Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Jadikan Sunyi dan Sepimu selalu Terhubung dengan Allah

Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Jadikan Sunyi dan Sepimu selalu Terhubung dengan Allah

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Tribun Jogja
NASKAH KHUTBAH TERBARU - Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Jadikan Sunyi dan Sepimu selalu Terhubung dengan Allah. Ilustrasi kesendirian dalam ibadah (siakapkeli) 

Saat ini kita hidup di tengah masyarakat yang semakin modern, namun ironisnya banyak di antara kita yang merasakan kesepian mendalam. Menurut laporan dari WHO, sekitar 16 persen populasi dunia mengalami kesepian, dan lebih dari 871.000 kematian setiap tahun terkait dengan perasaan ini, yang berarti 100 orang meninggal setiap jam akibat kesepian.

Faktor-faktor yang menyebabkan kesepian ini sangat beragam, mulai dari tekanan sosial, kurangnya interaksi sosial, hingga kondisi ekonomi yang sulit, terutama di kalangan remaja dan pemuda yang merasa terasing dalam dunia yang seharusnya saling terhubung. 

Namun perlu kita ingat, bahwa merasa kesepian adalah hal yang manusiawi dan hampir semua orang pernah mengalaminya, termasuk Rasulullah. Nabi pernah merasakan kesendirian saat berada di gua Hira, saat berdakwah, Nabi juga ditinggalkan orang-orang tercintanya, bahkan juga pernah harus hijrah dari Makkah ke Madinah karena banyaknya tekanan dan gangguan saat itu. Tak ada yang lebih menyakitkan dari semua itu. 

Namun, kesepian itu tidak membuatnya putus asa, karena keyakinannya bahwa Allah selalu bersamanya menguatkan hatinya. Maka, jika kita pernah merasakan hal serupa, ingatlah bahwa itu adalah bagian dari ujian hidup, dan dengan mendekat kepada Allah, kesepian bisa berubah menjadi ketenangan. Berkaitan dengan hal ini, Allah ta'ala berfirman dalam Al-Qur’an: 

الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ 

Artinya, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS Ar-Ra’d, [13]: 28). 

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Obat dari Segala Penyakit Hati yang Hampa dan Kering

Kenapa harus mengingat Allah? Barangkali jawabannya karena dalam keadaan tersebut, kita sangat membutuhkan pertolongan, dukungan, dan kasih sayang dari Allah. Maka merendahkan diri kepada-Nya dengan mengingat-Nya dan berdoa dalam kondisi-kondisi seperti itu sangat mungkin untuk diterima dan dikabulkan. Demikian apa yang disampaikan oleh Syekh Muhammad at-Thanthawi dalam Tafsir al-Wasith, jilid III, halaman 239: 

لِأَنَّ الْإِِنْسَانَ فِى حَالَةِ الْخَوْفِ وَمُقَابَلَةِ الْأَعْدَاءِ أَحْوَجُ مَا يَكُوْنُ إِلىَ عَوْنِ اللهِ وَتَأْيِيْدِهِ وَنَصْرِهِ، وَالتَّضَرُّعُ إِلىَ اللهِ بِالدُّعَاءِ فِى هَذِهِ الْأَحْوَالِ يَكُوْنُ جَدِيْرًا بِالْقَبُوْلِ وَالْاِسْتِجَابَةِ 

Artinya, “Karena manusia, dalam keadaan takut dan saat menghadapi musuh sangat membutuhkan pertolongan, dukungan, dan kemenangan dari Allah. Maka merendahkan diri kepada Allah dengan berdoa dalam kondisi-kondisi seperti itu sangat layak untuk diterima dan dikabulkan.” 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah 

Selain mendekat kepada Allah, Islam juga mengajarkan pentingnya saling menolong dan  saling menasihati dalam kebajikan. Rasulullah sendiri, meski telah memiliki keyakinan kuat akan pertolongan Allah, tetap membutuhkan dukungan dari para sahabat seperti Abu Bakar ash-Shiddiq, atau dukungan moral dari Khadijah RA di masa-masa sulit. 

Semua ini menunjukkan bahwa manusia memang diciptakan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran, nasihat, dan uluran tangan sesama. Karenanya, Allah ta'ala memerintahkan kita semua untuk saling tolong-menolong dalam Al-Qur’an, sebagaimana ditegaskan dalam salah satu firman-Nya, yaitu: 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الأِثْمِ وَالْعُدْوَانِ 

Artinya, “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS Al-Ma’idah, [5]: 2). 

Maka, jika kita melihat saudara kita yang sedang kesepian, jangan biarkan ia sendirian. Dengarkan keluhannya, berikan masukan yang menenangkan, atau ajaklah ia terlibat dalam kegiatan sosial-keagamaan. Sebaliknya, jika kitalah yang merasa sepi, jangan ragu untuk membuka diri dan meminta bantuan orang lain. Sebab, salah satu tujuan adanya ikatan persaudaraan dalam Islam (ukhuwah islamiyah) adalah agar kita saling tolong-menolong antar sesama. 

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved