Festival Bandung Ulin
Ribuan Siswa Kota Bandung Meriahkan Festival Bandung Ulin di GOR Arcamanik
Festival Bandung Ulin digelar dalam rangka mengaplikasikan pendidikan karakter Bandung Masagi, yakni mencintai budayanya.
Laporan Kontributor Tribun Priangan, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Ribuan siswa di Kota Bandung memeriahkan kegiatan Festival Bandung Ulin yang digelar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung di GOR Arcamanik, Kamis (3/11/2022).
Kepala Disdik Kota Bandung, Hikmat Ginanjar, menyampaikan, Festival Bandung Ulin ini merupakan kegiatan yang telah masuk dalam kalender tahunan Disdik Kota Bandung.
Menurutnya, Festival Bandung Ulin digelar dalam rangka mengaplikasikan pendidikan karakter Bandung Masagi, yakni mencintai budayanya.
"Hari ini kami menampilkan seluruh satuan pendidikan di sekolah dasar dan menengah pertama untuk tampil bersama-sama apa yang menjadi kearifan lokal Jabar dengan berbagai permainan alat Sunda dan mengandung arti falsafah yang sangat penting, seperti pesan moral di dalam sebuah permainan," ujarnya di lokasi.
Hikmat mencontohkan, permainan tradisional egrang menuntut fokus dan bisa mengendalikan diri baik jasmani maupun rohani.
Baca juga: Kuliner Bandung Iga Galabag, Jual Iga Bakar Berukuran Superjumbo
Baca juga: Mahasiswa Asal Kota Bandung Beli iPhone 11 Pakai Uang Palsu di KBB Ditangkap
Maka, Festival Bandung Ulin ini sebagai strategi belajar yang dicanangkan Disdik dalam memberikan pembelajaran ke anak-anak generasi hebat khususnya dalam hal karakter.
"(Permainan) itu semua ada kolaborasi, kerjasama, saling menghormati, dan kreativitas di dalamnya. Mudah-mudahan ini akan memberikan oksigen ke anak-anak agat mencintai budaya. Acara ini juga disiarkan secara langsung di seluruh sekolah di Kota Bandung," ucapnya.
Tak hanya itu, dalam Festival Bandung Ulin ini dilaksanakan pula pemecahan launching pencak silat yang telah masuk dalam kurikulum pendidikan di Bandung, termasuk launching angklung sebagai budaya Sunda.
"Kami juga lakukan pemecahan rekor kaulinan (permainan) anak desa (kampung) oleh tim ORI (original rekor Indonesia) sebab kaulinan ini bagian dari budaya melestarikan Bandung Masagi," katanya.
Ketika disinggung terkait kekhawatiran kondisi terkini adanya gadget yang bisa membawa anak-anak meninggalkan permainan tradisional, Hikmat pun mengaku memiliki rasa kekhawatiran itu.
"Jadi, kami mencoba semua berperan memberikan edukasi ke warga soal budaya Sunda untuk pesan yang luar biasa," katanya. (*)
