Naskah Khutbah Jumat
Naskah Teks Khutbah Jumat 12 September 2025: Raih Surga dengan Akhlak Mulia
Berikut disajikan Naskah Teks Khutbah Jumat 12 September 2025: Raih Surga dengan Akhlak Mulia
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ (القلم: ٤)
Maknanya: "Sesungguhnya engkau wahai Muhammad benar-benar berakhlak yang agung" (QS al-Qalam: 4).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 5 September 2025: Mencintai dan Dicintai Rasulullah
Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan balasan bagi orang yang berakhlak mulia kelak di kehidupan akhirat dalam sabdanya:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ (رَوَاهُ أَبُو داودَ)
Maknanya: "Aku adalah penjamin istana di surga bagian bawah bagi orang yang meninggalkan perdebatan (yang tidak ada manfaatnya) meskipun ia benar, dan dengan istana di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun ia bercanda, serta istana di surga yang paling tinggi bagi orang yang berakhlak mulia" (HR Abu Dawud).
Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia,
Akhlak mulia mengandung tiga makna sekaligus yang tidak terpisahkan satu sama lain. Pertama, berbuat baik kepada semua orang, kepada siapa pun tanpa pandang bulu, tanpa berharap balasan dan imbalan apa pun dari orang yang kita perlakukan dengan baik. Kita berbuat baik kepada seseorang bukan dengan niat supaya orang itu membalas kebaikan kita. Atau dengan niat agar orang itu juga memperlakukan kita dengan baik. Tidak. Kita berbuat baik kepada orang lain semata-mata dilandasi niat ingin menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, ini hal biasa. Hampir semua orang mampu melakukannya. Akan tetapi berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepada kita, ini baru luar biasa. Sangat sedikit yang mampu melakukannya. Dan inilah yang disebut dengan kemuliaan akhlak.
Kedua, bersabar atas perlakukan buruk orang lain.
Ketiga, menahan diri untuk tidak berbuat buruk kepada orang lain.
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 5 September 2025: Moralitas dalam Maulid Nabi Muhammad SAW
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Akhlak yang mulia adalah sebab tersebarnya kasih sayang dan saling cinta di kalangan masyarakat. Sebaliknya akhlak yang buruk biasanya melahirkan saling benci, saling hasud, dan saling dengki.
Marilah kita teladani apa yang dilakukan Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap seorang rabi (pendeta agama Yahudi).
Rabi itu bernama Zaid bin Sa'yah, atau lebih populer dengan panggilan Zaid bin Sa'nah. Ia pernah membaca di sebuah kitab kuno bahwa Nabi akhir zaman salah satu cirinya adalah perlakuan seburuk apa pun terhadapnya tidak akan menambahkan kepadanya kecuali sikap santun dan sabar. Zaid kemudian ingin menguji apakah sifat itu ada pada diri Muhammad. Ia lalu memberi utang Nabi dengan utang yang disepakati temponya. Tiga hari sebelum jatuh tempo, Zaid mendatangi Nabi untuk menagih utang dengan kata-kata kasar yang memancing kemarahan Umar bin Khattab. Umar yang kala itu berada di dekat Nabi hampir saja mencelakai Zaid dan membunuhnya. Rasulullah dengan sabar dan santun spontan mencegah apa yang ingin dilakukan oleh Umar. Melihat hal itu, Zaid langsung mengucapkan dua kalimat syahadat dan masuk Islam. Masyaallah! Demikianlah yang terjadi jika seorang pendakwah berakhlak mulia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah teladan yang sempurna bagi siapa pun yang ingin terjun berdakwah di tengah-tengah masyarakat.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Akhlak yang mulia juga ditunjukkan oleh salah seorang cicit Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Imam Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhum yang berjuluk as-Sajjad Zainal 'Abidin. Suatu ketika beliau berwudhu dengan dibantu oleh salah seorang budak perempuannya. Sang budak memegang sebuah teko (cerek) yang berisi air dan dituangkan sedikit demi sedikit untuk diambil Imam Zainal Abidin dan dibasuhkan ke anggota-anggota wudhu. Tiba-tiba teko itu lepas dari genggaman sang budak dan jatuh mengenai kepala Imam Zainal Abidin. Seketika kepala beliau luka dan mengucurkan darah. Budak perempuan itu gemetar badannya dan sangat takut. Lantas sang budak berkata: wahai tuanku,
Naskah Khutbah Jumat September
Khutbah Jumat Rabiul Awal
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Naskah Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 12 September 2025: Pintu Kejahatan Bersumber dari Miras |
![]() |
---|
Teks Sunda Khutbah Jumat 5 September 2025: Rasulullah Parantos Masihan Conto Dina Sagala Widang |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 5 September 2025: Mencintai dan Dicintai Rasulullah |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 5 September 2025: Kepemimpinan Nabi Muhammad Menjadi Teladan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.