Pergerakan Tanah di Ciamis

Sejak 2010 hingga 2025 Tanah Terus Bergerak, Warga 2 Dusun di Payungagung Mulanya Tak Mengungsi

Kepala Desa Payungagung, Muhammad Haris Nasution, mengungkapkan pergerakan tanah ini bukan pertama kali terjadi. 

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Ai Sani Nuraini
PERGERAKAN TANAH - Kondisi kerusakan rumah warga di Dusun Pamekaran, Desa Payungagung, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Kamis (13/11/2025). Bencana pergerakan tanah itu terjadi Senin (10/11/2025), saat ini sebanyak 191 jiwa mengungsi. 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS - Hujan deras yang mengguyur selama dua hari berturut-turut sejak Senin (10/11/2025) kembali memicu pergerakan tanah di Desa Payungagung, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis

Retakan dinding, lantai rumah yang pecah, hingga tanah bergeser membuat puluhan keluarga harus mengungsi demi keselamatan.

Kepala Desa Payungagung, Muhammad Haris Nasution, mengungkapkan pergerakan tanah ini bukan pertama kali terjadi. 

Fenomena tersebut telah berulang sejak tahun 2010 hingga 2025 , sudah enam kali kejadian serupa mengguncang dua dusun di wilayahnya, yaitu Dusun Pamekaran dan Dusun Limusagung.

"Dari tahun 2010 sampai sekarang, pergerakan tanah terus terjadi. Kali ini paling parah, karena dua hari dua malam hujan tanpa henti membuat retakan melebar sampai 20 sentimeter,” ujar Haris saat ditemui di Kantor Desa Payungagung, Rabu (12/11/2025).

Baca juga: Belasan Rumah Rusak Akibat Pergerakan Tanah di Rajadesa Ciamis, 47 Warga Mengungsi

Menurut data pemerintah desa, total ada 191 jiwa terdampak di dua dusun tersebut.

Rinciannya, 8 rumah rusak berat, 5 rusak sedang, 34 rusak ringan, dan 7 rumah berada di zona terancam. 

Di Dusun Limusagung, dua rumah lainnya juga mengalami kerusakan, satu di antaranya rusak berat.

Menyadari ancaman yang berulang, pemerintah desa telah membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana yang didanai dari dana desa. 

Forum ini menjadi ujung tombak penanganan cepat setiap kali bencana terjadi.

"Forum ini yang pertama kali bergerak saat malam hari, membantu warga mengevakuasi barang-barang, dan memastikan mereka pindah ke tempat aman,” tutur Haris.

Untuk pengungsian sementara, pada malam hari warga akan menempati Madrasah Bakti Ikhwan yang tak jauh dari Kantor Desa karena dinilai paling aman dan dapat menampung sekitar 100 jiwa. 

Sementara itu, sebagian warga lainnya mengungsi di rumah saudara.

“Kami sengaja tidak membangun posko pengungsian di lokasi terdampak seperti dulu, karena warga tidak nyaman. Di madrasah ini fasilitasnya lengkap, air cukup, dan tempatnya terlindung,” tambahnya.

Baca juga: Daftar 18 KK di Desa Sukajaya Rajadesa Ciamis yang Mengungsi Karena Pergerakan Tanah

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved