Pemilu 2024

Jelang Pemilu 2024, MUI Tasikmalaya Berpesan Supaya Masyarakat Tinggalkan Politik Uang

Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tasikmalaya menggelar Workshop Pemilu Damai pada Kamis (12/10/2023).

TribunPriangan.com/Aldi M Perdana
Deklarasi Pemilu Damai di kantor MUI Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada Kamis (12/10/2023). 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tasikmalaya menggelar Workshop Pemilu Damai pada Kamis (12/10/2023).

Workshop tersebut dihadiri oleh perwakilan parpol, Bawaslu, serta ratusan tokoh agama.

Ketua MUI Kabupaten Tasikmalaya, KH Abdul Basith Wahab mengimbau masyarakat untuk meninggalkan politik uang.

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, MUI Tasikmalaya: Mencari Dunia dengan Perbuatan Akhirat Itu Jelek

“Kepada seluruh masyarakat, kita tanggalkanlah politik uang. Tadi ada keluhan dari salah satu calon, bahwa pihaknya tidak ingin memberi pun, justru (ada) tuntutan dari masyarakat yang ingin diberikan, itu nilainya sangat rendah,” jelas KH Abdul kepada TribunPriangan.com di kantor MUI Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada Kamis (12/10/2023).

“Saya takut, kalau yang nyalon itu iblis dan iblis memberi Rp 1 miliar pada setiap orang ‘kan itu iblis bisa jadi Presiden itu, nanti bisa jadi Bupati kalau masyarakat memang sangat pragmatis gitu. Tinggalkanlah pragmatisme,” lanjutnya.

Baca juga: BOCORAN Drakor Hashs Shinru, Ahn Bo Hyun Gantikan Peran Kim Seon Ho Tampil Drama Sageuk Romance

KH Abdul juga menambahkan, supaya masyarakat tidak mendengarkan celaan-celaan terhadap salah satu kelompok.

“Celaan-celaan terhadap salah satu kelompok dalam media sosial (medsos), karena itu orang-orang yang berkepentingan. Kalau menjelekan pihak A, misalnya, pasti dia itu pihak B. ‘kan gitu? Yang menjelekkan pihak B, pasti kelompok A. Itu pasti itu. Jadi jangan percaya kepada omongan-omongan di medsos yang menjelek-jelekkan seseorang itu siapapunlah gitu,” lengkap KH Abdul.

“Masyarakat jangan terpancing dan itu sanksinya Allah SWT yang menyaksikan. Dalam Alquran tidak boleh asal mendengar seperti itu,” lanjut dia.

Baca juga: Pertimbangkan Cari Pemain Baru, Persib Bandung Justru Berencana Perpanjangan Pemain Ini

Tak hanya itu, KH Abdul juga menyoroti pokitik identitas yang ditakutkan terjadi pada Pemilu 2024 mendatang.

“Yang dimaksud oleh politik identitas itu adalah politik yang bisa membelah. Menilai seolah-olah, (misal), saya kelompok yang baik dan benar, kamu kelompok yang salah, kemudian memakai dalil-dalil agama atau budaya atau apa saja,” 

“Itu menimbulkan perpecahan dan itu dalam Islam juga dilarang. Namanya mencari-cari dunia dengan perbuatan-perbuatan akhirat itu lebih jelek, (jadi) kita fair (red: adil) sajalah,” lanjutnya.

Baca juga: LINK DOWNLOAD Buku Siswa Kurikulum Merdeka Khusus Mapel Buku Agama Hindu SMA Kelas 10-12

KH Abdul juga menambahkan, bahwa sebagai masyarakat yang beragama, kita semua dituntut oleh syariat untuk berupaya. 

“Dan sekarang kita tahu, kita menghadapi hajat nasional, yakni Pemilu 2024. Maka, MUI mengadakan workshop Pemilu Damai, Aman, dan berintegritas. Ini mengajak kepada semua elemen untuk mengedepankan moralitas dan integritas, agar Pemilu 2024 kelak bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan membawa Indonesia semakin bermartabat,” tutur KH Abdul.

Baca juga: Jalan Tol Kertosono-Kediri Bakal Usir Lahan Warga di Desa Wates Kecamatan Tanjunganom Nganjuk

“Kita semua sama ‘kan, untuk mempertahankan NKRI itu tidak ada perbedaan. Jadi, tidak ada artinya kita di dalam membangun rivalitas ini rivalitas yang tidak baik. sehat-sehat sajalah gitu,” lanjut dia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved