Budidaya Maggot di Sumedang

Bisa Sampai Atasi Stunting, Begini Kata Pj Bupati Sumedang Kepada Petani Maggot

Larva dari lalat hitam keberuntungan atau Black Soldier Fortune (BSF) dikembangkan di banyak tempat di Sumedang. 

Humas Pemkab Sumedang
Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman mengunjungi kelompok petani maggot di Dusun Pasarean, Desa Margamukti, Kecamatan Sumedang Utara, Rabu (25/10/2023).   

Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Larva dari lalat hitam keberuntungan atau Black Soldier Fortune (BSF) dikembangkan di banyak tempat di Sumedang

Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman mengapresiasi petani maggot. Acungan jempol diberikan di antaranya kepada Poktan Maggot Desa Margamukti.

Kelompok tani maggot ini berkiprah mengembangkan manggot di Dusun Pasarean, Desa Margamukti, Kecamatan Sumedang Utara, Rabu (25/10/2023).

Baca juga: SINOPSIS Boy Kills World, Aktor Yayan Ruhian Bakal Kembali Bintangi Film Hollywood

Manggot difungsikan dalam mendaur sampah organik. Sebanyak 50 kilogram maggot bisa menghabiskan 2 ton sampah organik dalam dua hari. 

Binatang yang serupa ulat sebelum menjadi lalat itu sangat cocok dijadikan makanan ternak unggas dan ikan air tawar. Larva ini kaya akan unsur enzim dan protein tinggi. 

Ketua Kelompok Tani Maggot "Pemberdayaan" Desa Margamukti, Iman Romansah menjelaskan bahwa budidaya maggot adalah cara efektif untuk menangani sampah.

Baca juga: BOCORAN Drakor Terbaru Marry My Husband, 6 Aktor Ini Bakal Tayang di tvN

"Kami membudidayakan maggot  karena kepekaan dalam menangani sampah, terutama sampah organik," katanya. 

Menurutnya, keberadaan maggot bisa menangani sampah organik di tingkat rumah tangga.

“Maggot juga menjadi pakan ternak alternatif dan bisa dijual ke peternak unggas, ikan, dan lainnya,” katanya.

Baca juga: HANYA 4 Desa di Kecamatan Kebumen Bakal Terusir Mega Proyek Jalan Tol Jogja-Cilacap

Namun demikian, kata Iman, dalam budidaya maggot muncul beberapa kendala yang sering dihadapi, yakni persoalan teknis merawat maggot serta sarana dan prasaran pendukung.

"Bagi yang sudah berjalan, biasanya justru kekurangan pakan maggot. Maggot dalam jumlah besar, tentu otomatis butuh sampah organik yang banyak. Selain itu, kami juga perlu mixer untuk mengolah maggot dengan campuran pakan yang lain," ujarnya.

Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman menyampaikan apresiasi atas apa yang dilakukan  kelompok tani  yang mengelola maggot. 

Baca juga: Perusahaan BUMN ini Kembali Buka Lowongan Kerja untuk 36 Posisi, Segera Cek di Sini

"Sampah itu kalau dikelola menjadi berkah. Tinggal dibelakangnya mampu mengelola sampah dengan baik. Salah satunya melalui budidaya maggot," katanya.

Menurut Herman, Sumedang menjadi salah satu kabupaten yang cukup konsern dalam pengembangan maggot

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved