Dukung Ketahanan Pangan Indonesia Menguat, Emak-emak di Bogor Giatkan Berkebun di Perkarangan Rumah

Dukung Ketahanan Pangan Indonesia Menguat, Emak-emak di Bogor Giatkan Berkebun di Perkarangan Rumah

Istimewa
Emak-emak dapat pelatihan berkebun dari relawan guna dukung ketahanan pangan Indonesia 

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Global Food Security Index (GFSI) melaporkan, skor indeks ketahanan pangan Indonesia pada 2022 berada di level 60,2 persen.

Skor tersebut lebih tinggi dibandingkan periode dua tahun sebelumnya yaitu 2022-2021, atau lebih tepatnya sejak awal pandemi Covid-19.

Indeks ketahanan pangan GFSI 2022 ini diukur berdasarkan empat kategori, yaitu keterjangkauan harga pangan (affordability), ketersediaan pasokan (availability), kualitas nutrisi (quality and safety), serta keberlanjutan dan adaptasi (sustainability and adaptation).

Baca juga: Tingkatkan Kelas Desa di Jawa Barat, Relawan Ini Gelar Program Pemberdayaan Bagi Warga Sukabumi

Dalam rangka mendung peningkatan ketahanan pangan, relawan Mak Ganjar mensosialisasikan program Berkebun di Pekarangan Sendiri (Berdikari) bagi masyarakat Perum Ambar Waringin, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, belum lama ini.

Koordinator Wilayah (Korwil) DI relawan tersebut, Nurapsi mengatakan, program itu digelar karena ada aspirasi dari masyarakat dan mendorong agar dapat memanfaatkan pekarangan rumah untuk bisa ditanami tanaman seperti buah, sayuran, dan rempah-rempah.

"Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi emak-emak agar bisa produktif dengan melakukan aktivitas berkebun di pekarangan rumah," ujar Nurapsi.

Baca juga: Pentingnya Pola Hidup Sehat, Relawan Emak-emak di Bandung Giatkan Senam Bersama & Periksa Kesehatan

Program berkebun dengan memanfaatkan pekarangan rumah digulirkan setelah melihat potensi yang ada di daerah tersebut, sedangkan pemenuhan kebutuhan sayuran masing-masing keluarga didatangkan dari luar daerah.

"Kami mendatangkan mentor yang sudah berpengalaman serta kebutuhan bibit dalam melakukan praktiknya," lanjutnya.

Berbagai macam jenis sayuran yang dikembangkan warga ini terdiri dari jenis sayuran kangkung, kacang panjang, bayam, terong, cabai, gambas, tomat rampai dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah maupun menggunakan "polybag" atau karung bagi warga yang tidak memiliki lahan pekarangan rumah.

Baca juga: Keluhan Kesehatan Masyarakat Indonesia Naik pada 2022, Relawan Ini Ajak Warga Produktif Olahraga

"Selain tanaman sayuran, juga direncanakan penambahan bibit tanaman labu kuning yang tepungnya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan makanan ringan seperti puding, mi dan aneka makanan lainnya, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan terigu maupun beras," ungkapnya.

Sejak diumumkan penyelenggaraan sosialisasi Berdikari, program tersebut diterima baik oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kecamatan Bojong Gede.

"Kami merasa senang di sini karena warga antusias mengikuti kegiatan tersebut dan lanjutannya berencana untuk membuat perkumpulan yang mana di dalamnya nanti ada program pengelolaan kebun di pekarangan lingkungan sekitar, tentu ini langkah baik untuk mendorong ketahanan pangan yang lebih baik," lanjutnya.

Baca juga: Indonesia Disaster Adaptive Bekali 200 Lebih Calon Relawan Untuk Pemulihan Gempa Cianjur

Nurapsi berharap warga lainnya secara sadar dan bersama-sama untuk berkebun dalam memenuhi kebutuhan harian keluarga yang komoditasnya terus naik di lapangan, seperti bawang merah, bawang putih, cabe dan tomat.

"Kami berharap dukungan dan kerjasama semua pihak, sehingga program penguatan pangan masyarakat ini dapat berjalan guna memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan memberikan tambahan ekonomi keluarga," ujar dia.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved