat kondisi pendidikan Indonesia yang juga memiliki batasan tertentu.

Melihat hal ini Pondok Pesantren Miftahul Huda sendiri secara perlahan mulai menerapkan sistem semi formal, yang merupakan ciri khas salafiyah seperti pengkajian kitab-kitab yang relevan dengan keadaan hari ini.

Sedangkan pada aspek yang lain seperti kurikulum dan lamanya durasi belajar mulai diatur secara rinci.

Pada Pondok Pesantren Miftahul Huda ini sistem silabus, kurikulum, dan sistem evaluasi dibuat berdasarkan tujuan dari pembelajaran.

Jenjang pendidikan di pesantren ini pun terbagi menjadi tiga yaitu Ibtida, Tsanawiyah, dan Ma’had Ali.

Semuanya mempunyai tiga tingkatan dan pembelajaran santri pada jenjang Ma’had Ali menekankan pada praktek.

Baca juga: Santri Pondok Pesantren di Nusaherang Tewas Dianiaya Kakak Tingkat, Keluarga Korban Angkat Bicara

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved