Kisah Lansia Beri Makan Semut Rangrang

Ternyata Ini Alasan Lansia di Ciamis Rutin Beri Makan Semut Rangrang di Stadion Galuh

Bila ada laga-laga resmi yang berlangsung di Stadion Galuh Ciamis, Abah Jaman (65) selalu setia sebagai petugas papan skor.

TribunPriangan.com/Andri M Dani
Ternyata Ini Alasan Lansia di Ciamis Rutin Beri Makan Semut Rangrang di Stadion Galuh 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Andri M Dani, Ciamis

TRIBUNPRIANGAN.COM,CIAMIS –Bila ada laga-laga resmi yang berlangsung di Stadion Galuh Ciamis, Abah Jaman (65) selalu setia sebagai petugas papan skor.

Namun di luar pekerjaannya sebagai skor-men tersebut, ternyata Abah Jaman  punya 'tugas' rutin, memberi makan kararangge (semut merah) yang hidup liar dan bersarang di pohon-pohon di sekitar Stadion Galuh, stadion kebanggaan warga Tatar Galuh Ciamis.

Ketika para aktivis “street feeding” punya kegiatan mulia, rutin memberi makan hewan-hewan liar seperti kucing atau anjing terlantar di jalanan tanpa pemilik. Abah Jaman justru punya kebiasaan nyeleneh rutin memberi makan serangga berupa kararangge , semut yang biasa juga disebut rangrang atau kroto.

Baca juga: UPDATE Akses Menuju Perkantoran Pemda Pangandaran Putus Terendam Banjir, Siapkan Jalur Alternatif

Itu sudah dilakukan abah yang berpenampilan nyentrik dengan rambut gondrong memutih sejak bertahun-tahun lalu.

“Rutin sih tidak begitu, biasanya minimal sekali seminggu. Tapi kalau musim hujan seperti sekarang ini, ngasih makannya hampir tiap hari,” ujar Abah Jaman kepada Tribun saat memberi makan kararangge di jalur marka jalan depan SDN 7 Ciamis seberang  Stadion Galuh , Sabtu (8/7) sore.

Pada musim hujan menurut Abah Jaman, semut kararangge cukup sulit mencari makan alaminya. Terlebih ketika hujan turun dengan deras kadang disertai angin kencang. Yang menjadi kendala bagi kararangge kelayapan keluar sarangnya untuk mencari makan.

Baca juga: Tertimbun Longsor saat Cuci Piring di Tepian Kolam, Jenazah Yayah hingga Kini Belum Ditemukan

Dalam kondisi sulit tersebut, Abah Jaman memberikan solusi agar kararangge mudah mendapatkan makanan.

Seperti yang dipergoki Sabtu (8/7) sore , Abah Jaman tengah menenteng kantong kresek putih. Yang ternyata berisi tulang belulang ikan bakar sisa makanan yang sudah dicincang-cincang menjadi kecil oleh Abah Jaman.

Secuil demi secuil serpihan tulang dan sisa daging ikan diambil Abah Jaman, kemudian ditebarnya di tembok marka tengah jalan seberang Stadion Galuh tersebut.

Baca juga: KRONOLOGI Longsor di Peundeuy Garut, 1 Orang Tertelan Longsor saat Cuci Piring di Kolam

Entah sudah menjadi naluri atau suatu kebetulan, satu persatu kararangge turun dari sarangnya yang berada di ketinggian pohon  cemara glodokan maupun pohon ketapang yang tumbuh di marka jalan maupun trotoar sekeliling Stadion Galuh Ciamis tersebut.

Selain memakan langsung, satu demi satu kararangge mengambil serpihan tulang ikan dan kemudian  kemudian secara beriringan kembali naik pohon. Pulang ke sarangnya.

“Waktu hari raya kurban kemarin, benar-benar panen serpihan tulang dan daging kurban. Lumayan untuk ngasih makan kararangge ini,” imbuhnya.

Baca juga: Desa Srirahayu Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung Tergusur Mega Proyek Jalan Tol Getaci

Tidak hanya di pohon-pohon di sekitar stadion, menurut Abah Jaman, kararangge justru banyak hidup liar di pohon-pohon glodokan yang tumbuh tinggi menjulang di sepanjang marka jalan depan komplek ruka depan Terminal Ciamis.

“Sebenarnya lebih banyak di sekitar terminal,” ujar Abah Jaman.

Setelah menebar serpihan tulang ikan bakar di sekitar Stadion Galuh Ciamis, Abah Jaman Sabtu (8/7) sore tersebut langsung beranjak ke arah Terminal Ciamis.

Baca juga: INNALILLAHI, Gagal Mendahului Kendaraan Didepannya, Seorang Pemotor di Cianjur Tewas

Untuk mendapatkan sisa makanan untuk diberikan pada semut-semut rangrang tersebut menurut Abah Jaman tidak terlalu sulit. Sisa makanan banyak bisa didapat dari rumah makan atau dari rumah sendiri.

“Yang ini bekas mancing tadi siang. Banyak dapat ikan langsung dibakar, tulang-tulangnya untuk parap kararangge,” imbuhnya.

Atas kegiatan rutin memberi makan kararangge tersebut, Abah Jaman tidak bermaksud untuk panen kroto dari sarang kararangge yang rutin diberinya makan.

Baca juga: Desa Panyadap Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung Tergusur Mega Proyek Jalan Tol Getaci

“Ngambil krotonya hanya sekedarnya saja. Misalnya untuk mancing atau untuk makan burung,” ujar Abah Jaman.

Lain lagi dengan kebiasaan Hj Dena, yang setiap sore memberi makan puluhan kucing terlantar  yang biasa berkeliaran di sekitar Komplek IC Ciamis. Di sekitar GGT dan Stadion Galuh Ciamis. Berikut juga disekitar Gayam dan Alun-Alun Ciamis.

Baca juga: Desa Padamukti Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung Tergusur Mega Proyek Jalan Tol Getaci

Setiap hari Hj Dena mengeluar uang rata-rata Rp 250.000 untuk menyediakan pakan pabrikan dari pet shop untuk memberi makan kucing-kucing liar tersebut. Kini ada sekitar 52 ekor kucing terlantar yang di”santuni”nya setiap hari.

Bahkan beliau  juga menyediakan rest area (lokasi) untuk menampung kucing-kucing liar. Serta menyediakan lokasi pekarangannya sebagai lokasi penguburan kucing-kucing terlantar yang mati di jalanan. Sudah ada 12 ekor kucing mati yang dikubur di pekarangan Hj Dena, sang penyayang kucing 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved