Penjelasan Dedi Mulyadi Soal Kontroversi Renovasi Gerbang Gedung Sate

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyebut jika gerbang Gedung Sate tidak termasuk kawasan cagar budaya atau heritage.

Editor: Dedy Herdiana
TribunJabar.id
Gerbang baru Gedung Sate yang bernuansa candi (kiri) dan bagian depan Gedung Sate yang memiliki ornamen candi tepat di bagian tengahnya (kanan). 

Deretan pilar menuju ruang kerja Gubernur Jawa Barat kini dihiasi berbagai hasil bumi yang dipajang sebagai dekorasi.

Kadiskominfo Jabar, Adi Komar, mengatakan, Gedung Sate bukan hanya pusat pemerintahan, tapi juga ikon dan destinasi wisata kebanggaan Jawa Barat.

Perbaikan tersebut, kata dia, dilakukan agar lebih semakin menarik dan nyaman bagi pengunjung. 

"Karena itu, sudah selayaknya Gedung Sate terus mempercantik diri agar semakin menarik dan nyaman bagi pengunjung. Setiap hari, banyak wisatawan datang berkunjung untuk menikmati arsitektur dan sejarahnya," ujar Adi Komar, Kamis.

Menurutnya, konsep perbaikan gerbang Gedung Sate ini memang mengusung kebudayaan Sunda untuk memperkuat identitas lokal Jawa Barat.

"Gedung Sate kan sangat kental dengan peninggalan Belanda, nah pagar depannya diberikan sentuhan budaya Sunda untuk mengimbangi," katanya.

Dia menegaskan, sentuhan budaya ini tidak hanya memperindah, tetapi juga mencerminkan karakter dan filosofi Sunda yang melekat pada Gedung Sate sebagai simbol pemerintahan yang berakar pada nilai-nilai budaya.

Perbaikan ini, kata dia, menghabiskan anggaran bersumber dari APBD perubahan 2025.  

"Prinsipnya, estetika dan fungsionalitas tetap dijaga agar sejalan dengan upaya pelestarian cagar budaya dan tata lingkungan Gedung Sate," ucapnya. (*)

 

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved