Tafsir dan Terjemahan Ayat Al Quran
Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 61-70: Perbedaan Jelas Antara Orang Munafik dan Orang Beriman
Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 61-70: Perbedaan Jelas Antara Orang Munafik dan Orang Beriman
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TRIBUNPRIANGAN.COM - Tribuners, QS An Nisa adalah surat keempat dalam Al-Quran, yang terdiri dari 176 ayat, dan merupakan surat Madaniyyah.
surat ini dinamakan "An Nisa" yang artinya perempuan karena banyak membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan perempuan.
QS An Nisa menjadi surat yang paling mendalam dalam pembahasannya terkait perempuan dibanding dengan surat-surat lainnya.
Melalui surat ini, Allah SWT membahas berbagai aspek yang berhubungan dengan perempuan, seperti hukum-hukum pernikahan, warisan, hak dan kewajiban dalam keluarga, perlindungan terhadap hak-hak perempuan, dan sebagainya.
Selain itu, surat ini juga mengandung berbagai hukum sosial dan etika yang berlaku dalam masyarakat Muslim pada saat itu dan hingga kini.
Adapun, kali ini TribunPriangan akan membahas pada ayat pembuka yakni 61-70:
Baca juga: Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 51-60: Keimanan Sejati Tidak Hanya Diucapkan
Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 61-70
Ayat 61
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَإِلَى ٱلرَّسُولِ رَأَيْتَ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُودًا
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
Tafsir:
(Dan apabila dikatakan kepada mereka, marilah kamu kembali kepada apa yang diturunkan Allah) dalam Alquran berupa hukum-hukum (dan kepada rasul) agar dapat mengadili kamu (maka kamu lihat orang-orang munafik berpaling daripadamu) kepada yang lain (sejadi-jadinya.)
Ayat 62
فَكَيْفَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌۢ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَآءُوكَ يَحْلِفُونَ بِٱللَّهِ إِنْ أَرَدْنَآ إِلَّآ إِحْسَٰنًا وَتَوْفِيقًا
Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna".
Tafsir:
(Maka betapa jadinya) dan apa yang akan mereka perbuat (jika mereka ditimpa oleh musibah) atau hukuman (disebabkan perbuatan tangan mereka) berupa perbuatan-perbuatan maksiat dan kekafiran, apakah mereka mampu berpaling dan melarikan diri daripadanya? Tentu saja tidak! (Kemudian mereka datang kepadamu) diathafkan kepada yashudduuna (sambil bersumpah atas nama Allah, "Tidaklah kami kehendaki) dengan bertahkim kepada orang lain (kecuali penyelesaian) atau perdamaian (dan kerukunan) di antara dua pihak yang bermusuhan dengan mengadakan pendekatan-pendekatan terhadap hukum dan bukan menyamarkan perkara yang benar."
Baca juga: Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 41-50: Keadilan dan Kesaksian Hari Akhir Bagi Pendusta Rasul
Ayat 63
أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ يَعْلَمُ ٱللَّهُ مَا فِى قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُل لَّهُمْ فِىٓ أَنفُسِهِمْ قَوْلًۢا بَلِيغًا
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.
Tafsir:
(Mereka itu adalah orang-orang yang diketahui Allah isi hati mereka) berupa kemunafikan dan kedustaan mereka dalam mengajukan alasan (maka berpalinglah kamu dari mereka) dengan memberi mereka maaf (dan berilah mereka nasihat) agar takut kepada Allah (serta katakanlah kepada mereka tentang) keadaan (diri mereka perkataan yang dalam) artinya yang berbekas dan mempengaruhi jiwa, termasuk bantahan dan hardikan agar mereka kembali dari kekafiran.
Ayat 64
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ جَآءُوكَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ ٱللَّهَ وَٱسْتَغْفَرَ لَهُمُ ٱلرَّسُولُ لَوَجَدُوا۟ ٱللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا
Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Tafsir:
(Dan Kami tidak mengutus seorang rasul kecuali untuk ditaati) segala yang diperintahkan dan diputuskannya (dengan izin Allah) dengan perintah-Nya; jadi bukan untuk ditentang atau didurhakai. (Dan sekiranya mereka ketika menganiaya kepada diri mereka itu) dengan bertahkim kepada tagut (segera datang kepadamu) dengan bertobat (lalu memohon ampun kepada Allah dan rasul pun memohonkan ampun untuk mereka) di sini terdapat peralihan arah pembicaraan demi meninggikan kedudukannya (tentulah akan mereka temui Allah Maha Penerima tobat) terhadap mereka (lagi Maha Penyayang) kepada mereka.
Baca juga: Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 31-40: Larangan Iri pada Orang Lain, Pembagian Adil Harta Waris
Ayat 65
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا۟ فِىٓ أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
Tafsir:
(Maka demi Tuhanmu) la menjadi tambahan (mereka tidaklah beriman sebelum menjadikanmu sebagai hakim tentang urusan yang menjadi pertikaian) atau sengketa (di antara mereka kemudian mereka tidak merasakan dalam hati mereka suatu keberatan) atau keragu-raguan (tentang apa yang kamu putuskan dan mereka menerima) atau tunduk kepada putusanmu itu (dengan sepenuhnya) tanpa bimbang atau ragu.
Ayat 66
وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ ٱقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ أَوِ ٱخْرُجُوا۟ مِن دِيَٰرِكُم مَّا فَعَلُوهُ إِلَّا قَلِيلٌ مِّنْهُمْ ۖ وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا۟ مَا يُوعَظُونَ بِهِۦ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
Tafsir:
(Dan seandainya Kami wajibkan kepada mereka) an sebagai penafsiran ("Bunuhlah dirimu," atau, "Keluarlah kamu dari kampungmu,") sebagaimana telah Kami lakukan terhadap Bani Israel (tidaklah mereka akan melakukannya) apa yang diharuskan itu (kecuali sebagian kecil) dibaca marfu` sebagai badal dan manshub sebagai mustatsna (di antara mereka. Dan sekiranya mereka melakukan apa yang dinasihatkan kepada mereka itu) yakni menaati Rasul (tentulah hal itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan) lebih memantapkan keimanan mereka.
Baca juga: Arab, Latin, dan Tafsir Al-Quran Surah An-Nisa Ayat 11 - 20: Perlindungan Terhadap Perempuan
Ayat 67
وَإِذًا لَّءَاتَيْنَٰهُم مِّن لَّدُنَّآ أَجْرًا عَظِيمًا
dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami,
Tafsir:
(Dan jika demikian halnya) artinya jika mereka teguh dalam pendirian (tentulah akan Kami berikan kepada mereka dari sisi Kami pahala yang besar) yakni surga.
Ayat 68
وَلَهَدَيْنَٰهُمْ صِرَٰطًا مُّسْتَقِيمًا
dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
Tafsir:
(Dan tentulah akan Kami bimbing mereka ke jalan yang lurus). Kata sebagian sahabat kepada Nabi saw., "Betapa caranya kami dapat melihat baginda dalam surga padahal baginda berada pada tingkat yang tinggi sedangkan kami di tingkat bawah?" Maka turunlah ayat:
Ayat 69
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Tafsir:
(Dan siapa yang menaati Allah dan Rasul) tentang apa yang dititahkan keduanya (maka mereka itu bersama orang-orang yang diberi karunia oleh Allah, yaitu golongan nabi-nabi dan shiddiqin) sahabat-sahabat utama dari para nabi-nabi dan rasul-rasul yang membenarkan dan amat teguh kepercayaan kepada mereka (para syuhada) orang-orang yang gugur syahid di jalan Allah (dan orang-orang saleh) yakni selain dari yang telah disebutkan itu. (Dan mereka itulah teman-teman yang sebaik-baiknya) maksudnya teman-teman dalam surga karena dapat melihat wajah mereka, berkunjung dan menghadiri majelis mereka walaupun tempat mereka jika dibandingkan dengan golongan-golongan lainnya lebih tinggi dan lebih mulia.
Ayat 70
ذَٰلِكَ ٱلْفَضْلُ مِنَ ٱللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ عَلِيمًا
Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
Tafsir:
(Demikian itu) artinya keadaannya bersama orang-orang yang disebutkan itu, menjadi mubtada sedangkan khabarnya ialah (karunia dari Allah) yang dianugerahkan-Nya kepada mereka, jadi bukan hasil dari ketaatan mereka sendiri. (Dan Allah cukup mengetahui) tentang pahala-pahala di akhirat, maka percayalah kamu kepada-Nya karena tak ada lagi yang lebih berwenang dalam penyampaian berita itu daripada-Nya.
Asbabun Nuzul Surah An-Nisa Ayat 61-70
Ayat ke-61 dari Surah An-Nisa turun berkenaan dengan seorang laki-laki munafik yang berselisih dengan seorang Yahudi. Keduanya datang kepada Rasulullah ﷺ untuk menyelesaikan perkara mereka. Orang Yahudi menghendaki agar sengketa mereka diputus oleh Rasulullah karena ia tahu Nabi akan memberi keputusan dengan adil. Namun, si munafik justru menolak dan berkata, “Kita datangi saja Ka‘b bin al-Asyraf,” yaitu tokoh Yahudi yang dikenal licik dan zalim. Orang munafik itu tidak mau berhukum kepada Rasul karena ia takut keputusan Nabi tidak sesuai dengan keinginannya. Maka turunlah ayat, “Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Marilah kepada apa yang diturunkan Allah dan kepada Rasul,’ niscaya kamu lihat orang-orang munafik berpaling darimu dengan keras.” (QS. An-Nisa: 61). Ayat ini mencela keras perilaku munafik yang hanya berpura-pura beriman tetapi menolak hukum Allah dan Rasul-Nya.
Kemudian, ayat ke-62 menjelaskan bahwa ketika orang-orang munafik itu tertimpa musibah akibat perbuatan mereka sendiri, mereka datang kepada Rasul dengan dalih bahwa mereka hanya ingin berbuat baik dan menyatukan pihak-pihak yang berselisih. Ayat ini menyingkap kemunafikan mereka, sebab mereka datang bukan dengan niat ikhlas, melainkan untuk menyelamatkan diri dari akibat kebohongan mereka sendiri.
Ayat ke-63 turun untuk memperingatkan Nabi agar berhati-hati terhadap kaum munafik yang penuh tipu daya. Allah berfirman, “Mereka itu orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. Maka berpalinglah engkau dari mereka, nasihatilah mereka, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwa mereka.” Allah memerintahkan Nabi agar tidak membalas mereka dengan kekerasan, tetapi menasihati mereka dengan cara yang menyentuh hati, agar mereka sadar dan kembali kepada kebenaran.
Ayat ke-64 menjelaskan bahwa Allah mengutus setiap rasul agar manusia berhukum kepada wahyu Allah, bukan kepada hawa nafsu atau hukum buatan manusia. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa jika orang-orang munafik itu datang kepada Rasul untuk memohon ampun atas dosa mereka, lalu Rasul pun memintakan ampun untuk mereka, niscaya Allah akan mengampuni mereka. Namun, kenyataannya mereka tidak mau melakukannya, karena hati mereka telah keras dan tertutup.
Ayat ke-65 menegaskan makna keimanan yang sejati. Allah berfirman bahwa tidak ada keimanan yang benar sebelum seseorang menjadikan Rasulullah sebagai hakim dalam semua urusannya, kemudian menerima keputusan beliau tanpa rasa keberatan sedikit pun di hati, bahkan menerimanya dengan penuh keikhlasan. Ayat ini merupakan penegasan bahwa iman bukan sekadar ucapan, melainkan kepatuhan total kepada hukum Allah dan Rasul-Nya.
Selanjutnya, ayat ke-66 hingga 68 menjelaskan ujian ketaatan. Allah berfirman, seandainya orang-orang munafik itu diperintahkan untuk berkorban atau meninggalkan kampung halaman mereka demi menaati Allah dan Rasul, hanya sedikit dari mereka yang akan melakukannya. Namun, andai mereka benar-benar melaksanakan perintah Allah dan Rasul, niscaya itu lebih baik bagi mereka, menguatkan iman mereka, dan menjadi sebab turunnya rahmat serta petunjuk. Allah menegaskan bahwa orang-orang yang taat dan mengikuti petunjuk-Nya akan dibimbing ke jalan yang lurus.
Ayat ke-69 merupakan kabar gembira bagi orang-orang beriman yang menaati Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman bahwa mereka akan dikumpulkan bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiqin (orang yang jujur dalam iman dan ketaatannya), para syuhada, dan orang-orang saleh. Mereka adalah sebaik-baik teman bagi orang yang taat. Ayat ini menjadi motivasi bagi kaum beriman untuk meneguhkan ketaatan mereka agar memperoleh kedudukan mulia di sisi Allah.
Penutup rangkaian ayat ini, yaitu ayat ke-70, merupakan penegasan dari janji tersebut. Allah menyatakan bahwa karunia dan rahmat-Nya lah yang menjadikan manusia mendapatkan kedudukan mulia itu. Petunjuk ke jalan yang lurus hanyalah untuk mereka yang benar-benar taat dan tulus dalam beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Tafsir Surat An-Nisa Ayat 61 - 70
Tafsir Surat An-Nisa
tafsir
Tafsir dan Terjemahan Ayat Al-Quran
Tafsir Ayat Al-Quran
Surah An-Nisa
Tafsir Surah An-Nisa Ayat 1 - 10
| Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 41-50: Keadilan dan Kesaksian Hari Akhir Bagi Pendusta Rasul |
|
|---|
| Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 31-40: Larangan Iri pada Orang Lain, Pembagian Adil Harta Waris |
|
|---|
| Arab dan Tafsir Surat An-Nisa Ayat 21-30: Wanita Haram Dinikahi, Larangan Pengambilan Mahar Kembali |
|
|---|
| Arab, Latin, dan Tafsir Al-Quran Surah Ali Imran Ayat 181-190: Penolakan Yahudi pada Mukjizat Nabi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Tafsir-Kisah-dan-Asbabun-Nudzul-Al-Quran-Surah-Al-Baqarah-Ayat-11-20.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.