Bupati Pangandaran Mengaku Terus Terang Tidak Tahu Soal Data SPPG di Wilayahnya, Ini Alasannya
Memang awalnya Ia berencana mengundang kepala atau koordinator SPPG untuk menanyakan dapur MBG di Kabupaten Pangandaran.
Penulis: Padna | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Delapan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Attarbiyah Leuwiliang Cigugur mengalami keracunan setelah mengkonsumsi MBG, Bupati Pangandaran Citra Pitriyami mengaku merasa prihatin.
"Saya merasa prihatin. Sebetulnya, di awal itu saya sudah optimis dengan program MBG itu," ujar Citra kepada sejumlah wartawan di Mapolres Pangandaran, Kamis (2/10/2025) sore.
Hari Senin (29/9) kemarin itu, ada kegiatan koordinasi tentang MBG di Jawa Barat. Tapi, hanya 7 Kabupaten Kota yang tidak diundang karena dianggap kondusif termasuk Kabupaten Pangandaran.
"Jadi, saya juga tidak menyangka, dua hari setelah itu langsung ada kejadian (keracunan)," katanya.
Baca juga: Ramai Kasus Keracunan MBG di Sejumlah Daerah, Orangtua Siswa di Pangandaran Merasa Was-was dan Takut
Walaupun memang, jujur saja diawal pihak SPPG ataupun pengelola MBG itu sama sekali tidak ada koordinasi.
"Jadi kita tidak tahu dapur ada berapa, letaknya dimana, yayasannya punya siapa, jujur kita tidak tahu," ucap Citra.
Memang awalnya Ia berencana mengundang kepala atau koordinator SPPG untuk menanyakan dapur MBG di Kabupaten Pangandaran.
"Tadinya saya mau tanya, di kita itu ada berapa dapur? Baru mau mengundang, eh ternyata ada kejadian," ujarnya.
Meskipun demikian, dari kejadian keracunan kemarin tentu hal itu menjadi PR dan evaluasi bersama.
"Saya tidak akan menyalahkan siapa yang salah, tapi dengan kejadian ini menjadi evaluasi bersama agar kejadian serupa tidak terulang kembali dikemudian hari," kata Citra
Sebelumnya, sebanyak delapan siswa MI Attarbiyah Leuwiliang, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran diduga mengalami keracunan makanan usai menyantap hidangan dari program MBG di sekolah mereka pada Rabu (1/10/2025).
Gejala keracunan mulai dirasakan siswa seusai menyantap menu MBG sekitar pukul 08.30 WIB. Menu yang dikonsumsi terdiri dari capcay, ayam kecap, tahu, jeruk, dan nasi.
Delapan anak dengan kelas berbeda ini bernama Salsa (10), Putri (11), Pika (11), Yola (8), M. Riska (9), Hamed (11), Ika (8), dan Aleksa (11).
Namun kini, tujuh dari delapan siswa kondisinya mulai membaik dan sudah dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
Dari tujuh siswa, empat dinyatakan dalam kondisi membaik tak lama setelah kejadian. Tiga siswa lain, kondisinya dinyatakan membaik sekitar pukul 15.00 WIB.
Sementara untuk satu anak lagi, hari kedua setelah kejadian keracunan masih menjalani perawatan di Puskesmas Cigugur.
Wakasek SMKN 1 Cipatujah Buka Suara Soal Puluhan Pelajar Yang Diduga Keracunan Menu MBG |
![]() |
---|
Cerita Kapustu Darawati Saat Tangani Puluhan Pelajar Cipatujah Keracunan MBG Hingga Harus Merujuk |
![]() |
---|
Keracunan MBG Jadi Isu Nasional Ternyata 10 Petinggi BGN Tak Ada Background Ahli Gizi, Siapa Mereka? |
![]() |
---|
Ramai Kasus Keracunan MBG di Sejumlah Daerah, Orangtua Siswa di Pangandaran Merasa Was-was dan Takut |
![]() |
---|
Korban Dugaan Keracunan MBG di Cipatujah Tasikmalaya Mencapai 109 Orang, Sebagian Sudah Dipulangkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.