Tafsir dan Terjemahan Ayat Al Quran
Tafsir dan Asbabun Nuzul Surah Ali Imran Ayat 91-100:Tipu Daya Ahli Kitab yang Sesat & Memecah Belah
Tafsir dan Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 91-100: Tipu Daya Ahli Kitab yang Menyesatkan dan Memecah Belah
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUNPRIANGAN.COM - Surah Ali ‘Imran adalah salah satu surat penting dalam Al-Quran yang diturunkan di Madinah dan terdiri dari 200 ayat.
Surat ini dinamakan Ali ‘Imran karena di dalamnya terdapat kisah tentang keluarga Imran, termasuk Maryam dan Nabi Isa AS, yang menjadi bagian penting dalam sejarah para nabi.
Kandungan surah ini sangat luas, meliputi penegasan tentang keesaan Allah, penjelasan mengenai kebenaran wahyu Al-Qur’an yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya, seruan agar umat Islam tetap istiqamah dalam iman, serta peringatan keras terhadap orang-orang yang menolak kebenaran meski telah datang bukti yang nyata.
Selain itu, surah ini juga memberikan tuntunan dalam menghadapi perbedaan dengan ahli kitab, mengajarkan sikap sabar dan tawakal dalam perjuangan, serta mengingatkan agar tidak terpedaya oleh harta dan kekuasaan dunia.
Dengan memahami isi dan makna Surah Ali ‘Imran, umat Islam dapat menjadikannya sebagai pedoman dalam memperkuat keyakinan, meneladani kisah para nabi, serta menata kehidupan dengan berpegang pada petunjuk Allah SWT.
Adapun, kali ini TribunPriangan akan membahas pada ayat pembuka yakni 91-100.
Baca juga: Tafsir dan Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 81-90: Ancaman Bagi Pemurtad dan Kekafiran
Tafsir Surat Ali Imran Ayat 91-100
Ayat 91
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَن يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِم مِّلْءُ ٱلْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ ٱفْتَدَىٰ بِهِۦٓ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.
Tafsir:
(Sesungguhnya orang-orang kafir dan mati dalam kekafiran tidaklah akan diterima dari seorang pun di antara mereka sepenuh bumi) maksudnya suatu jumlah yang banyaknya seisi bumi ini (berupa emas yang digunakannya sebagai penebus diri mereka) fa dimasukkan kepada khabar inna karena serupanya lafal alladziina dengan syarat dan sebagai pemberitahuan tentang sebab tidak diterimanya tebusannya terhadap orang yang mati dalam kekafiran itu. (Bagi mereka disediakan siksa yang pedih) atau menyakitkan (dan sekali-kali mereka tidak punya pembela) yang akan membela dan melindungi mereka dari siksaan itu.
Ayat 92
لَن تَنَالُوا۟ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Tafsir:
(Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian) artinya pahalanya yaitu surga (sebelum kamu menafkahkan) menyedekahkan (sebagian dari apa yang kamu cintai) berupa harta bendamu (dan apa yang kamu nafkahkan dari sesuatu maka sesungguhnya Allah mengetahuinya) dan akan membalasnya. Ketika orang-orang Yahudi mengatakan kepada Nabi saw., "Anda mengakui diri Anda dalam agama Ibrahim padahal ia tidak memakan daging unta dan susunya," turunlah ayat:
Ayat 93
۞ كُلُّ ٱلطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِّبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَٰٓءِيلُ عَلَىٰ نَفْسِهِۦ مِن قَبْلِ أَن تُنَزَّلَ ٱلتَّوْرَىٰةُ ۗ قُلْ فَأْتُوا۟ بِٱلتَّوْرَىٰةِ فَٱتْلُوهَآ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: "(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar".
Tafsir:
(Semua makanan halal bagi Bani Israel kecuali makanan yang diharamkan oleh Israel) atau Yakub (atas dirinya) yaitu unta yang ditimpa penyakit pada urat nadinya. Ia bernazar jika hewan itu sembuh tidak akan dimakannya, maka haramlah hukumnya bagi mereka (sebelum Taurat diturunkan) hal ini terjadi sesudah Ibrahim sedangkan pada masanya sendiri tidaklah haram sebagaimana yang telah diakuinya. (Katakanlah) kepada mereka ("Ambillah Taurat lalu bacalah) agar nyata benar atau tidaknya ucapanmu itu (jika kamu orang-orang yang benar") dalam masalah tersebut. Mendengar itu mereka pun kebingungan dan tak pernah mengemukakan Taurat. Maka Allah swt. berfirman:
Ayat 94
فَمَنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim.
Tafsir:
(Maka barang siapa yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah sesudah itu) setelah terbukti bahwa diharamkan unta itu ialah dari pihak Yakub bukan di masa Ibrahim (mereka orang-orang yang aniaya) artinya melampaui batas kebenaran hingga jatuh dalam kebatilan.
Ayat 95
قُلْ صَدَقَ ٱللَّهُ ۗ فَٱتَّبِعُوا۟ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.
Tafsir:
(Katakanlah, "Benarlah Allah.") dalam soal ini sebagaimana juga dalam segala soal yang diberikan-Nya (maka ikutilah olehmu agama Ibrahim) yang saya anut (yang lurus) yang meninggalkan semua agama untuk memeluk agama Islam (dan tidaklah dia termasuk golongan musyrik). Ketika mereka mengatakan bahwa kiblat mereka lebih awal dari kiblat kaum Muslimin turun pula ayat:
Baca juga: Tafsir dan Asbabun Nuzul Surah Ali Imran Ayat 71-80: Kisah Nasrani Jadikan Muhammad Objek Sembahan
Ayat 96
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِى بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَٰلَمِينَ
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
Tafsir:
(Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun) untuk tempat ibadah (bagi manusia) di muka bumi (ialah yang terdapat di Bakkah) dengan ba sebagai nama lain dari Mekah. Dinamakan demikian karena Kakbah mematahkan leher orang-orang durhaka lagi aniaya. Baitullah ini dibina oleh malaikat sebelum diciptakannya Adam dan setelah itu baru dibangun pula Masjidilaksa dan jarak di antara keduanya 40 tahun sebagai tersebut dalam kedua hadis sahih. Pada sebuah hadis lain disebutkan pula bahwa Kakbahlah yang mula-mula muncul di permukaan air ketika langit dan bumi ini diciptakan sebagai buih yang putih, maka dihamparkanlah tanah dari bawahnya (diberi berkah) hal dari alladzii tadi (dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam) karena ia merupakan kiblat mereka.
Ayat 97
فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Tafsir: (Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata) di antaranya (makam Ibrahim) yakni batu tempat berpijaknya Ibrahim sewaktu mendirikan Baitullah itu. Kedua telapak kakinya meninggalkan bekas padanya sampai sekarang dan tetap sepanjang zaman walaupun pemerintahan yang berkuasa sudah silih berganti. Di antaranya pula dilipatgandakannya pahala kebaikan bagi yang salat di dalamnya dan burung tidak dapat terbang di atas Kakbah (dan barang siapa memasukinya menjadi amanlah dia) artinya bebas dari ancaman pembunuhan, keaniayaan dan lain-lain. (Mengerjakan haji di Baitullah itu menjadi kewajiban manusia terhadap Allah) Ada yang membaca hajja dengan makna menyengaja. Lalu sebagai badal dari 'manusia' ialah (yakni orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan kepadanya) yang oleh Nabi saw. ditafsirkan dengan adanya perbekalan dan kendaraan, menurut riwayat Hakim dan lain-lain. (Barang siapa yang kafir) terhadap Allah atau terhadap kewajiban haji (maka sesungguhnya Allah Maha Kaya terhadap seluruh alam) artinya tidak memerlukan manusia, jin dan malaikat serta amal ibadah mereka.
Ayat 98
قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَٱللَّهُ شَهِيدٌ عَلَىٰ مَا تَعْمَلُونَ
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha menyaksikan apa yang kamu kerjakan?".
Tafsir:
(Katakanlah, "Hai Ahli Kitab! Kenapa kamu ingkar akan ayat-ayat Allah) yakni Alquran (padahal Allah menyaksikan apa yang kamu kerjakan.") hingga akan memberinya balasan?
Ayat 99
قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لِمَ تَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجًا وَأَنتُمْ شُهَدَآءُ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan?". Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
Tafsir:
(Katakanlah, "Hai Ahli Kitab! Kenapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah) dari agama-Nya (orang-orang yang beriman) melalui pendustaan kalian terhadap Nabi Muhammad saw. dan menyembunyikan sifat-sifatnya (kamu mengharap) menghendaki agama itu (menjadi bengkok) sebenarnya iwaja itu kata benda tetapi berarti sebagai kata sifat artinya bengkok atau menyimpang dari kebenaran (padahal kamu menyaksikan) mengetahui bahwa agama yang lurus lagi diridai seperti yang tercantum dalam kitab sucimu ialah agama Islam. (Dan Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan) berupa kekafiran dan mendustakan. Dia sengaja menangguhkan kamu sampai saatmu nanti buat menerima ganjaran dan balasan-Nya. Ayat berikut diturunkan tatkala beberapa orang Yahudi lewat pada sebagian orang-orang Aus dan Khazraj. Mereka berang melihat kerukunan mereka lalu mereka bangkit-bangkitkan fitnah yang terjadi di antara mereka di masa jahiliah sehingga mereka pun bersengketa bahkan hampir bunuh-bunuhan.
Ayat 100
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تُطِيعُوا۟ فَرِيقًا مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ يَرُدُّوكُم بَعْدَ إِيمَٰنِكُمْ كَٰفِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.
Tafsir:
(Hai orang-orang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Alkitab niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir setelah kamu beriman.")
Baca juga: Tafsir dan Asbabun Nuzul Surah Ali Imran Ayat 31-40: Penegasan Keluarga Nabi yang Dipilih Allah
Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 91-100
Ali Imran Ayat 91
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir, tidaklah akan diterima dari seorang pun di antara mereka emas sepenuh bumi walaupun dia menebus dengan itu...”
Asbābun Nuzūl
Menurut riwayat Ibn ‘Abbas, ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi dan ahli kitab yang enggan beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ. Mereka berkata: “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-Nya, dosa kami akan diampuni. Jika kami diazab, maka hanya sebentar saja.” Maka Allah menegaskan bahwa amal dan tebusan apapun tidak diterima bila mati dalam kekafiran.
Ali Imran Ayat 92
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai...”
Asbābun Nuzūl
Riwayat dari Abu Talhah al-Anshari: ia memiliki kebun kurma yang sangat ia cintai (Bairuha’). Setelah ayat ini turun, ia datang kepada Nabi ﷺ dan berkata:
"Ya Rasulullah, Allah berfirman bahwa kita tidak sampai kepada kebajikan sebelum menafkahkan harta yang dicintai. Maka kebun Bairuha’ ini aku sedekahkan di jalan Allah."
Rasulullah ﷺ lalu menyarankan agar kebun itu disalurkan kepada kerabatnya.
Ali Imran Ayat 93
“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil kecuali yang diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sebelum Taurat diturunkan...”
Asbābun Nuzūl
Ayat ini turun ketika orang Yahudi membantah Rasulullah ﷺ. Mereka berkata: “Engkau menghalalkan unta, padahal itu haram sejak zaman para nabi.” Maka Allah menjelaskan bahwa pengharaman itu berasal dari Nabi Ya‘qub (‘Israel’) yang mengharamkan makanan tertentu untuk dirinya karena sakit, bukan karena syariat Allah.
Ali Imran Ayat 94
“Barangsiapa mengada-adakan kebohongan terhadap Allah setelah itu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Asbābun Nuzūl
Turun untuk membantah klaim Yahudi yang menisbatkan larangan makanan kepada Allah, padahal itu hanya kebiasaan Israel (Ya‘qub). Jadi ayat ini memperingatkan mereka agar tidak berdusta atas nama Allah.
Ali Imran Ayat 95
“Katakanlah: Benarlah (apa yang difirmankan) Allah, maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus...”
Asbābun Nuzūl
Turun sebagai jawaban untuk Yahudi dan Nasrani yang mengaku mengikuti Ibrahim, namun menyelisihi ajarannya. Allah menegaskan bahwa agama Ibrahim adalah hanif (tauhid), bukan Yahudi atau Nasrani.
Ali Imran Ayat 96–97
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah)...”
Asbābun Nuzūl
Menurut riwayat, ayat ini turun ketika orang Yahudi Madinah berkata: “Qiblat kami (Baitul Maqdis) lebih dahulu dan lebih mulia daripada Ka‘bah.” Maka Allah menurunkan ayat ini untuk menegaskan bahwa Ka‘bah adalah rumah ibadah pertama yang dibangun di bumi dan menjadi pusat haji.
Ali Imran Ayat 98–99
“Katakanlah: Wahai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah...”
Asbābun Nuzūl
Turun mengenai sebagian pendeta Yahudi yang berusaha menyesatkan kaum Muslim. Ketika beberapa orang dari Aus dan Khazraj masuk Islam, orang Yahudi berusaha menghalangi mereka dan berkata: “Kembalilah ke agama nenek moyang kalian, karena itu lebih baik.” Maka Allah mengecam mereka.
Ali Imran Ayat 100
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari Ahli Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir setelah kamu beriman.”
Asbābun Nuzūl
Menurut riwayat dari Ibn Abbas, ayat ini turun berhubungan dengan peristiwa provokasi Yahudi terhadap kaum Aus dan Khazraj.
Seorang Yahudi bernama Syas bin Qais berusaha mengadu domba dengan mengingatkan kembali permusuhan lama Aus–Khazraj.
Hampir saja mereka berperang lagi, tetapi Rasulullah ﷺ datang, menenangkan mereka, lalu turunlah ayat ini.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Tafsir Surah Al-Imran Ayat 91-100
Tafsir Surah Al-Imran
Evergreen
Konten Evergreen
TribunEvergreen
Tafsir Ayat Al-Quran
Tafsir dan Terjemahan Ayat Al-Quran
tafsir
Al-Quran
Tafsir dan Asbabun Nuzul Surah Ali Imran Ayat 71-80: Kisah Nasrani Jadikan Muhammad Objek Sembahan |
![]() |
---|
Tafsir dan Asbabun Nuzul Surah Ali Imran Ayat 61-70: Islam Mengajak ke Titik Temu Tauhid |
![]() |
---|
Tafsir dan Asbabun Nuzul Surah Ali Imran Ayat 51-60: Bantahan Keras atas Klaim Ketuhanan Nabi Īsā |
![]() |
---|
Tafsir dan Asbabun Nuzul Ali Imran Ayat 41-50: Kisah Nabi Zakariya dan Kelahiran Isa Kepada Maryam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.