Gagal Ginjal Akut

2 Anak di Kabupaten Bandung Terinfeksi Gagal Ginjal Akut Misterius, Satu Masih Dirawat di RSHS

Sebanyak dua anak masih menjalani perawatan, sebab difonis mengalamai gagal ginjal akut misterius yang kembali ditemukan di Kabupaten Bandung.

(Tribun Jabar/Lutfi AM)
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Grace Mediana. Sudah ada dua kasus gagal ginjal akut di Kabupaten Bandung. 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Dua orang anak divonis mengalami gagal ginjal akut misterius yang kembali ditemukan di Kabupaten Bandung.

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Bandung, Grace Mediana, mengatakan, pihaknya sudah membuat edaran untuk puskesmas, klinik, dan rumah sakit terkait penanganan anak yang terpapar gagal ginjal akut.

"Sekarang sudah ada dua anak (yang terpapar). Informasinya yang satu kelihatannya aman, karena enggak dirujuk," ujar Grace dikutip dari Tribun Jabar, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Kasus Baru Gagal Ginjal Akut Pada Anak, DPR akan Panggil Kemenkes dan BPOM Soal Peredaran Obat ini

Menurut Grace, dari dua pasien tersebut satu masuk kategori berat dan satu lagi masuk kategori sedang.

Anak dengan gagal ginjal akut kategori berat dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

"Mudah-mudahan bisa ditangani. Kedua pasien masih di bawah 12 tahun," kata Grace.

Grace menjelaskan, sebenarnya ada pasien ketiga, akan tetapi itu belum bisa dipastikan.

"Ini masih dalam pemeriksaan antara keracunan obat atau bukan, tapi kondisinya aman. Berarti yang positif terpapar baru dua, satu lagi masih dalam pemeriksaan," kata Grace.

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Baru Ditemukan di Cirebon dan Ambon, Begini Instruksi Kemenkes

Untuk penanganan pasien gangguan ginjal akut tak perlu tempat khusus karena bukan penyakit menular.

"Tapi semua disiapkan antisipasi penangananya karena angka kesakitannya tak banyak tapi berakibat fatal," ujar dia.

Kata Grace, paling penting adalah antisipasi bagi masyarakat yang terkena penyakit tersebut harus cepat mendapat perawatan, jangan menunggu-nunggu.

Baca juga: Kasus Baru Gagal Ginjal Anak, Masih Bolehkah Minum Obat Sirup?, Ini Penjelasan Kemenkes

"Tenaga kesehatan juga jangan menunggu-nunggu, dan jangan memberikan obat-obat yang sudah diintruksikan oleh Kemenkes, yakni jangan memberikan obat sirup penurun panas, itu sudah diinfokan dan semua sudah membaca juga," ucapnya.

Tanggapan Kemenkes

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, dua kasus diduga gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) di Jawa Barat tengah diteliti penyebabnya.

Dugaan sementara, dua orang tersebut mengalami infeksi, bukan mengidap gagal ginjal karena obat sirup beracun atau mengandung etilen glikol/dietilen glikol (EG/DEG) melebihi ambang batas aman.

"Itu ada dua, dan sekarang sedang dicek apakah itu gagal ginjal atau bukan. Dugaan sementara sepertinya infeksi," kata Budi saat ditemui di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kemenkes dan PT Astrazeneca di Jakarta, Senin (20/2/2023).

Baca juga: Kasus Baru Gagal Ginjal Akut Pada Anak, DPR akan Panggil Kemenkes dan BPOM Soal Peredaran Obat ini

Budi mengungkapkan, dugaan itu menguat ketika pasien gagal ginjal akut membaik setelah diberikan obat antiinfeksi.

Sementara itu, pasien yang mengalami gagal ginjal akut karena keracunan obat sirup biasanya tidak membaik setelah diberi obat antiinfeksi.

"Karena kalau gagal ginjal itu, dia tidak, misal begini, kalau dia dikasih obat-obatan antiinfeksi, biasanya dia tidak bereaksi. Sekarang ini dikasih obat-obatan anti infeksi, enggak dikasih Fomepizole," tutur Budi.

Budi mengatakan, gagal ginjal karena keracunan obat biasanya membaik setelah diberi obat penawar/antidotum, Fomepizole.

"Jadi (kalau gagal ginjal karena obat sirup), harus dikasih Fomepizole baru bisa bereaksi. (Kasus yang sekarang) ini dikasih obat-obatan antiinfeksi langsung turun," ujarnya.

Baca juga: Korban Gagal Ginjal Akut Akibat Obat Sirup Bertambah, Begini Kata Kuasa Hukum Korban

Oleh karena itu kata Budi, para dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) masih melihat dan menganalisis penyebabnya.

Para dokter masih menunggu data dari hasil pemeriksaan laboratorium.

"Ini sepertinya bukan gagal ginjal akut progresif atipikal. Kemudian kita masih menunggu data labnya, karena data lab masih diperiksa, data darah, plasma dan data obatnya. Nanti hari senin ini keluar," kata Budi.

Baca juga: Dua Gejala Ini Bisa Deteksi Balita Derita Gagal Ginjal

Sebelumnya diberitakan, kasus gagal ginjal kembali mencuat pada Januari 2023 setelah kasus baru pertama kali dilaporkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Satu dari dua kasus ini diderita oleh anak berusia 1 tahun, dengan gejala tidak bisa kencing dan akhirnya meninggal dunia.

Sementara itu, satu kasus lain yang awalnya merupakan kasus suspek dinyatakan negatif gagal ginjal akut.(*)

Sumber : Kompas.com (Fika Nurul Ulya)/TribunJabar.id (Lutfi Ahmad Mauludin)

Simak berita update TribunPriagan.com lainnya di: Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved